⚠️BAB 15 - Baju Dinas⚠️

3.9K 162 16
                                    

"Proses jatuh cinta setelah menikah ternyata lebih indah, soalnya tak ada batasan lagi yang harus dipatuhi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Proses jatuh cinta setelah menikah ternyata lebih indah, soalnya tak ada batasan lagi yang harus dipatuhi."
🐊🐊🐊

Caca berulah. Satu pesan masuk dari wanita itu ke ponsel Adit, berisi foto dirinya yang mengenakan ... baju menggoda.

Setelah mendapat chat Caca yang bikin panas dingin, Adit bengong cukup lama.

Jantungnya berdebar kencang, mukanya panas tidak karuan, dan sesuatu yang lain dalam dirinya terus bergejolak.

"Ngape lo?"

Kai menegur dengan sinis sambil menyipitkan pandangan.

Sontak hal tersebut membuat Adit agak terperanjat. "Gak," jawabnya gugup, "gak apa-apa."

"Ya udah, jalan! Udah lampu ijo! Noh, kita diklakson rame-rame sama yang di belakang!" omel sahabatnya.

Adit menelan ludah dan mulai kembali menyetir, melanjutkan perjalanan dalam agenda mengantar sang sahabat.

Namun, foto Caca tadi terus membayangi, bak hantu penasaran di malam Jumat kliwon saat mengincar mangsa. Sialnya, setiap teringat foto cantik Caca, fantasinya membayangkan hal yang iya-iya.

"Astaghfirullah."

Itu ke ratusan kalinya Adit beristighfar. Untung saat ini Kai sudah turun dan dia dalam perjalanan pulang.

Sebenarnya ini gara-gara Caca, karena aslinya dia punya beberapa agenda yang harus dilakukan hari ini. Namun tak apalah, demi melihat istri di rumah pakai baju dinas, jadwal lain bisa dia atur ulang.

🐊🐊🐊

Caca dag-dig-dug tak karuan. Sejak tadi kedua kakinya menolak diam, terus melangkah ke sana kemari tanpa tujuan jelas; hanya di tempat yang sama.

Jantungnya apa lagi, berdebar makin kencang setiap detiknya. Rasanya dia akan memenangkan lotre, atau menanti isi tirai seperti di acara Super Deal.

"Hah!" Caca sudah dalam puncak kebimbangan.

Haruskah dia memakai lingerie? Warna mana yang cocok: putih, hitam, merah?

"Sial!" Caca tepuk jidat.

Gara-gara Vera tadi yang menyuruhnya pose aneh-aneh, otaknya sekarang jadi mikirin yang aneh-aneh juga.

Bagaimana kalau Adit ....

"Astaghfirullah, Cacaaaa! Ini zina pikiran tauuu!" Caca jerit-jerit sendiri. "Eh, tapi kan Adit suamiku. Udah halal dong, kan? Jadi kayaknya ...."

Caca kembali membuka lemari dan mengambil lingerie merah yang disembunyikan paling bawah. Dia mengenakannya dengan jantung terus berdebar kencang.

Apa reaksi Adit nanti? Dia jadi tak sabar melihat reaksi pria itu. Namun, kalau sampai Adit ... hmmm "ninuninu" begitu melihatnya ....

Kan bahaya!

Duar, Nikah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang