[04] Labyrinth of Wisdom

1 0 0
                                    

Sirat al-Mudrik yang dimaksud oleh para guardianz terletak di bagian barat Terrestial Dominion, tepatnya di lembah Jab'al Mudrik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sirat al-Mudrik yang dimaksud oleh para guardianz terletak di bagian barat Terrestial Dominion, tepatnya di lembah Jab'al Mudrik. Informasi yang mereka peroleh disambut oleh wajah murung Profesor Lucas.

"Para guardianz itu menyebut tentang hati yang murni untuk bisa menemukan pintu masuk Sirat al-Mudrik." Profesor Lucas termenung. "Tapi hati yang murni yang seperti apa yang dimaksud?"

Empat murid akademi saling bertukar pandang. Pengetahuan mereka tentang dominion ini tidak seluas Profesor Lucas. Bila pembimbing mereka saja sudah memasang reaksi seperti itu, tak bisa dibayangkan bagaimana bingungnya empat sekawan Capricornian.

Di tengah perjalanan mereka ke arah barat dari Taman Thaibas, Liora tak henti tersandung apa pun. Mulanya batu lalu gundukan tanah. Terakhir bahkan gadis itu tersandung kaki sendiri yang hampir membuatnya jatuh mencium tanah. Beruntung ada Thor yang sigap menangkap tubuh semampai Liora.

"Le—lepas!" Liora gelagapan. Suaranya bernada ketus dengan wajah semerah tomat busuk.

Kening Kama berkerut banyak. "Lio, Thor sudah menolongmu. Setidaknya bisa berterima kasih, bukan?"

"Te—terima kasih." Liora masih terbata-bata. Dia meremas-remas tangan dengan gugup. Entah apa yang merasuki gadis itu, tetapi sejak keluar dari portal di Taman Thaibas, Liora seolah alergi berdekatan dengan Thor.

Situasi Kama sendiri juga tidak bisa dibilang bagus. Berkali-kali dia beradu mulut dengan Soren. Lelaki berambut hitam putih itu seperti menemukan banyak hal yang bisa dicela dalam diri Kama. Sontak emosi sang pemimpin tim naik hingga ubun-ubun.

"Bisa diam apa tidak?" Kama membentak Soren. Ditepisnya kasar ujung gagang pedang Soren yang tak henti menekan-nekan punggungnya.

"Memangnya apa yang aku lakukan?" Soren memasang tampang tidak berdosa.

"Simpan pedangmu di grimmoire! Dan jaga jarak denganku! Kau harus lima langkah di belakangku!" Kama senewen berat.

Soren memiringkan kepala. Satu sudut bibirnya tertarik ke belakang, mencemooh Kama yang tidak henti-hentinya membentak. Bukan tanpa sengaja bila Soren memegang pedangnya yang berukuran panjang sedemikian rupa, hingga senjata itu tak henti menyodok punggung Kama yang memang berjalan di depannya.

"Kalau sudah menyerah jadi pemimpin tim, kau bisa memberikan posisi itu padaku," ucap Soren dalam nada diseret.

Kama melempar lirikan tajam membunuh. Sembari mengikat rambut jade-nya membentuk cepol mungil, gadis itu menimpali ketus perkataan Soren. "Dalam mimpimu saja!"

Kama kembali memusatkan perhatian ke timnya. Profesor Lucas sudah berjalan jauh di depan. Kama segera berlari-lari kecil menghampiri, tetapi langkahnya spontan terhenti. Kepala gadis itu menengadah dan berputar kanan kiri.

"Kenapa?" Thor menjajari langkah sahabatnya. Di punggungnya terdapat tas berukuran besar yang serasi dengan ukuran badannya yang memang besar. Para guardianz memberikan perbekalan makanan dan pakaian saat mengetahui mereka akan pergi menuju Sidrat al-Mudrik.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 27 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Terestrial: The Sentinels Of Capricornian Stellar GuardiansWhere stories live. Discover now