[05] Angels Who Are Close to Humanity

3 1 0
                                    

"Simbol apa itu?" Zoya menunjuk sederet gambar abstrak yang tertera di setiap anak tangga emas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Simbol apa itu?" Zoya menunjuk sederet gambar abstrak yang tertera di setiap anak tangga emas.

Tim Libra yang mulanya terburu-buru naik untuk mencapai wilayah baru, sontak berhenti sejenak untuk mengamati sesuatu yang diperhatikan Zoya.

"Kurasa simbol itu menyampaikan cerita tentang peristiwa atau sejarah seperti yang dilakukan manusia purba di dalam gua," gumam Dedric sambil berjongkok untuk memeriksa simbol-simbol itu.

Prof. Lucas yang berjalan memimpin kembali menuruni anak tangga untuk menghampiri anggota Tim Libra, berusaha menguji mereka. "Ada yang ingat dengan pelajaran dari kelas Ancient Manuscript?"

Dari seluruh anggota Tim Libra yang berpikiri keras, hanya Jove yang terlihat santai. Namun, Laki-laki berkacamata itu meletakkan jari-jemarinya untuk meraba setiap simbol di anak tangga. Ia mengangguk-anggukkan kepala beberapa kali setelah menaiki belasan anak tangga yang dipenuhi simbol rumit.

"Tidak ada gunanya kalau kamu hanya berbicara di dalam kepala. Kami tidak mengerti." Dedric berkomentar jengkel.

Lumina hendak menegur Dedric yang seringkali berkomentar tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Namun, Jove segera mengutarakan hasil pengamatannya.

"Dugaanmu tadi ada benarnya," kata Jove.

Sebelum pemuda itu melanjutkan pemaparannya, Dedric lebih dulu menyela sambil tertawa bangga. "Sudah kuduga aku memang cerdas."

"Tidak ada gunanya kalau kamu hanya menduga. Kemungkinan salahnya 'kan masih besar. Kalau kamu cerdas harusnya sudah tahu arti dari simbol-simbol itu," sindir Lumina, meniru cara Dedric mengomentari Jove.

"Bisakah kalian tunda dulu pertengkarannya?" Zoya menengahi percikan api sebelum tersulut. Prof. Lucas menyetujui Zoya, sebaiknya mereka tidak membuang waktu untuk mendebatkan hal yang tidak penting.

"Lanjutkan, Jove," ujar Prof. Lucas dengan tenang, menatap tajam Lumina dan Dedric yang kini diam membisu.

"Simbol-simbol ini menceritakan tentang wilayah Celestial yang dihuni oleh malaikat. Bisa dikatakan kalau ini adalah Kerajaan Malaikat, dan mereka membaginya dengan tingkatan kelas. Beberapa simbolnya kurang dipahami, tetapi gambaran besarnya seperti itu. Kalau boleh berasumsi, kurasa kita harus menghadapi malaikat tingkat paling atas untuk mendapatkan Artefak Peta Bintang."

"Bagus, Jove. Tidak salah aku memilihmu dalam misi ini." Prof. Lucas memuji. Jove tersenyum sekilas sebelum menjadi pemuda pendiam lagi.

Mereka pun melanjutkan perjalanan hingga mencapai sebuah wilayah luas yang dipenuhi bangunan megah dengan kilau emas. Bangunan itu kebanyakan berupa menara bertembok putih dengan puncak yang runcing dan berwarna emas. Pilar-pilarnya tinggi, menciptakan kemegahan dan keagungan. Udaranya hangat, sementara langitnya cerah karena disorot oleh cahaya matahari yang dilindungi awan-awan putih tipis.

Dari puncak menara-menara itu, mereka melihat sesuatu melintas cepat, masuk dan keluar bagai kilat yang terus berulang. Sekilas Lumina dapat melihat ada bulu putih yang jatuh. Ia pun memungutnya dan mengamati bulu itu dengan teliti.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 28 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Celestial: The Angelic Kingdom of Heavenly LightWhere stories live. Discover now