7.Merindu

28 6 14
                                    

اللَّهِ الرحمن الرَّحِيم
.
.
.

Hay hay hay... Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kita bertemu lagi di cerita ini. Aku berharap kalian kasih semangat ke aku dengan vote

Gimana kabarnya?

Kalian suka kan sama cerita ini? Aku harap suka dan memuaskan kalian

Tanpa berlama-lama yuk baca

"Menjadi baik itu mudah dengan hanya diam saja maka yang tampak adalah kebaikan. yang sulit adalah menjadi bermanfaat, karena itu butuh perjuangan dan perjuangan itu belum tentu dihargai dan dibutuhkan."

-KH. Sahal Mahfudh

 Sahal Mahfudh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...🕊...

"Aku disini...."

Deg!

"Aaaaa...../Astaghfirullah!" Yang satu berteriak yang satu istighfar itulah yang dilakukan izza dan Fatir.

Ternyata yang sedari tadi berbicara adalah seekor burung, burung yang mereka tolong tadi pagi sekarang sudah bisa berjalan lagi karena kakinya sudah sembuh tinggal sayapnya saja yang masih terlihat ada lukanya.

Izza bersembunyi di balik Fatir lalu menarik narik bajunya hingga membuat Fatir ikut tertarik ke belakang "Aih! Lepasin gak!" Fatir memberontak mencoba melepaskan cekalan izza.

"Kalian ngapain sih! Dari tadi bertengkar mulu perasaan ku liatin!" Ucap sang burung membuat kedua manusia berbeda jenis itu terdiam.

"Lo-lo.... K-kok bisa ngomong sih... " Burung itu mendekat ke arah mereka berdua tapi izza terus saja menarik Fatir ke belakang.

"Kalian ini... Aku cuma mau mendekat, aku gak bakal ngapa ngapain kalian kok... Tenang aja... " Terang sang burung, izza berhenti menarik narik Fatir dan mulai berdiri di samping pemuda itu.

Izza memberanikan diri untuk memegang burung itu "ternyata lo baik yah." Celetuk izza membuat burung itu senang.

"Em... Lo mau gak gue kasih nama?!" Tanyanya bersemangat berharap burung itu mengiyakan "boleh!" Izza tersenyum senang, ia menatap ke arah Fatir yang mana pemuda itu menatap ke arah pasir.

Izza memutar bola matanya malas bagaimana bisa pemuda itu hanya menatap pasir padahal yang berbicara ada disini.

Tanpa rasa bersalah Izza mendorong Fatir yang mengakibatkan pemuda itu jatuh ke arah pasir dengan raut muka terkejut.

"Astaghfirullah! Apa apaan ini!"

Tanpa rasa iba sedikitpun Izza menjulurkan lidahnya tanda mengejek kearah Fatir.

Allutf Yuntij ZawjatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang