Chapter Five : Si Pemilik Bando Merah

89 50 99
                                    

Happy Reading!

***

"Ternyata si cupu udah sembuh."

Aluna mengadahkan kepalanya. Kedua mata indahnya menangkap sosok seorang siswi cantik dengan bando merah yang menghiasi kepalanya.

Zelina tersenyum menyeringai. Kedua tangannya ia taruh di atas meja Aluna. Tatapannya menghunus membuat Aluna sedikit gemetar.

"Wow Aluna, gimana keadaan lo? Kayanya luka kemarin gak parah banget, iya 'kan? Dan juga ... Lo keliatan baik-baik aja sekarang."

Zelina terus saja menatap wajah Aluna. Ia sangat puas melihat raut wajah ketakutan pada diri Aluna.

Alisnya terangkat, ia tersenyum menyeringai setelah itu tangannya langsung saja mencengkram kuat rahang Aluna. Kuku nya yang panjang bahkan sedikit menggores wajah Aluna.

Aluna meringis kesakitan, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa pasrah pada setiap perlakuan Zelina padanya. Ia tidak akan melawan lagi seperti sebelumnya, biarkan Zelina melampiaskan kekesalannya pada Aluna kali ini.

"Berhenti!" seru seseorang yang dari tadi memperhatikan keduanya. Ralat, bahkan hampir seluruh anak kelas kini menonton aksi Zelina yang tengah mencengkram kuat rahang Aluna.

Kursi berderit dengan nyaring, Chika berdiri dari kursinya lalu berjalan menghampiri kedua manusia itu. Ia melirik wajah Aluna yang tampak menahan rasa sakit, merasa kasihan kepada Aluna, Chika langsung menghempaskan tangan Zelina dari wajah Aluna.

"Berani banget lo," ucap Zelina sambil menunjuk wajah Chika.

"Denger, gua tau lo anak baru di kelas ini, jadi jangan coba-coba ikut campur urusan gua." Zelina menatap nyalang Chika.

"Ternyata cuman paras kamu doang yang menawan, tapi enggak dengan hati kamu." Chika berujar dengan wajah datar.

Seluruh siswa yang dari tadi memperhatikan kini di buat melongo oleh perkataan pedas yang Chika lontarkan. Mereka bahkan merasa jika kali ini akan terjadi perang dunia ketiga.

"Sialan! Lo cuman anak baru, gak usah ikut campur urusan gua, ngerti?!"

Chika menggelengkan kepalanya, "Aku emang anak baru di kelas ini, tapi aku gak akan tinggal diem ngeliat salah satu anak kelas ku di bully di dalam kelasku sendiri."

"Kamu gak punya hak buat nyentuh orang lain apalagi sampai menyakiti fisiknya, dan ingat satu hal ini, tindak bullying itu gak akan pernah bisa di benarkan apapun alasannya." Lanjutnya kembali.

Sontak saja semua murid kelas XII-5 bertepuk tangan dan bersorak. Baru kali ini mereka menyaksikan seseorang yang berani melawan seorang Zelina Auralyn.

Bahkan Fadil yang menjabat sebagai ketua kelas pun tak bisa menghentikan Zelina yang selalu melakukan kekerasan kepada Aluna di dalam kelas mereka. Mereka semua bahkan tak pernah tau apa penyebab gadis itu selalu membully Aluna.

Pernah sekali Fadil mengadukan hal itu kepada Pak Wisnu yang menjabat sebagai kesiswaan, namun respon Pak Wisnu benar-benar membuat Fadil kecewa. Guru itu secara terang-terangan membela Zelina. Padahal bukti sudah berada di depan mata, namun benar kata orang, kekuasaan bisa merubah segalanya.

DIEZ¹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang