9

6.3K 72 0
                                    

Rena sedang fokus memilih dekorasi untuk pernikannya dengan Samuel, dia sampai tak sadar saat seseorang melangkah menghampirinya.

"Belum nemu yang cocok?"

"Belum ada yang menarik di mata aku, kok kamu ke sini jam segini? kerjaannya lagi ga banyak?" balas Rena tanpa mengalihkan pandangannnya dari Ipadnya.

"Jadi kamu udah setuju?"

Rena melihat ke depan, lalu matanya membulat sempurna melihat Abraham yang ada disini, ia kira Samuel yang datang.

"Kakak mau ngapain ke sini?" tanya Rena baik-baik.

"Ketemu calon istri," balas Abraham.

"Jangan mimpi, aku cuma calon istri Samuel."

"Tapi nanti juga nikahnya bukan sama Samuel," ujar Abraham.

"Jangan lancang ka," ujar Rena kesal.

"Kenapa Rena? kamu terlihat kesal sekali sepertinya."

Rena beranjak bangun, lalu berdiri menatap tajam Abraham. "Pergi dari sini, aku ga mau liat kamu kak."

"Aku ga akan pergi."

Rena mendorong Abraham. "Keluar dari sini ka."

Abraham mencekal lengan Rena yang mendorong-dorongnya, lalu berbisik, "Minggu depan kita menikah Rena, aku sudah menyiapkan semuanya jadi kamu tak perlu repot mengurus persiapan acara seperti yang kamu lakukan sekarang."

"Aku ga terima lamaran itu kak! kamu jangan semena-mena seperti ini karena aku akan menikah dengan Samuel, bukan kamu."

"Kamu yakin ingin menikah dengan Samuel? pengecut itu?"

"Brengsek, jangan menghina Samuel!" teriak Rena marah.

"Kamu marah? kenyataannya memang seperti itu, dia anak yang tidak pernah dicintai oleh semua orang," balas Abraham.

Rena mendorong dada bidang Abraham keras. "Kamu tidak tau apa-apa. Kenyataannya Samuel jauh lebih baik dari anda bapak Abraham yang terhormat, dia yang selama ini mengurus perusahaan hingga sekarang berada di masa kejayaannya. Kamu berharap bisa mengambil alih perusaan hanya karena kamu pewaris yang ditetapkan oleh papa? ga segampang itu mengusir Samuel yang selama bertahun-tahun ini berusaha keras kak, banyak kolega-kolega yang kini berada dipihak Samuel asal kamu tau."

Plak.

Tamparan keras dilayangkan oleh abraham pada Renata.

"Perempuan sial," ucap Abraham lalu pergi dari butik.

Rena mengusap pipinya yang terasa kebas karena tamparan keras dari Abraham. "Hikss hikss."

Kaki Renata lemas, kemudian ia terduduk di lantai karena kakinya tak mampu menahan berat badannya. Renata menangis sesenggukan, ia sangat kesakitan hingga kepalanya juga terasa sakit.

Beberapa menit kemudian setelah ia merasa lebih tenang, Rena bangun melihat cermin. "Samuel ga boleh tau kalo Abraham mukul ke sini dan mukul aku," ucap Rena.

Rena meringis perih saat ia menyentuh sudut bibirnya yang berdarah. Rena memakai masker, lalu pulang ke rumahnya.

Mungkin selama berhari-hari kedepan Rena tak akan pergi kemanapun termasuk ke butiknya sendiri, ia akan diam di rumah karena ingin menyembunyikan lukanya hingga sembuh dari Samuel.

•••

Samuel uring-uringan tak bertemu Renata berhari-hari, Renata selalu beralasan untuk tak bertemu, padahal Samuel sangat merindukannya.

Dan hari ini adalah puncaknya Samuel tak bisa menahannya lagi karena tiba-tiba ia mendapat sebuah undangan pernikahan Abraham dan Renata.

Apa ini alasan Renata menghindarinya selama beberapa hari ini? karena sibuk mengurus pernikahan dengan kakaknya?

ObsessiWhere stories live. Discover now