18

1.2K 199 28
                                    




"Aku pulang dulu ya? Nanti kalau ada waktu aku main lagi ke sini. Jangan nakal"

Begitulah kalimat yang disampaikan Jaehyun pada Renjun saat ia berpamitan di bandara untuk kembali pulang ke desa empat hari lalu.

Kembali berpisah. Kembali menjalani hubungan yang dipisahkan oleh jarak dan ruang. Kembali menjalani kehidupan masing-masing sebagai anak kota dan anak desa yang berbeda rutinitas. Dan kembali diselimuti rasa rindu yang membelenggu hati dan pikiran.

Namun hal tersebut hanya berlangsung kurang dari satu minggu karena kini Jaehyun telah kembali ke kota. Kembali berada di kota yang sama dengan sang kekasih untuk memperjuangkan hubungan mereka dan kehidupannya sendiri.

Kini Jaehyun telah berada di kamar yang akan menjadi tempat tinggalnya. Sebuah kamar yang akan menjadi saksi bisu atas perjuangannya selama di kota.

"Lo mulai kerja kapan?"

"Hari Senin besok" jawab Jaehyun tanpa menatap seorang teman yang kini membantunya merapikan isi kamar.

Jaehyun memutuskan untuk mencari peruntungan di kota setelah berpikir panjang dan berdiskusi dengan kedua orang tuanya. Ia diterima bekerja di salah satu perusahaan besar atas rekomendasi atasannya terdahulu yang masih memiliki hubungan baik dengannya.

Sebelumnya ia juga ditawari oleh ayah dari Renjun untuk bekerja di tempatnya jika ia memang memutuskan untuk berpindah ke kota, namun Jaehyun merasa tidak enak hati menerimanya karena merasa bahwa ia tidak akan menjadi mandiri karena tetap berdiri dengan kaki orang tua.

Meski pendapatannya belum sebanding dengan penghasilannya saat berada di desa mengurus usaha orang tuanya namun Jaehyun tetap bersyukur karena hal ini adalah langkah awalnya untuk kemandirian dan bekalnya jika suatu saat nanti kembali lagi ke desa.

"Normalnya orang kalau merantau tuh dari nol, berangkat cuma bawa pakaian sama bekal secukupnya untuk bulan pertama, bukan langsung bawa mobil dan semua isi kamar lo bawa merantau. Minggat lo?"

Jaehyun tertawa terbahak mendengar kritikan dari temannya yang bernama Johnny. Ia tidak bermaksud membawa semua barang yang ada di dalam kamarnya, namun Jaehyun merasa bahwa barang-barang tersebut cukup dibutuhkan daripada ia harus membeli yang baru.

"Biar ga bingung kalau butuh apa-apa atau mau ke mana-mana" jawab Jaehyun.

Johnny menggeleng heran. "Trus lo besok kerja bawa mobil? Macet, bego"

"Pakai motor, John. Masih di ekspedisi, belum gue ambil"

"Cok! Pantes lo ngajak gue ngontrak, taunya emang butuh lahan parkir" seru Johnny melempar bantal ke arah Jaehyun.

Pemuda blasteran yang lebih bongsor dari Jaehyun tersebut keluar dari kamar meninggalkan sang sahabat dengan segala barang bawaannya yang belum sepenuhnya tertata rapi. Jaehyun sendiri kembali melanjutkan memasukkan pakaiannya ke dalam lemari.

"John, anterin gue ambil motor!" teriak Jaehyun kemudian.

.

.

Jaehyun memasuki mobil miliknya yang berada di pelataran rumah setelah meletakkan tas kerjanya di dalam kamar. Ia kembali mengendarai dan membawa keluar kendaraan besi tersebut menyusuri jalanan ibu kota setelah menganggurkannya beberapa hari di garasi karena kesibukannya.

Sore ini ditemani dengan semburat jingga yang terbentang luas di langit, Jaehyun berencana untuk memberi kejutan pada sang kekasih yang hingga saat ini tidak mengetahui bahwa ia telah berpindah ke kota. Memberi kejutan sekaligus berencana mengajak Renjun untuk keluar makan malam sebagai permintaan maafnya karena beberapa hari ini membohongi anak bebek tersebut.

"Sayang, di mana?" tanya Jaehyun pada sosok yang berada dalam sambungan telepon.

"Di rumah. Kenapa?"

"Turun dan ke depan sebentar bisa?" pinta Jaehyun.

"Kamu pesenin aku makan lewat ojek?" tebak Renjun.

"Lebih dari makanan"

"Iya, sebentar"

Jaehyun memasukkan ponselnya ke dalam saku celana setelah mematikan sambungan teleponnya bersama Renjun. Ia beranjak keluar dari mobil yang telah berhenti di depan rumah mewah sang kekasih dan siap menyambut Renjun.

Tidak lama dari berdirinya Jaehyun di samping mobil, terdengar derap langkah kaki yang berlari dari balik pagar. Jaehyun merasa gugup hingga jantungnya terasa bertedak tak karuan menunggu momen kembalinya mereka bertemu.

"Jaehyun?"

"Sayang"

Raut keterkejutan terlihat jelas di wajah Renjun yang langkahnya tertahan di ambang pagar. Tubuhnya mendadak kaku mendapati sosok yang minggu lalu baru ia antar pulang namun hari ini ada di depan matanya.

Jaehyun bergerak mendekat ke arah Renjun. Ia mendekap tubuh mungil Renjun dan mengecup pucuk kepalanya dengan sayang.

"Kangen ga?" tanya Jaehyun.

"Kangen banget" jawab Renjun. "Kok bisa tiba-tiba ada di sini?"

Jaehyun terkekeh gemas. "Sebenarnya ga tiba-tiba juga karena aku udah rencanain ini jauh sebelum Papa minta aku buat datang temuin kamu. Aku diterima bekerja di anak perusahaan tempat aku pernah magang dulu. Jadi sekarang aku akan selalu ada buat kamu di sini, selalu ada buat kamu dan hubungan kita"

"Selamat, Sayang" ucap Renjun.

"Terima kasih"

Kini tak ada lagi yang dicemaskan oleh Jaehyun perihal bagaimana hubungan mereka akan tetap bertahan di tengah jarak yang membentang dan komunikasi yang tidak selalu lancar karena kini kekasihnya telah berada dalam dekapannya. Jaehyun akan terus berusaha untuk membahagiakan Renjun karena kini kebahagiaan sang kekasih adalah bagian dari tanggung jawabnya.

"Jadi hari ini mau ke mana?" tanya Jaehyun mencolek hidung bangir Renjun.

"Ayo kita keliling kota!"

"Makan dulu tapi ya?" saran Jaehyun seraya melepaskan dekapannya. "Sekarang kamu ganti baju dulu, aku tunggu di sini"

Renjun mengangguk patuh dan langsung kembali ke dalam rumah. Terdengar senandung penuh keceriaan dari anak bebek yang kini berlari dengan riang.

Jaehyun yang melihat hanya mampu tersenyum dan tertawa ringan. Lelahnya menempuh perjalanan dari desa ke kota dengan mengendarai mobil seorang diri terbayar lunas dengan kebahagiaan Renjun.

"Ayo kita berangkat!"

Jaehyun membukakan pintu mobil untuk sang kekasih yang telah kembali dengan pakaian berbeda ditambah beberapa riasan yang menghiasi wajah dan rambutnya. Ia menyempatkan mengusap lembut pipi Renjun sebelum menutup pintu dan menyusul masuk ke dalam mobil.

"Cantik banget pacar Jaehyun" pujinya.

Semburat merah memenuhi pipi Renjun hingga telinganya. Meski selalu mendapatkan pujian dari kekasihnya setiap hari namun ia tetap bersemu saat Jaehyun memujinya. Entah dirinya yang mudah terlena atau memang Jaehyun yang pintar menggoda.

"Gombal"

"Kok gombal? Gombal dari mana?" timpal Jaehyun. "Kamu emang cantik, selalu cantik di mata aku sekalipun baru bangun tidur"

"Buaya banget sih ucapannya?"

Jaehyun tertawa. "Iya buaya, buaya hati kamu"

Renjun bereaksi seolah ia akan memuntahkan sesuatu karena ucapan Jaehyun yang terus menggodanya. Telinganya semakin terasa panas karena godaan tak berujung yang dilayangkan oleh Jaehyun sepanjang perjalanan mereka menuju tempat makan.

"Kamu ke sini bawa anak aku ga?" tanya Renjun mengubah topik.

"Anak?"

"Iya, bebek yang kamu kasih"



Tbc



ANAK KOTA | JAERENWhere stories live. Discover now