SHADOW1 (Prolog)

6 2 0
                                    

"PERTAMA-TAMA, UNTUK LEBIH PAHAM KAU HARUS MEMBACA DENGAN TELITI.

INI CERITA KETIGAKU, DAN KEBETULAN BEBERAPA PART DARI CERITA INI AKU BEKERJA SAMA DENGAN TEMANKU.

SEBELUMNYA,
CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA YANG SENGAJA DIBUAT OLEH AUTHOR UNTUK MENGOBATI RASA RINDUNYA KEPADA AYAHNYA.

BETAPA BERHARGANYA AYAH UNTUK SEORANG ANAK YANG TIDAK PERNAH MERASAKAN KASIH SAYANGNYA."

HAPPY READING.

"Istriku akan segera melahirkan. Menurutmu, apakah aku terlihat siap untuk menjadi seorang ayah?" Tanya Marcel kepada seorang pria yang di ketahui bernama Joshua teman baiknya. Joshua hanya terkekeh dengan pertanyaan temannya itu.

"Kalau belum siap, kenapa membuat bayi?" Balas Joshua dengan candaannya, Marcel hanya menatapnya malas. Sudah dia duga kalau jawaban temannya ini pasti akan seperti ini.

"Aku akan mempunyai seorang putri. Dia akan tumbuh menjadi gadis yang sangat hebat. Aku akan mendidiknya dengan baik, aku akan menjaganya. Aku berjanji." Entah angin dari mana, tiba-tiba saja Joshua melajutkan ucapannya itu. Marcel hanya menatapnya dengan senyuman bahagia.

"Aku turut senang untukmu Pak. Kamu benar, sekarang dunia semakin gila. Jika aku memiliki seorang putri aku juga akan melakukan hal yang sama." Balas Marcel sambil menepuk pundak Joshua pelan.

"Apa anakmu laki-laki?" Tanya Joshua kepada Marcel.

Pria itupun mengangguk bangga. "Aku akan mendidiknya dengan benar, tenang saja." Jawab Marcel diakhiri dengan tawaan gelinya. Dia tahu arti tatapan temannya itu.

"Ku harap anakmu tidak mewarisi sifatmu, tuan."  Sindir Joshua lalu diakhiri tawa bersama. Obrolan dua pria yang sebentar lagi akan menyandang status sebagai ayah pun terus berlanjut hingga akhirnya Joshua memutuskan untuk pamit.

AUSTRALIA, 16: 47

Dingg

Dongg

"Iya sebentar ..." sahut seorang wanita cantik, sambil berjalan tertatih menuju pintu.

"Bersabarlah ... aku tidak bisa berjalan dengan cepat seperti biasa, dasar ..." omel wanita itu ketika bell pintu terus di tekan, sambil memegangi perutnya yang semakin membuncit dia pun membuka pintu itu.

"Sayangg, maaf membuatmu kesal ..." ucap Joshua sambil tertawa pelan. Dia langsung berjongkok dan menciumi perut istrinya itu, sedangkan Viollete yang merupakan istrinya itu hanya menatapnya kesal.

"Haii putri ayah ... apa kamu baik-baik saja di sana? Ayah ingin sekali menggendongmu ... jadi cepatlah keluar." Joshua berjongkok dan menciumi perut istrinya dengan gemas.

"Tentu saja dia pasti baik-baik saja di sana. Aku menjaganya dengan baik, kau tau itu." Protes Viollete kepada Joshua suaminya itu. Pria itu hanya terkekeh geli dengan kelakuan istrinya ini.

"Iya aku tau itu. Ayo masuk, hari ini aku yang akan memasak." Ajak Joshua sambil merangkul istrinya dan berjalan menuju ruang tengah di mana mereka sering duduk di sana untuk menghabiskan waktu sambil menonton televisi atau hanya sekedar mengobrol.

"Baiklah ... aku juga sudah lapar." Jawab Violette lalu beralih duduk di sofa dan menyandarkan dirinya di sana.

Joshua meletakkan tasnya, "maafkan aku, aku pulang agak telat hari ini. Kau tau, Marcel akan mempunyai bayi juga seperti kita." Lanjut Joshua sambil berjalan menuju dapur yang tak jauh dari sana.

"Benarkah? Wah ... apa bayinya laki-laki? Jika iya aku akan menjodohkan mereka." Sahut Violette dengan antusias.

Joshua terlihat kesal dengan penuturan istrinya, "Tidak! Aku tidak mau," balasnya sambil membuka lemari pendingin untuk melihat beberapa bahan yang akan di gunakannya untuk memasak kali ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHADOW: the ballerinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang