43 : Balapan

677 141 32
                                    

Balapan dimulai dengan kru Trident melawan kru Sabbath kali ini. Teriakan keras dari para penonton meramaikan suasana, memekikkan telinga siapapun yang mendengarnya.

"Bangsat, jangan teriak ditelingaku!" Yubin berdecak sebal, sikunya ia gunakan untuk mendorong salah seorang peserta yang baru saja berteriak di dekat telinganya. (Name) terkejut, matanya melotot pada peserta itu yang tersungkur di tanah.

Hampir saja mereka berkelahi karena peserta itu mengamuk pada Yubin. Hannam dan Junsu membantu menenangkan Yubin yang benar-benar emosi dan yah mereka berdua cukup kesulitan.

Shelly menghela nafasnya. Dalam hati berpikir ada-ada saja tingkah si cowok bersurai merah itu di saat-saat begini. Shelly melirik (Name) sekilas, sama seperti Hannam dan Yubin di chapter sebelumnya, dia mengernyitkan dahi, merasa khwatir pada (Name) yang terlihat pucat.

"Kau nggak apa-apa?" Shelly bertanya pelan, iris teal milik cewek bule itu memerhatikan wajah (Name) dengan tangannya yang memegang pundak sang dara. Shelly menghela nafas kala mendapat gelengan dari (Name). Ah, dia punya firasat buruk.

"Sudah makan? Sakit kepala?" (Name) menggeleng lagi atas pertanyaan Shelly barusan. Menyerah, cewek bule itu mengangguk dan akhirnya hanya memberikan tepukan pelan di kepala (Name).

"Jangan paksa dirimu sendiri," ucap Shelly.

"Aku beneran nggak apa-apa." balas (Name).

"Dasar..." gumam Shelly.

Kini kedua cewek itu berfokus pada layar besar yang menampilkan Juhwan dari kru Trident yang baru saja melaju seorang diri dengan kecepatan yang cukup terbilang gila. (Name) terkagum, hatinya berdebar kala melihat cowok itu melaju dengan cepat. Keren, pikirnya.

Atensinya kini beralih pada Wooin dari kru Sabbath. Cowok yang notabenenya adalah saudara tirinya itu turut melaju, menyusul Juhwan dan mengekorinya tepat di belakang.

Satu persatu kru Sabbath mulai menumbangkan kru Trident. Joker dengan badan gagahnya itu menyenggol salah satu anggota kru Trident sampai jatuh sama halnya dengan si cowok bersurai hitam yang dijuluki sebagai 'Dewa Kematian' yang juga berasal dari kru Sabbath.

(Name) menggertakkan giginya, kejadian barusan benar-benar cepat. Bahkan tidak jelas di layar, tiba-tiba saja semuanya terjadi. Dan kini tersisa Juhwan yang masih setia melaju dengan Wooin di belakangnya.

"Si Rabun itu..." (Name) bergumam pelan. Dia tahu betul kalau balapan kali ini pasti akan ada kecurangan.  Mengingat sang paman, Sangho, yang sepertinya memiliki bisnis tertentu dengan Wooin.

(Name) seketika terdiam. Apa Wooin minum dopping? Pikirnya.

Dia dengan cepat menggeleng, mungkin securang-curangnya Wooin ataupun pamannya pasti mereka nggak akan sampai menggunakan dopping.

"Kau nggak mau ini?"

DEG!

Ucapan Sangho tempo hari seketika terbesit di pikirannya. Sebuah obat dengan label merah yang di genggam sang paman rupanya adalah dopping. (Name) memijit pelipisnya frustasi. Astaga, bisa-bisanya dia ditawari untuk meminum obat itu.

Tapi tunggu...

'J-Jangan bilang... Jangan bilang doppingnya di kasih ke Wooin?!?!!' batinnya. (Name) menutup mulutnya segera, sedikit horor kala menatap layar yang menampilkan Juhwan di kepung oleh kru Sabbath.

"Hey..." (Name) terjengit, jantungnya hampir lepas kala Jahyun tiba-tiba saja bersuara di sampingnya. Apa ini? Jahyun sudah seperti Junsu. Suka muncul tiba-tiba. (Name) mendongakkan kepalanya, menatap sang adam yang juga menatapnya.

𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐈𝐍𝐃 || 𝐖𝐈𝐍𝐃𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊𝐄𝐑Where stories live. Discover now