Bab 8

56 7 10
                                    

Tak ada suara yang bisa menembus Klinik kesehatan Sekolah karna Senyap adalah peraturan yang mutlak harus di patuhi setiap Siswa yang berada di ruangan itu.

Tak terkecuali Yechan, yang terduduk di ranjang yang di sediakan disana. enggan berbaring, Yechan hanya duduk sambil merunduk. Memperhatikan kedua kakinya yang terus berayun berlawanan arah.

Untung lah Hyuk bersedia menawarkannya bantuan agar memberi tau guru yang bertugas bahwa dia sedang tidak enak badan. Kalau tidak dia bisa seharian bersama Jehyun, bukan bersama yang sesungguhnya tapi menghadapi sikap Jehyun sungguh membuat kepalanya terasa pening.

Tapi dia Salah, Klinik kesehatan sekolah tak serta merta membuatnya terhindar dari Jaehyun.

Sepasang kaki mendekat dengan jalan yang sedikit terpincang-pincang. Menatap dari ujung kaki nya lalu naik keatas hingga terlihat wajah menyebalkan pemilik kaki itu yang sedang tersenyum penuh siasat. Persis iblis yang sedang ingin menjalankan aksinya mengganggu manusia.

"Huuuuuhhhh...." Menghembuskan nafasnya, Yechan seperti merasa di ikuti hantu gentayangan.

"Kenapa begitu, aku sakit juga. Tidak lihat kaki ku ??"

Protes Jehyun sebelum sempat Yechan bicara apa-apa. Yechan memperhatikan kaki Jehyun sekali lagi, lalu menatap pemiliknya.

"Kenapa kaki mu ?"

Jehyun sempatkan untuk duduk di ranjang tepat di depan Yechan lalu menatap Yechan kesal.

"Jangan pura-pura amnesia kau, Yechan. Bukan kah kamu menendang kaki ku dua kali ?"

Hampir lupa, benar yang di katakan Jehyun. Dia menendang kaki nya dua kali. Tapi benarkah bisa sampai pincang begitu.

Menatap Jehyun penuh curiga, lalu turun menghampirinya.

"Benarkah bisa sampai pincang begitu ?"

Jehyun mengulurkan kakinya yang terkena tendangan Yechan. Seraya mengangkat sedikit celana nya, hingga memperlihatkan sedikit memar.

"Lihat sendiri jika tidak percaya, lihat ini !!!"

Sedikit merasa bersalah, Yechan menghampiri seorang perawat yang berjaga dan meminta obat untuk luka memar. Setelah mendapatkannya, Yechan kembali pada Jehyun.

Yechan sedikit berjongkok dan melipat celana Jehyun. Setelah di lipat hingga tulang kering baru terlihat luka memarnya lumayan juga.

"Mau apa kamu ?" Tanya Jehyun yang sedikit berjaga-jaga takut Yechan menghantam kembali kakinya.

"Aku hanya mengobati. Bisa tahan sebentar ?"

Jehyun menuruti perintah Yechan, dengan tenang dia membiarkan Yechan mengobatinya. Sambil sesekali melihat wajah Yechan yang terlihat imut saat sedang mode cool seperti ini.

"Untung aku sedang berbaik hati, kalau tidak aku bisa memperkarakan ini ke pihak sekolah. Pe-nin-da-san..."

Yechan kembali menurunkan lipatan celana Jehyun setelah selesai mengobatinya.

"Apanya yang penindasan, siapa yang di tindas siapa. Aku punya cukup bukti dan saksi mata, untuk memberi tau pihak sekolah kamu lah yang selalu menindas ku."

Memperlihatkan sedikit wajah kecewanya karna Yechan berhenti mengobati. Jehyun meminta Yechan kembali memeriksa keadaan kakinya.

"Kenapa berhenti, ayo obati lagi !!"

"Sudah..."

"Sakit nya semakin menjalar, beri sedikit pijatan. Agar aku bisa berjalan dengan baik !"

Hanya bisa menuruti Jehyun, Yechan mulai memijat perlahan kaki Jehyun tanpa banyak protes.

Love Affirmation Where stories live. Discover now