16

3.6K 313 8
                                    

🗻 Rinjani

Aku menyempatkan untuk datang ke kedai pagi ini setelah drama indomie kare di kosan, aku langsung minta maaf pada bi Marni secara empat mata, dan aku jujur padanya kalau itu hanya bercanda untuk memecah fokus anak-anak yang sedang melihat pemandangan haram!

Aku baru duduk di kursi favoritku, samping etalase pastry barusan aku membantu sedikit di kitchen dan pandanganku langsung terfokus pada satu dus indomie kare yang ada hiasan pita besar berwarna merah yang tiba-tiba mendarat di meja dann kini menghiasi seluruh mataku.

"Buat pacar aku, biar gak emosi pagi-pagi," mas Juna sudah duduk di kursi seberang sambil tersenyum "Aku tahu kamu sudah minta maaf ke bi Marni, tapi lain kali jangan begitu, kasihan bi Marni," aku meliriknya agak malas, sejujurnya aku melakukan ide kepepet itu karena ulah mas Juna, tapi dia memang belum tahu alasan itu, aku membuang muka ku dan malas menatapnya.

"Marah aku tegur?" dia memastikan tapi aku tidak bereaksi apa pun.

"Hei, kenapa? coba bilang ke mas biar mas tahu,"

Aku meliriknya "Aku juga gak tahu kenapa tiba-tiba ide indomie kare itu muncul gitu aja, aku cuma bingung mikirin gimana caranya anak-anak kosan stop ngelihatin kamu yang lagi cuci mobil gak pakai baju atasan!"

"Oh gitu," ekspresinya benar-benar datar dan biasa, what?

"Kamu cemburu ceritanya?" aku memutar kedua bola mataku.

"Mas pikir aja deh, gimana kalau aku yang kayak gitu? mas mau?"

"Emang kamu punya rencana nyuci mobil gak pakai atasan apa-apa?"

"Ya gak lah!"

"Nah itu, makannya!"

"Ngapain pakai acara gak pakai kaos?" aku gemas.

"Gak sengaja basah semua sayang," halah alasan!

"Kan bisa pakai baju yang lain,"

"Iya, tapi nanti jatuhnya kelamaan, tadi cuma tinggal sedikit makanya aku selesaikan dulu,"

"Maaf ya......" dia mengelus tanganku tapi aku hanya meliriknya.

"Gak tahu ah, aku masih bete," aku mnyingkirkan tangannya tapi dia malah tersenyum "Mau mas temenin kemana nih biar kamu gak bete bete lagi?" sial, kenapa dia pakai embel-embel "mas" sih buat nyebut dirinya sendiri? hatiku kan jadi bergetar!

Aku meliriknya sebentar memastikan tawarannya bukan hanya sekedar formalitas minta maaf seorang pacar, aku memang berencana mencari stock untuk kedai ku sendiri selama proses renovasi yang baru saja berjalan "Benar gak nih?" dia mengangguk.

"Mau anterin aku naik?"

"Pelaminan?" tanyanya dengan nada serius dan itu membuatku terkejut, aku refleks menepuk tangannya.

"Naik kemana?"

"Daerah Prigen, ke Ledug"

"Oh boleh, aku kira kamu mau minta main ke Cimory"

"Mas mau kesana?" dia menggeleng.

"Ngapain ke Ledug?"

"Mau pilih biji kopi buat kedai"

"Kamu statusnya di kedai ini apa sih kok kayaknya semua bisa kamu lakukan? aku gak yakin disini kamu cuma part time deh," aku nyengir kuda untuk menanggapi pikirannya itu.

"Bukan buat kedai ini, aku mau buka kedai kecil-kecilan mas, tapi fokusnya di pastry, nah aku juga mau ada-in menu kopi buat jadi sandingan nya nanti."

"Oh gitu, keren banget kamu yang, aku yang pacar kamu kayak gak tahu apa-apaan."

Juna Jani, I Love You Pak Kos! [Hiatus]Where stories live. Discover now