10 • ID Card

358 75 40
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Mobil jip mercy masuk ke dalam pelataran Casanova setelah gerbang utama dibuka tanpa banyak bertanya. Ini pukul delapan pagi. Mercedes-Benz G-Class itu mulai berhenti tepat di mana biasanya dia berhenti. Seperti ada tempat khusus jika di bagian itu memang miliknya.

Setelah mengunci mobilnya, Sekretaris Casanova itu melangkah menuju Rumah Utama dengan tangan yang sibuk menggeser layar tablet. Pekerjaannya selalu menumpuk. Akan tetapi, tepat di tengah-tengah lantai marmer menuju pintu Rumah Utama, kakinya berhenti. Kepalanya terangkat—berkeliling menatap ke segala arah.

Seperti biasa, halaman Casanova telah diisi oleh hampir seratus pengawal yang sedang meregangkan otot setelah berlari mengelilingi kediaman Casanova. Ada sesuatu yang tidak biasa bagi orang nomor dua di Casanova itu. Dia menatap jam tangan dengan merek rolex daytona yang terpasang di tangan kanannya.

“Selamat pagi, Pak.” Andreas berlari menghampiri Sekretaris Mike, memberikan ucapan selamat pagi dengan lambaian tangan. Khas-nya.

“Di mana Tuan?” tanya Sekretaris Mike tanpa berbasa-basi. Biasanya, Tuan sudah melakukan skipping atau hanya peregangan biasa di halaman rumah.

Namun, dia tidak melihat Tuan pagi ini.

Andreas turut menatap ke sekeliling Casanova, kedua bahunya terangkat. “Entah, mungkin masih tidur?”

Bukannya mengangguk menerima jawaban kepala pengawal Casanova itu, Sekretaris Mike malah menatap tajam. “Kau bukannya baru satu atau dua hari berada di Casanova, Andreas. Hampir seluruh hidupmu di dedikasikan untuk Casanova. Tuan tidur? Apa kau kehilangan otakmu?”

Andreas mendengkus, dia mencibir kesal karena mendapat omelan Sekretaris Mike di pagi hari yang cerah ini. “Maaf, Pak.”

“Gunakan otakmu untuk berpikir sebelum berbicara, Andreas.” Jangan ada yang tersinggung. Kalimat pedas itu memang selalu dapat keluar dari mulut Sekretaris Casanova.

Andreas menunduk, dia membungkuk ketika pria bermata sipit itu melanjutkan langkahnya, meninggalkan kepala pengawal Casanova yang memandang kesal.

“Pak.” Andreas membuat Sekretaris Mike kembali menghentikan langkahnya. Pria itu menoleh. “Pak, Bara sudah mendapatkan pakaiannya. Apa dia akan bekerja hari ini?”

Tablet turun, satu tangan Sekretaris Mike masuk ke dalam saku. “Kau menanyakan hal itu pada saya? Itu urusanmu, Andreas.”

“Saya kan bertanya,” ujar Andreas, tidak tahu kondisi mulut Sekretaris Mike.

Sekretaris Casanova itu berdecak, menatap Andreas semakin tajam. “Kau yang melatihnya selama beberapa hari ini, Andreas. Tentu kau yang lebih tahu kemampuannya. Jika menurutmu dia memang sudah cukup bisa diandalkan, berikan posisi Marco padanya segera mungkin. Jika dia masih belum mampu, beri dia tugas menjaga kediaman Casanova terlebih dahulu sampai kemampuannya tidak diragukan lagi.”

Saya Milik TuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang