bab 13

148 9 0
                                    

بسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

[ Cerita ini hanyalah karangan semata, tidak ada di dunia nyata. Jika, Ada suatu kesamaan nama tokoh ataupun yang lain mungkin itu semua hanya kebetulan ]

Jangan lupa

• Follow Account. Wp: @vaavaellyn

IG: @vaavaellyn

• Baca semua cerita : @vaavaellyn

- Azam zai al habsy {Gus azam}

- Arabella Lailatul hasanah {araa}

- Gus dingin pilihan ku [GDP]

• Jangan lupa vote, comment, share

Hargai penulis melalui feedback berupa vote serta comment. Jika ingin ceritanya lekas terus di updated, jangan lupa tembuskan targetnya, xixixi. WARN! ADA SEKITAR 700+ ΚΑΤΑ, SEMOGA TIDAK BOSAN.



Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis❤❤❤




jangan lupa follow akun tiktok dan instagram author biar ga ketinggalan ceritanya
Tiktok :@urlove.vaa4
instagram :@vaavaellyn



•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




>>>><<<<

Ara sedang menjalankan hukuman dengan berbagai macam hukuman yang Abah Kyai beri.

Tetap santai dengan penuh senyuman mewarnai wajahnya membuat Gus Azam yang khawatir, seakan-akan terobati dengan senyuman yang
menandakan baik-baik saja.

Sesudah menjalankan hukuman seharian Arabella di suruh kembali untuk memasak oleh ibu Nyai.

"Arab, kamu diem di kamar! Biar saya yang masak." ucap Gus Azam terus memperhatikan Arabella.

"Yang Ummi suruh itu Ara bukan Gus,"

"Liat muka kamu pucet gitu!" Arabella hanya tersenyum tipis mendengarnya.

"Saya bantu." ujar Gus Azam sembari mengambil pisau untuk memotong wortel. Srett!

Baru saja satu potong dan bukan kena ke wortel melainkan tangan Gus Azam.

Arabella dengan gesit mengisap darah itu membuat jarak antaranya dekat.

"Udah galak, ngeselin, bandel lagi," omel Arabella dengan mengobati luka Gus Azam.

Sesudah makan malam Arabella dan Gus Azam sudah ada di kamarnya.

"Sekarang kamu tidur, biar tubuh kamu pulih!"

"Gak ngantuk," balas Arabella dengan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.

"Saya mau nanya, kenapa kamu selalu buat ulah? Emang gak capek?"

"Menurut Ara gak capek karena dengan itu Ara dapet perhatian dari Abah Kyai dan yang lain,"

"Tapi caranya yang buat saya tidak suka,"

"Emang apa urusannya sama Gus?" Arabella tidak suka saat ada orang yang mengusik tentang kelakuannya karena menurutnya masih dalam batas yang wajar.

"SAYA SUAMI KAMU PURA-PURA LUPA ATAU APA?" sentak Gus Azam.

Arabella menghembuskan nafasnya pelan untuk tidak tersulut emosi dan meluapkannya.

Di baringkan tubuhnya menghadap ke kanan sesuai dengan sunnah Rasullah saw.

"Ara tidur duluan." ucap Arabella menyelimuti tubuhnya.

>><<

Ke esokan harinya seperti biasa setelah salat subuh Arabella langsung memanjat gerbang belakang untuk keluar sebentar.

Tetapi sekarang Arabella tidak pergi ke tukang bubur melainkan ke tempat pemakaman umum untuk bertemu orang tua kandungnya.

"Assalamu'alaikum Umma, Abah." ucap Arabella.

"Umma, Abah. Ara mau cerita karena Mamah sekarang sibuk banget. Memang kebutuhan Ara terpenuhi tetapi yang Ara butuh bukan itu, melainkan rasa kasih sayang,"

Arabella menceritakan semuanya tanpa mengeluarkan air matanya sedikit pun hanya berkaca-kaca, karena terus mengingat ucapan abangnya "Kalau mau nangis, nangis aja. Tapi nangislah dalam hati, biar Allah yang tahu tentang hatimu seorang".

>><<

Gus Agam mencari-call Arabella Karena sampai berakhirnya kelas, Arabella tidak ada sudah mencari ke asrama, danau, tukang bubur. Tetap tidak ada.

"Dia pasti marah tentang kejadian semalam," gumam Gus Azam.

Gus Azam mencoba menanyakan ke Tyas.

"Ara kemana?"

"Tadi dari subuh Kak Ara berangkat ke TPU dan sekarang belum pulang."

"Makasih,"

"Tolong carikan Gus, saya takut kenapa-kenapa sama Kak Ara,"

>><<

Arabella berdiam di pemakaman tanpa berpikiran untuk pulang ke Pondok rasanya malas bertemu dengan Gus Azam.

"Arab, kenapa gak bilang kalau kamu mau kesini?" tanya Gus Azam to the point.

"Salam dulu Gus!" jawab Arabella tanpa menoleh.

Gus Azam sampai lupa ngucap salam, terlalu khawatir dengan Arabella.

"Sekarang pulang! Ini udah siang." Arabella mengangguk dan berdiri menatap makam kedua orang tuanya.

>><<

Saat perjalanan menuju Pondok, Gus Azam terus berbicara tiada henti dengan tidak lupa dengan nada dan wajah galaknya.

"Terusin aja sampe Pondok kalau mau ngomel, wajahnya juga terusin galaknya," sahut Arabella karena Gus Azam sejenak berhenti berbicara.

"Masih marah soal semalem?" tutur Gus Azam dengan hati-hati.

"Ngapain marah, emang Ara yang salah." balas Arabella dengan santai.

>><<

Satu bulan berlalu Arabella tidak ada perubahan sama sekali masih dengan kenakalannya Gus Agam menjadi semakin galak karena sudah capek menghadapi Arabella

"Di sini bukan kamu yang capek, tapi saya." Arabella di buat bingung oleh penuturan Gus Azam.

up:11 mei 2024
revisi:17 juni 2024

jangan lupa untuk vote dan comment thanks happy reading 💐

ternyata jodohku gus galak itu.{ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang