02. Aurora and Jovan

149 11 2
                                    


Jam istirahat sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu namun Chika baru menginjakan kakinya dikantin, dengan segelas susu kotak dengan makanan di piring maniknya mengitari penjuru kantin. Melihat Aruka yang tengah menyantap makanan sendiri Chika segera menghampiri, dengan senyum lebarnya sang gadis mendudukkan dirinya didepan Aruka.

"Tumben telat?" Aruka bertanya.

Aruka tahu hal yang paling disukai Chika disekolah adalah jam istirahat maka ia sedikit heran saat sang roomate melewatkan makan siangnya.

"Tadi lihat Asa latihan drama di ruang teater" jawab Chika sembari menyendokan sesuap nasi.

"Chika.."

"Gue penasaran sama dramanya elah, santai"

"Jangan berlebihan sama dia, nanti Lo digencet bodyguard nya mau?"

Chika bergidik, mengingat otot-otot besar lelaki yang selama ini menjaga tuan putri.  "Iya Aruka"

"Ingat terus omongan gue tadi pagi Chika, gue gak mau fantasi gila Lo sampe bahayain Lo" Chika mengangguk-angguk.

Walau sebenarnya tak rela, Chika akan bersikap biasa saja jika tentang Asa di depan Aruka. Chika merasa buku yang dia temukan sangat mirip bahkan sama dengan penggambaran asa yang dia temukan di dunia nyata. Chika tidak pernah berinteraksi dengan Asa, namun yang ia tahu gadis itu selalu ramah dengan siapapun meskipun dengan ia membuat jarak kepada semua orang.

"Dengerin gak Chika?" Tanya Aruka, Chika yang sempat berhenti mengunyah kembali mengunyah.

"Iya gue dengar"

"Permisi, Aku boleh gabung gak? Soalnya gak ada meja kosong " Suara seorang gadis menginterupsi, terlihat sang gadis bersama dua lelaki yang terlihat 'berandalan'.

Aruka yang melihat gerak tidak nyaman dari sang gadis kemudian mengangguk.
"Iya boleh"

"Tari kan?" Itu suara Chika, mengamati gadis berwajah oriental yang sangat ia kenali.

"Kamu tahu aku?"

"Tahu, kita kan sekelas"

Terlihat kedua lelaki yang mengikuti Tari ikut duduk bersama mereka "kita boleh gabung juga kan cantik?" Tanya mereka pada Aruka, mengabaikan Chika yang sekarang sudah jengah bukan main dengan wajah sok kegantengan mereka.

"Gak boleh" sahut Chika.

"Gak tanya sama Lo!" Balas salah satu dari mereka dengan tatapan meremehkan.

Dapat Chika lihat Tari terlihat gemetaran
"Lo minta izin, gue gak kasih. Lo gak liat gue juga duduk di meja ini?" Kali ini nada  Chika lebih tegas.

"Gak usah sok, Lo cuma cewek!"

"Gue pukul dikit juga nangis!" Kemudian keduanya tertawa bersama.

Chika memutar bola matanya malas "kayaknya kalian gak tahu ya siapa yang ngehajar rombongan preman yang suka malakin anak sekolah ini" Chika berdiri, meremas tangan sampai bergemeletuk.

"Chika udah, jangan diladenin" Aruka tidak nyaman, Chika baru saja membuat masalah tadi pagi. Tidak mungkin kan sekarang ia akan berkelahi lagi.

"Gak usah ngarang cewek bar-bar, yang jelas itu bukan Lo" ucap salah satu lelaki itu, dengan tampang tengilnya.

Chika membuka ponselnya kemudian menunjukan beberapa foto dan video yang ia ambil sekitar satu bulan lalu, terlihat Lima preman sedang berlutut tanpa baju dan tengah memohon ampun di salah satu video.

"Harusnya Lo berdua tahu sih, suara ketawa siapa di video itu" kali ini Chika tersenyum remeh seperti yang sebelumnya mereka lakukan.

Kedua lelaki tadi langsung terbungkam, mereka kikuk seketika. Mereka segera berlari namun belum sempat mereka melangkah suara Chika kembali menginterupsi.

Save me I Babymonster FanfiksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang