28. Keluar dari Ngarai

147 0 0
                                    

Aku terbangun dan membuka mataku yang tadinya rabun jauh aku mulai menggosok-gosok, dan melihat pemandangan hutan yang luas.

Banyak hijau, dengan tinggi batu abu-abu. Aku menoleh ke kanan dan menemukan Marco sedang berbaring.

Aku membangunkan Marco dan dia mengangkat kepalanya dan bertanya di mana dia, yang aku jawab bahwa kami berdua keluar dari ngarai.

Monster besar itu juga tidak ada di sini. Aku mulai ingat apa yang terjadi, aku bermain Guqin dan membuat Monster mengamuk, tetapi aku tetap memainkan Guqin karena entah kenapa aku sangat ingin memainkannya. Dan setelah beberapa menit cahaya keluar dari aku dan Marco, lalu kami terangkat dan kemudian mata kami menjadi gelap.

Tapi setelah aku sadar aku tidak bisa menemukan Guqin yang aku pakai untuk memutar musik tadi, "Sudah hilang." Itu yang aku katakan.

"Apa?."

Pertanyaan Marco aku jawab dengan cemas, "Guqin."

"Tenang mungkin ada di sekitar sini, aku akan membantu mencarinya." kata Marco dengan tenang.

Sudah lebih dari enam jam mencari di sekitar hutan dan tempat aku terbangun tapi Guqin tidak bisa aku temukan sama sekali. Aku membuka semak-semak dan tidak menemukannya, berjalan lurus melewati pepohonan dan tidak menemukannya juga.

Segera Marco duduk sambil menghela napas panjang dan berkata, "Mungkin pohon itu mengambilnya kembali, itu sebabnya tidak ada di sekitar sini. Mungkin pohon itu membantu kita keluar dari ngarai."

Sebelum aku duduk di sebelah Marco, aku mendengar suara yang familiar di telingaku, dia menyebut namaku berulang-ulang dan ketika aku menoleh ke sumber suara, itu pasti adalah ayah dengan banyak orang-orang.

Aku heran kenapa orang-orang kota juga mencariku, padahal mereka semua sama saja dengan penduduk kota lain yang tidak menerima keberadaanku.

Aku melihat orang banyak mulai mengundang Marco untuk datang menemui ayahku tetapi dia mengatakan tidak dan berdiri sambil berbisik terima kasih, lalu aku dengan senyum polos memberinya cincin dengan permata merah di dalamnya.

"Jaga baik-baik cincin ini, ini hadiah dari ayahku." Kata-kataku dijawab dengan senyuman dan ucapan terima kasih yang mendalam oleh Marco.

Lalu aku meninggalkan Marco dan bergegas menghampiri ayah. Ayah berkata bahwa aku sudah lama tidak pulang bersamanya, awalnya berniat meninggalkan putrinya sendiri untuk berkeliaran bebas tetapi malah kehilangan jejak hingga malam tiba.

Aku kemudian diperintahkan untuk kembali ke kota, tidak melihat Marco lagi untuk sementara, beberapa bulan, dan beberapa tahun.

....

"Sekarang aku ingat, Sebelum serangan dari pemimpin keluarga Asensio. Aku bertemu denganmu saat aku masih kecil... Marco jadi orang yang kamu katakan adalah penyelamatmu adalah aku?"

Marco tidak bergeming sedikitpun. Aku memanggil nama Marco lagi dan kemudian menanggapinya dengan wajah sedih, "Jadi, kamu baru ingat? Itu beberapa tahun yang lalu, kupikir kamu akan melupakannya selamanya."

Seketika wajah yang membuatku bersalah muncul di wajah Marco, seperti dia menahan sesuatu dari wajahnya, seperti dia akan menangis, tapi dia menahannya dengan baik.

"Marco maafkan aku... ingatanku dangkal, maaf." Kata-kataku bahkan dibalas dengan tawa yang begitu keras oleh Marco dan dia menjawab bahwa itu adalah hal yang wajar, dan memang setiap kenangan bisa dilupakan kapan saja.

Tidak beberapa menit telah berlalu, monster yang mirip yang aku lihat waktu umur delapan tahun muncul, Kahoma.

Kamane yang terkejut mulai mengambil Mulan dan berlari, lalu Anna dan Xue Lao mengikuti di belakang. Aku yang bahkan kaget pun mulai bertanya, "Kenapa ini bisa terjadi?, seperti nyata. Tapi saat bayang-bayang aku dan si kecil Marco menghilang, sosok monster ini muncul."

"Anly, itu karena sistem yang dibuat. Apa pun akan terlihat asli, dan jika kita terjebak di sini maka kita tidak akan bisa keluar, jadi kita perlu mencari tempat yang menyediakan sistem ini."

Kamane yang mengatakan itu mulai mengingatkanku pada tempat-tempat yang biasa aku kunjungi bersama Marco, tepat di mana ada bunga matahari dan tempat bersantai dengan payung dan kursi panjang.

Di sana aku melihat bahwa tepat di bawah meja payung ada perangkat yang aku tidak tahu fungsinya dan ketika aku bertanya apakah itu memiliki tombol dengan banyak warna?. Dan Kamane mulai menjawab dengan ragu, "Mungkin, aku juga belum pernah melihatnya."

Kami kemudian berlari sampai ke ujung ngarai dan di bawahnya ada jurang yang sangat dalam. Kami terus mundur dan ketika kami sampai di ujung kaki kami, kami mulai ragu untuk mundur lagi.

Dan saat Marco melangkah maju dengan untaian merah menyala dari jari-jarinya, itu adalah cincin yang kuberikan kepada Marco saat dia berusia delapan tahun.

Dia menembakkan api besar ke Kahoma dan ketika monster itu membentur sangat keras, Marco mundur sangat jauh dan terpental ke jurang yang sangat dalam.

"Marco..."

Setelah aku meneriakkan nama Marco, aku berhasil memegang tangannya dan berkata, "Tenang, aku akan mengantarmu ke atas."

Tapi tubuh Marco begitu berat sehingga tangan yang memegang tangan halus Marco perlahan-lahan menjadi agak menjauh. wajahku mulai berubah menahan berat badan Marco dengan susah payah, "Tunggu Marco." kataku.

"Anly, sudahlah. Biarkan saja." Kata-kata Marco malah aku balas dengan geraman, "Tidak akan. Jika kamu berakhir di sini, maka kamu akan tersesat dalam sistem ini sendirian."

Marco tersenyum setelah terkekeh, "Aku tidak sendiri, aku bersama langit yang menemaniku."

Seketika tangan Marco terlepas dari tanganku begitu saja, itu karena Marco. Dia sengaja melepaskan tangannya dan mendorong tubuhnya keluar dari tanganku.

"Marco..." teriakku keras.

Setelah mengalahkan Kahoma, aku melihat kembali ke dalam jurang dan tidak dapat menemukan Marco. Begitu gelap dan begitu dalam, aku bahkan kawatir ada monster lain di dalam sana.

"Tenang saja, Marco akan baik-baik saja."

Kata-kata Anna malah aku balas dengan air mata yang begitu dalam, aku tidak ingin ini terjadi, kenapa ketika aku mengingat hal-hal yang telah aku lupakan, membuat ini menjadi kejadian yang memilukan. Aku pikir.

"Jangan khawatir, kita hanya perlu menemukan alatnya. Jika kita menemukannya maka kita juga akan menemukan Marco." kata Kamane.

"Ayo Anly, sekarang bangun."

Aku mendengar kata-kata Anna dan bangkit dan berkata, "Ayo temukan sistemnya."

Di tengah jalan, kami bertemu Ren Siu dan Macha. Kemudian kami mendekati mereka berdua dan bertanya apakah kalian juga terjebak dalam sistem dan mencarinya?.

"Anly, lihat saja sendiri. Kami juga terjebak, tentu saja kami mencarinya." kata Ren Siu.

Kemudian Ren Siu mengeluarkan beberapa alat hologram dan mengatakan bahwa sistem sedang diretas oleh seseorang dari jarak jauh dan ketika hologram muncul kembali, Ren Siu mengatakan bahwa dia dapat mengembalikan sistem ke keadaan semula dengan memasukkan koordinat, tetapi itu akan memakan waktu lama .

Dan sepertinya hologram menunjukkan angka 80% dan berubah menjadi 85% dan seterusnya.

"Aku sudah menunggu lama, tetapi sepertinya koordinat tempat ngarai ini sangat jauh dari gedung kucing, aku sudah menunggu selama lima belas jam." kata Ren Siu.

Dan dalam beberapa jam mulai berubah, ngarai yang dulu gelap berubah menjadi bangunan kucing dengan halaman bunga matahari. Dan ketika aku berlari ke tempat peristirahatan dengan meja payung, aku menemukan sistem dan mematikannya.

"Oke, sudah beres." kata Ren Siu.

Tower Of God: Tale Of AnlyryuWhere stories live. Discover now