31. Ditinggal Sam

31 5 27
                                    



Nic berdebar dengan perlahan dia menggeser bokongnya dan menempatkan kepalanya di paha Sam dengan posisi tubuh miring. Mata Nic menatap televisi. Dia sama sekali tidak menyangka berada dalam posisi romantis seperti ini. Dadanya berdebar hebat.

Dia pernah berada dalam posisi seperti ini saat masih berpacaran dengan Kurniawan dulu. Kejadian itu sudah lama, Nic sudah lupa. Kurniawan yang anggota DPRD itu dengan rakyat yang memilihnya saja lupa, apalagi dengan Nic yang mantannya. Kurniawan kemarin ada di lokasi ekskavasi, tetapi hanya tersenyum saat mata mereka bertemu. Dia tampak menyebalkan dengan gayanya yang sok asik sebagai anggota DPRD kabupaten.

Janji menikahi, janji tunangan, janji mengenalkan pada orang tua, janji Nic adalah satu-satunya, janji akan selalu ngabarin, janji akan selalu menyempatkan ketemu, dan sederet janji-janji manisnya adalah palsu. Ujung-ujungnya dia menikah dengan wanita lain. Tidak berbeda dengan janjinya pada masyarakat saat kampanye. Seperti janji membangun jalan, janji membuat saluran air, janji memperjuangkan aspirasi masyarakat, janji membangun mushola, membangun pusat layanan masyarakat semuanya gombal. Dia lebih banyak duduk-duduk di kantor DPRD melupakan janjinya dengan Nic dan dengan para pemilihnya.

Selama melamun, mendadak tangan lebar Sam mengelus surai hitam panjang Nic. Nic melotot dan tersadar dari lamunannya. Sam tanpa permisi mengelus lembut surainya. Ingin protes tetapi dia merasa  nyaman dengan sentuhan Sam ini. Dia serba salah, akhirnya dia memilih diam saja sambil menikmati sentuhan lembut tangan Sam.

Saya sayang kamu, Sam. Kenapa cinta hadir di waktu yang salah. Kenapa kamu terlahir saat saya beranjak dewasa. Kenapa kamu hadir saat ini?

Nic menggingit jemarinya. Napasnya tak menentu karena sentuhan lembut sam.

Kenapa Sam begini, dia enggak sadar kalau jiwa saya terguncang hebat. Saya ingin sekali memilikinya.

Lama akhirnya Nic tertidur.

***

Dua film action ditonton Sam sebelum akhirnya dia tertidur juga. Kepalanya tersandar di bahu sofa. Sam lalu terbangun dan mengucek matanya. Dia melihat Nic tertidur dengan posisi miring di pangkuannya.

Sam merasa sangat nekat dengan meminta Nic tidur di pangkuannya dan mengelus lembut surainya. Entah mengapa dia medadak merasa layaknya orang dewasa yang sedang dalam suasana romansa.

Kembali lagi dia mengelus surai hitam Nic yang memang benar-benar tertidur. Sam mengira Nic tidur karena kelelahan acara ekskavasi. Sam tersenyum menatap lembut surai Nic. Kali ini dia mengelus sambil merapikan surai hitam panjang itu.

Pandangan Sam beralih ke pipi kiri Nic yang posisinya di atas karena dia tidur miring. Sam mengelus lembut pipi itu dengan jemarinya. Lalu, dia kembali nekat menunduk dan mengecup pipi wanita yang usianya terpaut jauh darinya.

"Maaf Tante, Sam harus balas kecupan Tante," lirihnya pelan sambil tersenyum dan mengelus surai Nic untuk terakhir kalinya.

Sam mencari-cari bantal sofa yang akhirnya dia temukan tepat di kakinya. Sam mengambilnya dan menggantikan pahanya dengan bantal sofa. Sam melakukannya dengan hati-hati agar Nic tidak terbangun dan akhirnya dia berhasil mengganti pahanya dengan bantal sofa.

Sam berjalan melihat situasi luar melalui jendela. Di luar hujan tetapi tidak begitu deras. Sam berencana akan pulang saat ini juga agar tidak dilihat tetangga Nic. Sebab, jika hujan biasanya jarang orang lain memperhatikan orang yang lewat.

Sam bergegas mencari bajunya yang dia keringkan dan langsung memakainya. Baju itu dikeringkan dengan mesin pengering cucian dan di jemur Nic di ruangan laundry.

Sam mengembalikan pakaian Nicolas ke ruangan laundry. Dia berjalan ke ruangan keluarga kembali dan mencari kertas. Dia akan pamit melalui kertas, karena dia tak ingin membangunkan Nic dan jika dia bertahan di tempat ini, bisa-bisa dirinya yang tak ingin pulang. Jadi, sekarang adalah waktu yang tepat untuk pulang mumpung kemauannya masih kuat.

Sam menemukan kertas di nakas dekat televisi ruangan keluarga yang dia dan Nic tempati. Kertas itu berupa kumpulan kertas yang disatukan dan diberi lem hingga menarik sehelai kertas itu cukup mudah. Kertas itu berukuran A5. Di samping kertas itu langsung ada pena. Sam duduk di kursi yang ada di sebelah nakas. Dia mulai menulis.

Tante ....

Sam, izin pulang dulu. Maaf kalau Sam enggak membangunkan Tante. Sam pulang mumpung ada kemauan Sam buat pulang, dan mumpung di luar hujan jadi tetangga Tante mungkin enggak akan lihat Sam. Lagian mumpung masih siang juga Sam pulang biar Sam dikira tukang paket yang lewat pakai motor.

Tante, Sam enggak bisa berlama-lama di sini sebab kalau terlalu lama, bisa-bisa Sam yang enggak mau pulang. Pertemuan dengan Tante dan kebersamaan dengan Tante adalah yang luar biasa bagi Sam. Ini pertama kalinya Sam memperlakukan wanita dan diperlakukan wanita seperti ini.

Tante, Sam enggak akan lupakan ini semua. Sam juga minta supaya Tante jangan maksa Sam buat lupakan ini seolah enggak pernah terjadi. Tante boleh maksa apapun, tapi jangan maksa Sam buat lupakan kejadian ini. Sam pamit dulu, semoga hari-hari Tante menyengkan tanpa Sam di sisi Tante. Dari jauh, Sam akan selalu ingat Tante dan mendoakan Tante yang terbaik. Doakan Sam supaya lancar tobat dan kembali rajin sekolah seperti permintaan Tante. Jangan lupa belikan hadiah kalau Sam berhasil sepuluh besar.

Oh, iya....

Sam selalu membalas perlakuan orang lain kepada Sam. Seperti saat teman Sam meninju Sam, Sam juga membalas meninjunya. Tante mencium pipi Sam, maka mohon maaf kalau Sam membalas mencium pipi Tante tadi saat Tante lelap di pangkuan Sam.

Sekarang Sam pamit dulu. Kita kembali ke kehidupan masing-masing. Sam mau coba rajin sekolah dan Tante kembali lanjutkan buat laporan ekskavasi Tante. Oh iya, jangan lupa pertimbangkan Om Arga, Sam yakin dia sangat mencintai Tante. Sam sebenarnya ingin seperti Om Arga yang keren dan berwibawa. Sam juga ingin seumuran Om Arga, tapi itu masih lama.

Sam pamit dulu, pintu Sam kunci dan kuncinya Sam taruh di bawa pot bunga mawar yang warnanya putih itu. Sam taruh di situ karena tadi setelah sam cek, celah pintu rumah Tante sempit banget kuncinya gak bisa nyelip lewat celah bawah pintu. Mungkin Tante keluar nanti pakai kunci serep aja. Sekian dulu Tante. Ini Sam tinggalin nomor HP Sam. Siapa tahu Tante perlu. Nanti telepon atau Chat aja, Sam tunggu.

Sam : 0812 3456 7890

Setelahnya dia meletakkan kertas tersebut di atas karpet agar mudah dilihat Nic. Sebelum pergi, Sam mendatangi Nic dengan berjongkok di depan Nic yang berbaring miring di sofa. Sam menatap Nic lembut dan menyelimuti Nic dengan selimut yang dia ambil di kamar Nicolas setelah dirinya ganti ganti baju tadi.

"Sam pergi dulu," ucap Sam pelan sambil menatap Nic. Setelahnya remaja itu mendekatkan bibirnya di kening Nic dan mengecup kening Nic.

Dia keluar melalui ruang tamu dan menutup pintu rumah Nic dengan pelan, lalu menguncinya. Lalu remaja itu mendorong motornya keluar gerbang dan menutup gerbang kembali. Setelahnya dia menstater motornya dan benar-benar pergi meninggalkan Nic di rumah seorang diri.

Kamar SuteraWhere stories live. Discover now