13

3.7K 333 14
                                    

🏔Arjuna

Sejak 3 hari ini aku memang sudah tidur di rumah kos milik eyang, kerja ku selalu larut jadi aku putuskan pulang ke kos saja karena memang lebih dekat daripada harus balik ke rumah ibu, aku baru saja memarkirkan motorku dan masuk lewat pintu samping, terdengar suara anak-anak kos yang sepertinya sedang berkumpul di meja makan samping dapur mereka, aku mengintip dari balik jendela dan benar, sepertinya sedang merayakan sesuatu.

Bi Marni, ART di tempat ini yang memang ibu tugaskan untuk beberes baru saja masuk ke dalam rumah juga sama sepertiku "Eh mas Juna, tidur sini to?" aku mengangguk.

"Mau makan apa biar bibi buatkan!"

"Saya tadi sudah makan kok bi, makasih ya."

"Ya sudah kalau gitu, kalau butuh apa-apa bibi di kamar belakang ya mas" aku mengangguk, tapi sebelum bibi pergi aku bertanya ada acara apa di belakang sana?

"Oh itu ada anak kos yang barusan lulus sidang, kemarin juga ada yang ulang tahun mas jadi ngerayainnya bareng."

"Oh, ya sudah kalau gitu."

"Mas Juna keganggu? nanti bibi suara pelankan suaranya aja sekalian ke belakang."

"Gak usah bi, saya gak keganggu kok,"

"Ya sudah kalau gitu bibi ke belakang ya mas, selamat istirahat mas Juna." aku tersenyum dan membiarkan bi Marni lewat di depanku kemudian berlalu.

Aku berjalan menuju kamar dan memaksa diriku untuk segera mengguyur badan dengan air shower yang menyegarkan.

.

Mandi ku akhirnya selesai, dan aku berencana untuk mengambil air mineral yang ada di dalam kulkas, aku suka meminum air putih yang langsung dari botol, tidak ramah lingkungan dan tidak hemat jadi tolong poin yang ini jangan dicontoh, tapi aku benar-benar sudah melakukan ini sejak SMA, rasanya berbeda dari air galon walau merk nya sama.

Aku baru membuka kulkas, dapur memang sudah gelap dan suara anak-anak kos sudah tidak terdengar, sepertinya acara mereka sudah selesai "Permisi pak....." ini suara seorang perempuan, dan muncul dari balik tubuhku, jujur aku sedikit terkejut.

Aku membalikkan badanku karena aku yakin yang ini bukan setan, setan penunggu rumah eyang yang ini bukan sosok perempuan seingat ku "Ya?" aku membalas dan kini mataku berhasil terbelalak, seakan meyakinkan mataku tidak salah melihat, gadis yang aku kenal sedang membawa sepiring piza, kue, dan entah apa lagi sambil tersenyum.

"Rinjani?" aku melihat Jani dengan tangan yang memegang piring dan bungkusan lain di tangannya.

"Mas Juna?" dia juga nampak bingung dan terkejut sama sepertiku.

"Kok kamu disini?"

"Aku mau cari pak kos baru, kata Bi Marni ada di rumah utama, barusan pulang."

"Pak kos baru?" aku bertanya dan berusaha mencerna maksudnya.

"Mas kok disini?" aku seakan baru paham dann akhirnya aku menutup pintu kulkas "Kamu ngekos disini?" dia mengangguk.

"Astaga, kenapa aku baru tahu?"

"Lah mas gak tahu?" aku menariknya untuk duduk di kursi meja makan yang ada di dekat kami "Kamu gak pernah bilang kamu ngekos."

"Oh mas kalau antar aku selalu ke kedai ya? aku lupa, maaf-maaf."

"Tapi kok mas bisa disini? ini kan kosan cewek," kami terdiam sesaat kemudian dia menutup bibirnya dengan kedua tangannya dengan ekspresi yang terkejut, oh sepertinya dia sudah paham kalau aku bapak kos baru yang dia maksud.

Juna Jani, I Love You Pak Kos! [Hiatus]Where stories live. Discover now