01. Broken Heart!

66.1K 1.7K 407
                                    

"Okay, rambut udah rapi, baju udah, muka juga udah. Sip!"

Suara centil nan cempreng yang berasal dari mulut bocah remaja 18 tahun itu memenuhi ruang kamar bernuansa hangat. Cermin menjadi saksi betapa ributnya Pearly sejak dua jam lalu. Berputar-putar di hadapan cermin untuk memastikan apakah penampilannya sudah rapi. Malam ini, dirinya harus tampil cantik di acara pesta ulang tahun Kalea---sang sahabat.

Pandangannya beralih pada sebuah kotak yang terletak rapi di atas kasur. Bibirnya tertarik membentuk senyum saat membayangkan bagaimana ekspresi bahagia Kalea ketika ia memberikan kotak itu padanya.

"Pasti Kalea senang kalau gue kasih dress itu ke dia!"

Pandangannya kembali beralih pada cermin, sedikit merapikan rambut seraya mengoleskan lip gloss pada bibirnya plum-nya.

Diletakkannya benda kecil tersebut, lantas beralih mengambil benda pipih yang tak jauh darinya. Ia mengetik nama seseorang di sana, orang yang selama dua tahun terakhir ini menemani hari-harinya. Lantas Pearly menempelkan benda pipih tersebut ke telinga seraya membawa kotak hadiah dan turun ke bawah.

"Hai Gege! Lily udah siap, nih! Gege di mana?" sapanya ceria.

"Maaf, Ly ...."

Pearly yang baru ingin membuka kenop pintu utama mendadak berhenti setelah mendengar suara sang kekasih yang terdengar tak bersemangat.

"Maaf Sayang, hari ini aku nggak bisa antar kamu ke pesta Kalea. Papa mendadak ajak aku ke acara keluarga. Aku nggak bisa nolak. Nggak apa-apa 'kan, kalau Lily pergi sendiri malam ini?"

Hela napas terdengar setelahnya, lantas Pearly mengulum bibir seraya membuka pintu. "Ya sudah, Lily ngerti kok. Gege baik-baik, ya, di sana!"

"Maaf Ly, aku benar-benar nggak bisa nolak ajakan papa. Kamu marah, ya?"

Tak kunjung mendapat jawaban, lelaki di seberang sana kembali bersuara---memecah lamunan Pearly yang kini telah berdiri di teras.

"Sayang? Aku pesenin taksi aja, ya? Jujur, aku juga nggak nyaman kalau biarin kamu pergi sendirian malam-malam."

Pearly menarik sudut bibirnya, ia bahagia memiliki pacar seperti Gerald. Meskipun Gerald tidak bisa mengantarnya hari ini, ia pasti tidak akan pernah membiarkannya dalam bahaya.

"Nggak perlu, Ge. Lily bisa pergi sendiri kok."

"Aku minta maaf, Sayang. Janji deh, besok aku beliin es krim biar kamu nggak sedih lagi."

"Oke, Ge. Udahan ya, Lily mau berangkat ke pesta Kalea. Takut kalau Kalea nunggu lama."

Setelah berbasa-basi singkat sebagai penutupan Pearly pun mematikan panggilan antara mereka. Ia duduk di bangku teras, lalu mengusap-usap benda pipih itu menggunakan telunjuk untuk mencari aplikasi taksi online.

Namun, baru saja hendak memesan taksi, sebuah suara berat nan melengking memanggilnya dari arah pagar. Perhatian Pearly spontan tertuju pada sumber suara, di sana ia menemukan seorang pemuda yang tengah memegang bingkisan melambaikan tangan ke arahnya.

"Iam? Mau ngapain ke sini?"

"Masuk aja Iam!" titah Pearly mempersilakan Liam---sahabat kecilnya---untuk masuk ke rumah.

Setelah mendapat izin dari Pearly, lantas Liam segera memasuki pagar. Dapat dilihat pemuda itu berlari menghampiri Pearly dengan pakaian rapi sembari membawa sebuah bingkisan. Bisa ditebak bahwa lelaki itu pun hendak menghadiri pesta ulang tahun Kalea.

"Ada apa, Iam?"

"Kok masih di rumah? Nggak pergi ke pesta Kalea?"

Pertanyaan bodoh macam apa itu. Apakah Liam tidak bisa melihat pakaian dan dandanannya yang sudah rapi begini? Pearly mendesah lelah seraya menunjukkan sebuah kotak kado di hadapan lelaki itu.

TAKEN YOUR DADDY [TERBIT]Where stories live. Discover now