[CHAPTER 13]

29 5 0
                                    


"Seorang pemuda yang haus akan uang."

————————————————————


Saat di tengah jalan menuju pulang, terdengar bunyi notifikasi dari ponsel Danda. Ia segera mengeceknya, ternyata Romeo yang mengirimkan pesan.

Bang Romeo
Ada job besar, mau lo?

Wajah Danda semulanya ditekuk, kini kembali riang setelah membaca pesan dari Romeo. Buru-buru ia membalas pesan dari Romeo.

You
Mau lah
Dimana, Bang?

Bang Romeo
Di jalan mawar
Sebelum jam 12, lo harus udah ada
di tempat

You
Berapa?

Bang Romeo
5 juta
Potong 1 juta

You
Oke, makasih, Bang

Bang Romeo
Pake motor siapa lo?

Setelah membaca balasan terakhir dari Romeo, Danda teringat jika motornya masih tertinggal di sekolah. Ia pun menepuk pundak Nopal begitu keras.

"Pal! Motor gue ketinggalan di sekolah!" ujar Danda panik sambil menepuk pundak Nopal berkali-kali.

"Bajigur! Dikit lagi udah mau nyampe kosan lo nih, masa puter balik lagi kita?" tanya Nopal sambil mengerem motornya mendadak.

"Ya gimana lagi?! Motor gue masih di sana. Ayo lah, anterin gue, Pal. Meskipun tuh motor jelek, butut, suka macet; tapi gue nggak mau tuh motor dicolong orang, soalnya tuh motor banyak kenangnya." Oceh Danda masih menepuk pundak Nopal terus-menerus.

"Iya,iya! Tapi tangan lo stop pukulin pundak gue! Sakit anjir!" Balas Nopal sambil memutar balik motornya menuju sekolah.

Setelah berjalan kembali ke sekolahnya, untuk mengambil motornya yang ketinggalan. Danda juga kembali membalas pesan dari Romeo yang beberapa menit belum ia balas.

You
Kayaknya pinjem motornya Bang Mahen

Bang Romeo
Oh oke
Gue tunggu nanti malem

You
Siap, Bang

Setelah sepuluh menit menyusuri jalan, akhirnya mereka berdua sampai di parkiran rahasia. Dimana di sana terdapat beringin besar nan tinggi, membuat tempat tersebut terasa mencekam.

"Sekolah lo kagak punya parkiran apa?" tanya Nopal dengan mata yang berkeliaran menatap kiri-kanannya, takut muncul hal-hal yang tidak dia inginkan.

"Ada, tapi nggak mungkin parkir di sana. Soalnya gue masih kelas satu, jadi nggak boleh bawa motor. Dan juga, gue masih belum punya SIM." Jelas Danda sambil membawa motornya menghampiri Nopal.

Nopal telah siap di belakang untuk mendorong knalpot Danda dari belakang dengan menggunakan kaki kirinya. Mereka pun mulai meninggalkan parkiran rahasia itu dan berjalan pulang.

————————————————————

Matahari mulai terbenam, terlihat seorang pemuda tengah menuntun sepedanya ditemani seseorang di belakangnya. Ia menuntun motor MIO berwarna merah itu menuju bengkel Maju Mundur.

"Gue langsung balik, udah mau Maghrib juga."

"Bentar," Danda mengeluarkan dua lembar uang berwarna kuning dari saku di dadanya, lalu ia berikan kepada Nopal sebagai tanda terima kasih dan ongkos yang ia janjikan waktu itu.

SAMPOERNA [ON GOING]Where stories live. Discover now