6] Tetap ada

1.8K 318 136
                                    

Jisung yang sedang bermain game berdecak kesal mendengar handphone Jaemin yang terus berdering, panggilan dari nomor tak di kenal.

"Ini minta di bunuh apa gimana sih?" Ia beranjak bangun dan meraih hp Jaemin yang berada di meja. Menatap sesaat sebelum memilih menggeser ikon hijau.

"Halo Jaem? Kamu dimana? Kok belum pulang?"

Jisung mengernyit mendengar suara laki laki, "Siapa?"

"Loh? Ini bukan Jaemin?"

Jisung berdecak, mematikan sambungan telepon dan mengantongi hp Jaemin, kembali melangkah ke balkon untuk duduk dan bermain game.

_____________________________

Jaehyun menatap handphone nya bingung, "Mama salah kasih nomor ya? Itu tadi siapa?"

"Aduh, Jaemin kemana sih, kok belum pulang?" Gumamnya khawatir, melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 12 malam.

"Gak punya nomor temennya lagi, gimana ya?"

"Lho Jaehyun? Kok belum tidur?" Irene yang berniat mengambil air minum menatap bingung pada Jaehyun yang duduk di sofa ruang keluarga.

"Nunggu Jaemin, dia belum pulang. Tadi pas aku hubungin juga bukan dia yang jawab, mama salah kasih nomor ya?"

Irene terdiam sesaat, "Itu bener nomor Jaemin kok."

"Terus tadi siapa? Aahh kok Jaemin belum pulang pulang sih? Ini udah telat."

Irene memilih mendekati putranya yang tampak khawatir itu, mendudukkan diri di hadapan Jaehyun yang masih fokus bergumam tanpa menatapnya. Dari awal hubungan Irene dan kedua putranya memang tak baik, lebih terkesan asing karena Irene tak pernah mau merawat apalagi menghabiskan waktu dengan mereka, lebih memilih sibuk bekerja sebagai model dan bolak balik ke berbagai negara entah untuk liburan atau pekerjaan.

Ya, dia memang ibu yang buruk.

Irene menarik nafas dalam, "Abang."

"Hm?" Jaehyun menatap Irene yang kini tersenyum.

"Maafin mama, maaf karena mama udah jadi ibu yang buruk untuk kamu dan Jaemin."

Jaehyun diam, tak berniat menjawab karena itu memang kenyataan, dia sudah lelah menghadapi kedua orang tuanya itu.

"Pas kamu milih kuliah ke luar negeri dan pergi, Jaemin sakit, dia di rawat di rumah sakit seminggu, demam, sesak, dan itu terus terusan terjadi sampe dia gak bisa tidur."

Jaehyun tercekat, dia--tak tau soal itu, tak ada yang memberi tahunya..

"Kemudian, pas kelas 1 SMA, Jaemin ketergantungan sama obat tidur, pagi itu dia terus terusan muntah sampe harus di bawa ke rumah sakit, dan dokter bilang itu karena Jaemin terlalu sering ngonsumsi obat tidur, itu berbahaya."

Mata Jaehyun berkaca kaca, ketergantungan obat tidur? Benar, saat memasuki kelas 1 SMA Jaemin mulai jarang mengiriminya pesan kan?

"Abang, mama gak bermaksud nyalahin abang karena pergi jauh dan ninggalin Jaemin disini. Ini salah mama sama ayah, karena kita orang tua yang buruk."

Irene menatap putranya sendu, "Maaf karena walaupun mama tau kita orang tua yang buruk, tapi tetap gak ada perubahan sama sekali, mama minta maaf."

Jaehyun mengusap air matanya yang mengalir, "Maaf mama itu--apa bisa gantiin rasa sakit Jaehyun sama Jaemin?"

"Enggak ma, setidaknya minta maaf kalau mama udah punya niat untuk berubah."

Irene mencengkram erat baju tidurnya, membalas tatapan rumit putra sulungnya.

"Maaf. Abang, tolong jaga Jaemin ya? Perhatiin--semuanya, jangan pernah tinggalin dia lagi."

Irene segera beranjak bangun, tersenyum teduh pada Jaehyun yang masih menunduk, "Mama juga akan berusaha, jadi--pastiin Jaemin tetap ada sama kita saat mama minta maaf dan berubah jadi ibu yang baik buat kalian."

Jaehyun mengerjap, menatap Irene yang kini berlalu pergi, pastiin Jaemin tetap ada sama kita?

Apa maksudnya?

__________________________

Huekk

Jaemin meringis, mencengkram perutnya kuat, matanya berkaca kaca menahan sakit.

"Udah? Bangun dulu, lantainya dingin," Jisung memapah Jaemin ke ruang tengah, mendudukkan laki laki itu di sofa dan mengambil segelas air hangat.

"Minum dulu, biar perutnya gak sakit lagi."

Jaemin menggeleng, "Perut gue perih banget."

"Lo minum obat tidur akhir akhir ini?"

Dan diamnya Jaemin jelas iya, Jisung menghela nafas kasar.

"Kita ke rumah sakit sekarang--"

"Gak mau, gue gak mau di rawat di rumah sakit," Sela Jaemin cepat.

Jisung mengangguk dan mulai mengetik di handphone nya, "Yaudah gue panggil dokter--"

"Gue juga gak mau di periksa," Jaemin lagi lagi menyela, dia tak mau minum obat atau di suntik, obat tidur pengecualian ya!

Rahang Jisung mengeras, "Jangan keras kepala bisa? Lo ngebahayain diri sendiri tau kak."

"Ck, kenapa lo marah sih?"

"Jelas lah, lo ada di apart gue, jadi lo harus nurut sama gue," Tekan Jisung kesal.

Jaemin mengepalkan kedua tangannya erat, "Yaudah gue balik."

Jisung dengan cepat menahan tangan Jaemin yang hendak pergi, "Siapa yang ngizinin lo pergi?"

"Lo gila ya? Lepasin gue, gue mau pulang--"

"Gak ada pulang, tunggu dokternya sampe--"

"GUE GAK MAU DI PERIKSA! Kurang jelas?!" Jaemin berusaha menarik tangannya namun tak bisa, tubuhnya terlalu lemah dan perutnya benar benar perih, Jaemin bahkan merasa kesusahan berdiri.

"Gue gak ngerti bahasa lo, mending diem disini sampe dokternya datang."

"Gue mau pulang--"

"Diem atau gue telpon bang Haechan?"

Jaemin sontak terdiam, berhenti berusaha melepaskan tangannya seperti tadi. Sial, bocah ini menyebalkan..

__________________________

"Oh, gimana sekarang?" Tanya Haechan, sebelah tangannya sibuk mengotak atik komputer.

"Masih di periksa dokter, kayaknya karena obat tidur lagi deh."

Haechan tersenyum miring dengan mata yang penuh sorot kekesalan, "Bawa ke apart gue pas dia tidur."

"Ha? Bisa bisa dia marah sama gue, bang!"

"Gak bakal biar gue yang urus, pas dia tidur langsung bawa kesini."

"Iya--eh udah dulu ya bang, gue bicara sama dokter dulu."

Tutt tutt

Haechan melempar hp nya ke sofa yang tak terlaly jauh darinya, kembali sibuk dengan komputer di hadapannya, "Tuh anak gak bisa di jinakin ya, heran gue."

"Hobi banget nyiksa diri sendiri, minta di siksa ya?"

Haechan menatap lekat rekaman cctv yang terputar di komputer, "Oohh pasutri bego ini udah balik, pantesan.."

"Kira kira daddy butuh satu anak lagi gak ya? Mommy kan juga suka yang gemes gemes."





























AKU UP LAGI~

AHAHAHAHAHAHAHAHAH

cape ya sama notifnya?

komen yang banyak di tiap paragraf~

⚠️150 vote dan 100 komen buat next
⚠️jangan jadi siders ya🥰 yg siders berarti anak setan

see u di next chap, lop u all

jangan lupa vote dan komen💚💚

Save MeWhere stories live. Discover now