Sienna-1

804 50 20
                                    

"Cheeersss! "

Diantara banyak nya manusia yang tengah berjoget ria, ditemani oleh keras nya musik yang diputar, ada beberapa manusia yang terlihat begitu bahagia sambil meneguk minuman dari gelas yang tadi mereka pertemukan, tampak merayakan sesuatu.

Dan ada satu pasangan, yang tengah berbagi kenikmatan lewat ciuman, setelah mempertemukan gelas yang berisi minuman beralkohol  dan meminum nya, mereka langsung meminta teman-temannya untuk memegang gelas itu,sedangkan mereka sibuk bermesraan.

"Ayo Si, jangan sampai lepas duluan, bikin Willy kehabisan nafas, " ujar salah satu sahabat nya, tertawa begitu keras. Mendukung aksi peraduan bibir sahabat nya m

Sienna yang mendengar ucapan sahabat nya itu, kian mendekat kan wajahnya pada Willy, untuk memperdalam ciuman yang mereka lakukan. Sedangkan tangan Willy yang sedari tadi berada di pinggang Sienna, kian menarik nya, untuk mendekatkan tubuh mereka.

Tak jauh berbeda dengan Sienna, sahabat-sahabat pria itu juga menyemangati aksi ciuman mereka. "Ayo Will, jangan lemah." seruan sahabat nya itu, hanya Willy balas dengan senyum miring.

Karena kedua anak manusia itu, sibuk saling lumat, saling membelit lidah mereka dan bertukar saliva.

Saat aksi ciuman itu terjadi, ada seseorang yang menarik Sienna menjauh, hingga  membuat ciuman yang ia lakukan  itu terputus.

Sienna tentu tak terima, ketika kesenangan nya diganggu, dan ketika melihat siapa yang menarik nya, ternyata orang itu ialah seorang pria dengan tubuh besar,  mata hitam yang begitu tajam dan menggunakan pakaian serba hitam.

"Apaan sih lo! Narik-narik orang sembarang! " marah Sienna pada pria yang tidak diketahui namanya itu.

"Maafkan saya Nona. Tapi, saya diperintahkan Tuan besar untuk menjemput anda, " ujarnya dengan suara beratnya namun terdengar begitu sopan.

Sienna yang mendengar ucapan pria itu, mengeram kesal. "Tuan besar? Tuan besar siapa? Haa? " tanya Sie, dengan tangan yang berada di pinggang nya,  menantang.

"Tuan Edwin Pradipta, " ujar pria itu dengan begitu kalem.

Sienna yang mendengar namanya papa nya tentunya tertawa. "Nggak usah bawa papa gue, deh. Papa itu lagi di luar negeri sama Mama. Nggak disini. Lo pasti penculik. Yang mau culik gue kan? Atau lo yang punya club ini, terus nyari wanita penghibur tambahan. Karena kekurangan, iya kan? " tanya Sienna, sambil melipat tangan nya di dada. "Asal lo tau ya, walaupun tubuh gue sexy dan asli, beda dari milik wanita-wanita malam lo. " Tunjuk Sienna pada beberapa wanita malam yang sedang mencari mangsanya. "Palsu. Tetap aja gue nggak mau, walaupun lo bayar mahal, karena seperti yang lo sebutkan tadi, gue ini anak dari Edwin Pradipta. Sienna Calesta Pradipta, " lanjut nya.

Selagi Sienna menyebutkan nama panjang nya, pria itu tampak mengambil ponsel nya, dan mengutak-atik sebentar, sebelum terdengar suara menghubungkan antara panggilan. 

"Hallo, " sapa pria itu terlebih dahulu, saat panggilan telah tersambung, matanya menatap lurus pada Sienna yang menatapnya penasaran.

"Hallo, Juna. Apa kamu sudah bertemu anak nakal itu? " tanya suara tua dari seberang sana, dan Sienna cukup tau siapa pemilik suara itu. Matanya membesar, saat sadar yang dikatakan pria bertubuh besar itu benar. "Saya rasa sudah. Kamu masih di club itu? Apa sekarang anak nakal itu berusaha untuk mengambil ponsel mu, Juna? " lanjut nya bertanya, yang diakhiri dengan kekehan, yang bagi Sienna menakutkan.

Benar, saat papa nya mengatakan apa anak nakal itu berusaha untuk mengambil ponsel mu, Juna?

Sesungguhnya, benar Sienna sedang  melakukannya, dia berusaha untuk mengambil ponsel pria tinggi itu. Dan melihat kiri kanan, mencari sahabat dan kekasih nya untuk meminta pertolongan, mereka sudah sibuk dengan dunia nya. Sienna tahu mereka lemah terhadap alkohol walaupun presentase nya dikit. Berbeda dengan Sienna yang sedikit lebih toleransi.

Jika sahabat dan pacarnya cuma bisa satu, Sienna bisa tahan di gelas ketiga. Sebelum jatuh mabuk juga. Cukup membanggakan, selisih satu gelas.

Sadar tak ada yang akan membantu, Sienna hanya bisa memberikan tatapan tajam pada pria tinggi itu, saat masih menerima panggilan dari papa nya.

Sayup-sayup Sienna bisa mendengar ayahnya mengatakan. "Bawa anak nakal itu pulang, Juna. "

"Baik, Pak. Akan saya lakukan. "

Setelah mengatakan itu, dan panggilan terputus, pria itu langsung memasukkan ponselnya kedalam kantong celana.

"Brengsek ya, lo! " umpat Sienna langsung pada pria itu.

"Maaf Nona, saya tidak suka membuat diri saya susah. Jadi mari buat ini mudah. Saya sudah tak nyaman lagi disini, " ujarnya, dengan mata yang masih fokus pada Sienna.

Sienna yang tak punya kalimat untuk menolak, lebih dahulu melangkahkan kakinya keluar club yang diikuti oleh pria yang menjemput nya itu, bersiap untuk dimarahi oleh papa nya di rumah.

Sienna tak berpamitan kepada sahabat dan kekasih nya, karena dirasa percuma bicara dengan orang yang tingkat kesadaran nya rendah. Jadi, meninggal kan mereka lebih baik, dari pada memusingkan diri sendiri.

Cukup dirinya pusing dalam meladeni kemarahan ayahnya nanti, dan orang yang berada di belakang nya.

"Mobil gue disana! " tunjuk Sienna pada area parkir sebelah kanan, saat tiba-tiba pria itu memimpin jalan, menuju parkiran sebelah kiri.

"Mobil anda sudah terlebih dahulu dibawa oleh teman saya, dan kita akan menggunakan mobil keluarga anda yang lain, nona, " ujar nya memberitahu.

Sienna yang mendengar ucapan pria itu, langsung membesarkan matanya. "Lo sama teman lo, maling kunci mobil gue! " tanya nya dengan suara yang tinggi. Sambil mengeledah tas selempang nya. Yang ternyata masih ada kunci mobil nya.

"Tidak, kami menggunakan kunci cadangan yang diberikan oleh Pak Edwin kepada kami, " ujarnya. "Lagian, kunci mobil anda masih di anda nona, " lanjut nya, sambil menatap tangan Sienna yang masih memegang kunci mobil nya sendiri.

Mendengar ucapan pria itu, membuat Sienna merengut kesal. "Terserah. Sekarang cepat bawa gue pulang. Jangan lelet, kalau gue disalahin Papa, lo yang gue bilang memperlama waktu! " ujar Sienna.

Sedangkan pria itu, hanya memilih diam, tak membalas ucapan Sienna sama sekali. Namun, langkah nya begitu lebar, berjalan menuju mobil yang ia parkir kan berada.

Sedangkan Sienna, sedikit kesulitan dalam mengikuti langkah lebar pria itu. Dan bibir Sienna begitu ingin memprotes langkah pria itu yang begitu lebar, tak menyesuaikan dengan langkah kecil kakinya.

Setelah berada di samping mobil, pria itu langsung membuka pintu belakang untuk Sienna tempati, dan setelah pria itu yakin Sienna duduk dengan nyaman, barulah ia melangkahkan kakinya menuju jok pengemudi. Mulai menjalankan mobil menuju rumah, meninggal area parkir club.

Dan selama di perjalanan hanya diisi dengan keheningan, karena memang tak ada yang mau buka suara terlebih dahulu.

T. B. C

Perhatian

Tinggalkan cerita ini ketika kalian tidak menyukai nya. Jangan tinggalkan jejak negatif berupa komen jelek. Karena Ly cuma menerima komen yang sifatnya membangun!

Membangun dalam hal apa? Segala hal! Mulai dari gaya kepenulisan nya, alur yang memusingkan atau tokoh dalam cerita ini. Jika komen mengarah ke sana. Ly akan menerima dengan suka cita.

Ini adalah karya kedua Ly, yang berbentuk cerita bersambung. Setelah sebelumnya Ly berhasil menamatkan Desi (21+) sebelum di ban pihak wattpad. Pembaca Ly semua bisa membaca itu, lewat link yang ada di bio Ly. Untuk part 1-9 , Ly usahakan untuk membuat alur baru menuju part 10.

Sekali lagi diingatkan dilarang untuk melaporkan cerita Ly! Kalau tidak suka, tinggalkan! Jangan merusak kebahagiaan banyak orang, karena keegoisan diri sendiri!

Sienna akan tayang di wattpad mulai hari ini! Untuk penayangan berikut nya, masih belum bisa dipastikan.

Tetap tunggu!

See You, Lily🐼

SIENNA (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang