Episode 1

15 3 0
                                    

Happy reading

Soo Ji berlari dengan kencang mengejar buronan itu. Dengan dibantu oleh beberapa rekan timnya, akhirnya dia menangkap penjahat itu. Segera saja dia membawa penjahat itu ke kantornya. Sesampainya di kantor, di depan mejanya sudah ada seorang pria yang seperti menunggu dirinya. Soo Ji melihat pria itu hanya bisa menghela napas kesal, dia tidak menghiraukan pria itu.

Soo Ji langsung duduk di kursinya dan segera membuat laporan. Si pria pun tersenyum manis lalu meletakan makanan di meja kerja Soo Ji. Setelah itu dia pun keluar dari tempat itu. Tidak ada sepatah kata yang dia keluarkann dari mulutnya untuk wanita pujaannya itu. Anak buah wanita itu sampai hafal dengan kelakuan pria itu. Mereka bahkan sampai berteman akrab dengan pria itu.

"Semangat terus, aku yakin ketua tim akan menerimamu," ujar salah saru anak buah Soo Ji.

"Buktinya, dia selalu memakan makanan yang kamu bwakan dan selalu menerima barang yang kamu berikan, hanya saja tujuannya sekarang kan hanya ingin mengungkap pembunuhan terhadap keluarganya," timpal rekannya.

Pria itu mengangguk paham, maklum dengan ambisi yang dimiliki oleh Soo Ji. Dia berterimakasih ke rekan-rekan tim Soo Ji lalu berjalan keluar dari kantor polisi itu.

Setelah kepergian pria itu, Soo Ji pun mengambil kotak makanan itu dan membukanya. Dia pun tersenyum manis, sebenernya dia ingin terang-terangan menerima pria itu, tapi dia ingin menyelesaikan ambisinya terlebih dahulu barulah dia menerima pria itu.

Soo Ji memakan makanan itu dengan khidmat, dan tidak ada yang berani menggangunya karena jamnya makan siang bagi petugas polisi yang bekerja di kantor ini.

Hari pun menjelang malam, Soo Ji segera pulang ke apartemennya. Dengan muka lesunya membawa mobil menuju ke parkiran bawah tanah apartemen itu. Setelah memarkir mobil, mengambil beberapa berkas penting dari kantor, lalu berjalan ke lift.

Soo Ji memencet tombol nomer 25. Setelah pintu terbuka, dia langsung memasuki lift tersebut. Setelah sampai di lantai yang diinginkannya, dia langsung saja keluar lalu berjalan ke unit apartemennya. Soo Ji meletakkan berkas-berkas itu di meja kerjanya terlebih dahulu, baru dia ke dapur untuk mengambil air minum.

Dia terkejut di meja ruang makan ada beberapa makanan dan terlihat seorang pria tidak memakai atasan, hanya celana bahan dan celemek yang menutupi tubuh bagian depan pria itu.

"Ngapain kesini?" Tanya Soo Ji sinis.

"Seperti biasanya, kamu tidak pernah makan makanan dengan teratur," balasnya. Senyum kecut yang dikeluarkan Soo Ji. Wanita itu pun berjalan keluar dari apartemennya sendiri. Lebih memilih mencari angin diluar, menikmati angin malam sampai menjelang pagi daripada melihat muka pria itu.

Tentu saja pria itu mengejar Soo Ji. Dia langsung memegang tangan Soo Ji sebelum wanita itu memasuki lift. Dia juga menarik wanita itu kembali ke apartemen. Ketika di depan apartemen, Soo Ji langsung melepaskan tangannya dari cengkraman pria itu.

"Udahlah Jaem, biarkan aku hidup bebas tanpa dirimu bisa?" Ujar Soo Ji.

"Baiklah, kalau itu maumu," balas Jaemin. Pria itupun melepaskan celemeknya lalu mengambil kemejanya dan memakainya dan berjalan keluar dari apartemen itu.

Soo Ji pun menghela napas lega, lalu memasuki dapur, lalu memakan semua makanan yang ada di situ. Dia tersenyum merasakan masakan Jaemin.

"Rasanya tetap sama," gumamnya. Air matanya tanpa sengaja keluar, segera saja dia menghapusnya.

Dia tidak akan pernah memberikan kedua pria itu harapan. Setelah tujuannya selesai, dia akan kembali ke keluarga Kim dan menjadi penerus perusahaan kakek. Dia langsung membersihkan semua Piring yang kotor dan alat masak yang terpakai lalu merapikan kembali dapur itu. Soo Ji pun langsung menuju ke kamarnya guna mengistirahatkan tubuhnya.

Kasus yang ditanganinya sekarang sungguh susah untuk dipecahkan, dikarenakan laporan forensik tidak mengatakan yang sebenarnya. Laporan itu dibuat-buat, tidak seperti apa yang terjadi. Itu menyusahkan timnya melakukan investigasi. Ada beberapa petinggi di tempatnya bekerja juga memaksanya untuk menutup kasus itu.

Kasus penemuan mayat di danau kampus terkenal di ibukota. Korban adalah salah satu mahasiswa kedokteran di universitas ibukota. Dari teman korban dan juga keluarga korban tidak ada yang tahu pasti dan mereka meyakini jika korban dibunuh, bukan bunuh diri. Mereka membeika kesaksian bahwa korban merupakan seseorang yang ambis dan juga positif thinking. Mereka tidak percaya jika korban bisa berfikir pendek, sampai ingin bunuh diri.

Soo Ji terbangun dari tidurnya, dia langsung mengambil segelas air putih dari nakas. Dia bangkit lalu berjalan ke ruang kerjanya. Soo Ji menatap beberapa foto yang dia pasang di papan tulisnya. Dia mengambil spidol lalu menulis sesuatu di papan tulis itu. Setelahnya, dia mencari berkas tentang kasus yang ditanganinya sekarang.

"Baiklah, lebih baik mencari tahu kebenarannya dengan sembunyi-sembunyi," gumamnya. Dia pun mengambil berkas itu dan memasukkannya ke dalam loker kasus yang ditutup.

Soo Ji melihat jam dinding yang terpasang di ruang kerjanya itu. Sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi, segera saja Soo Ji keluar dan membersihkan diri. Dia belum sempat melakukan peregangan otot. Setelah mandi, dia pasang saja keluar apartemen lalu lari pagi selama lebih dari satu jam. Setelah itu dia kembali membersihkan diri dan mempersiapkan diri untuk membuat laporan tentang kasus itu.

Sesampainya di kantor, di mejanya terdapat tumpukan berkas kasus dingin. Soo Ji melihat itu hanya bisa menjatuhkan rahangnya karena terkejut. Helaan napas pun terdengar dari mulutnya. Soo Ji langsung saja membuka salah satu berkas itu. Kasus kali ini beneran kasus pembunuhan berantai, sudah terjadi tiga pembunuhan, dan spesifikasinya sama.

Raut wajah Soo Ji langsung sumringah, dia langsung memanggil empat anak buahnya untuk ruang rapat.

"Seo Kyun, mahasiswi ilmu kriminologi yang suka dengan kegiatan volunteer, terbunuh ketika melakukan pengamatan terhadap narapidana di penjara chong nam, pelakunya itu narapidana yang memiliki kelainan skizofrenia bernama Joon Hyuk," terang Soo Ji.

"Sekarang sudah tahu kan apa tugas kalian?" Lanjut Soo Ji.

"Siap, tahu, mencari laporan forensik dari ketiga korban ini yang akurat dengan cara apapun," jawab salah satu dari mereka berempat. Soo Ji pun mengangguk lalu memberikan semangat ke mereka. Pasti tidak mudah mendapatkan laporan forensik tentang kasus dingin.

Soo Ji pun langsung menuju ke penjara yang menjadi tempat terbunuhnya mahasiswi yang bernama Seo Kyun. Di sana, dia ingin mengintrogsi Joon Hyuk tentang kasus itu dan kasus yang membuat pria itu masuk penjara.

Selama interogasi, dirinya hanya mendapatkan omong kosong dari pelaku. Tidak ada perkataan yang bisa dipastikan itu logis dan tentu saja pria itu tidak mengakui jika dirinya membunuh Seo Kyun. Soo Ji yang memaksa pria itu mengakui pun hampir mendapatkan perlakuan tidak mengenakan dari narapidana itu.

TBC.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 05 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Vengeance Where stories live. Discover now