32. Para Pengganggu

10.7K 553 71
                                    

ANYEONG!!

Aku balik nih, bawain kisah cinta anak 18 tahun dan pria 35 tahun!

Yang kemarin nagih up, yuk langsung baca aja!

Dinikmati ya, beb, ceritanya!

Cuss




_-00-_

Lengkingan suara Gerald memenuhi lorong sekolah, membuat para siswa berlomba keluar dari kelas dengan rasa penasaran akan jeritan Gerald. Pearly menyeret Gerald, menarik daun telinganya ke sepanjang lorong koridor kelas untuk membuat laki-laki sialan itu menjauh dari Kalea. Mereka benar-benar tampak seperti ibu dan anak, dengan ibu yang menarik daun telinga sang anak untuk menyuruhnya pulang ke rumah setelah bermain seharian.

"Sakit, Ly! Lepasin telinga gue!" jerit Gerald.

Tak ingin telinga calon anaknya itu copot karena ulahnya sendiri, lantas Pearly pun melepaskan Gerald. Gadis itu melipat tangan di depan dada, pandangannya menyipit tajam pada Gerald yang tengah mengusap telinganya sendiri.

"Makanya nurut kalau dibilangin Mama! Mama sama papa, 'kan udah bilang jangan lagi kamu dekat sama Kalea! Ngeyel banget, sih!" Pearly mengomel, suaranya menggema di lorong yang mulai sepi sebab Pearly sengaja membawa Gerald ke lorong belakang sekolah.

Telinga Gerald yang sudah memerah itu tambah panas mendengar Pearly yang tak henti menyebut dirinya sendiri sebagai 'Mama.'

"Berhenti panggil diri lo sendiri sebagai mama! Lo nggak akan pernah jadi mama gue! Mama gue selamanya cuma mama Noa!" Napas Gerald memburu, matanya menyorot emosi pada Pearly yang kini hanya diam.

Gerald, Laki-laki itu maju selangkah, kemudian menunjuk bahu Pearly dengan telunjuknya. "Dan, gue pastikan lo nggak akan jadi mama gue."

Pearly mendesah frustasi sembari mendecitkan lidah. Dia sama sekali tidak takut akan ancaman Gerald, yang ada dirinya semakin tertantang. Lantas Pearly pun turut maju selangkah sehingga tubuh mereka hampir saling menempel. "Coba aja kalau bisa misahin kita. Paling lo sendiri yang kepanasan lihat kemesraan kita."

Pearly kembali menjauhkan badan dari Gerald. Ia puas sekali melihat wajah Gerald berubah merah perlahan-lahan. Aura polos-polos centil gadis itu berubah badas dalam sekejap begitu embusan angin datang menerbangkan helaian rambutnya.

"Lo dekati papa cuma karena harta aja, 'kan? Ngaku lo! Gue tahu akal picik lo itu!" sembur Gerald ngawur, ia sampai lupa status mantannya itu.

Pearly terkekeh pelan, kemudian menyugar rambutnya ke belakang menggunakan jemari karena mengganggu pemandangan. "Duh, Gerald ... Gerald, buat apa gue ngincar harta om Gara? Toh, bapak gue nggak kalah kaya. Kalau gue cuma haus harta, gue nggak perlu repot-repot deketin om Gara. Tinggal minta sama Daddy aja apa susahnya."

"Gini ya, gue pacaran sama om Gara memang gue sayang sama dia. Dia pria baik, dewasa, bertanggung jawab, pengertian, dan yang terpenting nggak brengsek kayak lo. Cukup belum infonya, anak Mama?" Pearly sengaja menekan kalimat terakhirnya, badannya pun dicondongkan ke depan saat berbicara.

"Udah dulu ya, temu sapa sama mamanya. Nanti kita main-main lagi pas istirahat. Ah iya, jangan dekat-dekat lagi ya, sama Kalea!"

Gadis centil itu kemudian memundurkan langkah, tetapi badannya masih menghadap Gerald. Ia menebar kiss bye dan isyarat bahwa Gerald selalu berada dalam pantauannya. "Dadah anak Mama!"

Gerald menghentakkan kaki ke lantai bersamaan dengan menghilangnya Pearly dari pandangan. Ia benar-benar kesal sekarang. Emosinya berhenti di pangkal tenggorokan yang membuat napasnya memburu sesak. Gerald merasa kalah di sini karena Gara pun berpihak pada mantannya itu. Rasa menyesal telah putus dari Pearly timbul tanpa sadar.

TAKEN YOUR DADDY [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now