2. Tamu Tak Diundang

2 0 0
                                    

DISCLAIMER:

Cerita dalam novel ini terdapat banyak adegan kekerasan, sadis, dan kata-kata kasar. Para pembaca diharap bijak dalan menyikapinya.

Menseki jiko
免責事項

Kono shosetsu no monogatari ni wa, boryoku, sadizumu, kibishi kotoba no shin ga kazouku fukuma rete imasu. Dokusha wa kore ni kenmei ni oto suru koto ga kitai sa remasu.
この小説の物語には、暴力、サディズム、厳しい言葉のシーンが数多く含まれています。読者はこれに賢明に応答することが期待されます。

Reyna tahu, Masumi orang baik. Tetapi ia tidak ingin menyembunyikan apapun dari Kizami. Terakhir kali--dengan Madochi Asano, akibatnya hampir fatal.

Sesampainya di apartemen.

Ternyata Kizami sudah pulang dari kampus. Untunglah, ia berhasil menolak tawaran Masumi untuk diantar pulang tadi.

"Ini masih jam sebelas," kata Reyna sambil melepas sepatu botnya, dan berganti dengan sandal khusus untuk di dalam rumah.

"Dosennya sakit," kata Kizami menjelaskan. "Jadi, aku lebih baik pulang. Makan bekalku di rumah, bersamamu."

Reyna tersenyum. Ia meletakkan belanjaan di meja makan. Ada dua kantong kertas besar, berisi belanjaan.

"Banyak juga yang kau beli," celetuk Kizami, melihat semua itu.

"Persediaan dapur banyak yang habis." Reyna membela diri, agar tidak kelihatan boros.

Kizami membuka salah satu kantong belanja itu, dan menemukan biskuit kesukaannya.

*

Sedangkan Masumi, tiba-tiba saja merasa begitu terpuruk. Ia menyukai Reyna. Tapi ternyata gadis itu sudah punya pacar. Siapa pacarnya? Ia penasaran. Seperti apa rupanya? Ia sungguh ingin tahu lebih banyak tentang Reyna Sawajiri.

*

Malamnya, Reyna dan Kizami sama-sama duduk di sofa. Menonton televisi. Dengan manjanya, Reyna bersandar di dada sang kekasih. "Besok kuliahku siang," ujarnya. "Kalau kau?" tanyanya kemudian.

"Berarti giliranku yang di rumah," jawab Kizami, sambil memainkan ujung rambut Reyna.

Reyna menoleh padanya, sembari berkata, "Tepat sekali! Waktunya menyikat kamar mandi."

"Kau senang?" Respon Kizami membuat Reyna tertawa. Lalu, pria itu memeluknya. "Iya... Iya... Aku akan menyikat kamar mandi sampai bersih."

Kemudian Reyna berbalik lagi, menoleh pada Kizami. Ia bersiap akan bicara serius. "Ada yang ingin kuceritakan padamu."

"Apa?" tanya Kizami.

"Tapi kau harus janji dulu!" Reyna menatap tajam pada Kizami. "Kalau perlu bersumpah!" Semakin tajam ia menatap, artinya, pembicaraan ini serius. "Tidak boleh marah. Juga tidak usah cemburu."

Kizami mengerutkan kening. "Memangnya ada apa? Kau membuatku takut, Sayang."

"Janjilah dulu." Reyna belum mau bercerita, sampai persyaratannya dikabulkan.

Kizami pun menuruti syarat itu. "Baik. Baiklah. Aku janji. Sekarang, ceritalah."

Reyna cukup lega, mendapat jaminan seperti itu. "Jadi begini..." Ia pun menceritakan tentang pertemuannya dengan Masumi, dan bagaimana pria itu memaksa membayarkan belanjaannya. "Percayalah. Aku sudah menolaknya."

Kizami terdiam. Diamnya itu selalu membuat Reyna tegang.

"Kalau kau tidak berkenan, besok akan kukembalikan uangnya. Kalau perlu, akan kulempar uang itu ke wajahnya." Reyna tampak bertekad.

Tidak disangka, beginilah tanggapan Kizami. "Sudahlah. Ada orang yang baik pada kita, kenapa kita malah bersikap sebaliknya?"

Reyna terhenyak sesaat. Ia menatap wajah Kizami. Pria itu tidak pernah main-main dengan kata-katanya. "Astaga, Sayang... Kau sudah banyak sekali berubah."

"Semuanya berkat kesabaranmu." Kizami langsung mendapat pelukan dari Reyna.

"Aku semakin mencintaimu," ucap gadis itu, sembari berbisik.

"Benarkah?" Kizami menikmati pelukan hangat tersebut.

Reyna tersenyum. Ia hendak mencium bibir Kizami, ketika kemudian terdengar suara bel pintu. "Ya ampun! Pengganggu itu," gerutu Reyna.

"Biar aku yang membukakan pintu," kata Kizami, kemudian beranjak berdiri.

Reyna mengangguk.

Kizami membuka pintu. Tampak seorang pria tampan bertubuh tinggi, memakai mantel hitam yang membalut setelan sweter birunya. Dia adalah Masumi Hayashi. Orang yang baru semenit lalu diceritakan oleh Reyna.

Tetapi Kizami tidak kenal dia. "Ada yang bisa kubantu?"

"Ee/.." Masumi agak terkejut melihat Kizami. Apakah pria berwajah cacat ini adalah kekasih Reyna? Tidak mungkin, tampiknya dalam hati. Kemudian ia bertanya dengan sopan, "Ee... benarkah ini tempat tinggal Reyna Sawajiri? Saya Masumi Hayashi, teman satu kampusnya."

Reyna mendengar namanya disebut, yang penyebutnya juga memperkenalkan diri. Ia segera memastikan pendengarannya tidak salah. Ia ikut melihat siapa yang datang. Alangkah terkejutnya ia. Kenapa Masumi bisa ada di sini? Dan ia melihat ekspresi datar di wajah Kizami. "Ha-Hayashi?"

"Hai, Sawajiri!" sapa Masumi, tanpa mempedulikan kehadiran Kizami. Ia masuk ke apartemen itu, bahkan tanpa dipersilahkan lebih dulu. "Aku menanyakan alamatmu pada teman kampus yang lain. Lalu tidak sengaja lewat. Aku pun memutuskan mampir. Ingin berkenalan dengan keluargamu juga."

Aduh! Masumi ini.. Membuat Reyna mengeluh dalam hati.

Masumi melihat Kizami yang masih berdiri di dekat pintu. "Apakah dia kakakmu?" Ia menunjuk lelaki berwajah buruk sebelah itu.

Dengan tegas, Reyna menjawabnya, "Bukan." Lalu ia menghampiri Kizami, menariknya masuk ke ruang tamu. Berdiri di depan Masumi. "Perkenalkan, Kizami Hanekawa, pacarku. Kami tinggal bersama di sini."

Masumi tampak terkejut. Ia tidak menyangka, gadis secantik Reyna, punya pacar dengan wajah buruk rupa seperti Kizami. "Kau tidak serius, kan?" Pertanyaan itu mewakili keengganan hatinya untuk percaya.

"Aku serius." Reyna memeluk lengan Kizami. Memamerkan kemesraannya.

Masumi masih tidak percaya dengan penglihatannya sendiri. Ia sampai tergagap."Tapi... dia... dengan wajah seperti itu? Kau pasti sudah diguna-guna olehnya!"

Emosi Reyna lebih dulu naik, dari pada Kizami. "Hentikan bicaramu yang ngawur itu, Hayashi! Kalau kau datang ke sini hanya untuk cari masalah, silakan pergi!"

Sejak tadi, Kizami menahan emosinya kuat-kuat. Ia bahkan sudah berjalan sampai ke dapur, mengambil pisau.

Reyna menyadari itu. Dan ia terus berusaha menyuruh Masumi pulang. Daripada terjadi masalah yang paling tidak diinginkan. "Sebaiknya kau pulang. Kami tidak menerima tamu malam-malam begini!" Ia mendorong Masumi, sampai keluar dari apartemen.

"Tapi..." Masumi masih ingin memaksa untuk tetap di sini.

"Pergi!!" usir Reyna. Gadis itu segera menutup pintu, juga menguncinya. Ia segera kembali pada Kizami.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 09 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Bloody Secret 2: AishiteruWhere stories live. Discover now