33. Pearly vs Dena

13.1K 796 104
                                    

Ngaku siapa yang overthinking setelah baca episode kemarin?

Sekarang, kalian nggak perlu ovt berlebih lagi, karena aku bawain part terseru!

So, langsung aja!

Bacanya dinikmati, ya!

Saran playlist, dong cintah 😓😓

_-00-_

Peristiwa saat Dena mengunci diri berdua dengan Gara di dalam ruangan rupanya sempat diketahui Pearly. Pearly yang saat itu tengah berjalan riang menuju ruangan Gara mendadak berhenti di ujung lorong begitu menemukan Dena yang tampak memaksa masuk ke ruangan sang pacar. Gadis itu panik, takut terjadi sesuatu pada Gara di dalam, menguping pun percuma karena ruangan tersebut kedap suara.

"Anjir! Tuh, jablay ngapain masuk ke ruangan pacar gue?!" pekik Pearly. Sesaat kemudian, Pearly baru sadar jika Dena masuk ke dalam ruangan Gara dengan mengenakan pakaian kurang bahan.

Dengan segala pikiran buruk yang bersarang di otak, Pearly pun segera berlari meminta bantuan. "Jangan sampai pacar gue dilecehin sama jablay!"

Gadis berseragam putih abu dengan tinggi hanya sebahu Gara itu berlari terbirit-birit membelah kerumunan pegawai kantor. Beberapa pegawai kantor yang mondar-mandir kerja pun sampai dibuat kewalahan, sebab terkadang Pearly tak sengaja menabrak mereka.

"Aduh, misi-misi bapak ibu, maaf-maaf! Urgent urgent!!" jerit Pearly sepanjang jalan.

"Anak siapa sih, main ke kantor?!"

"Ada PKL kah?"

"Duh, bocah dari mana, sih?!"

Ellen yang baru saja keluar dari ruangan wakil direktur pun otomatis terkesiap saat Pearly melewatinya begitu saja. Beruntung seluruh berkas yang tengah dibawa tidak tumpah ruah. Ellen menatap tajam anak SMA itu yang semakin menghilang ditelan jarak.

"Eh, maaf Tante!" teriak Pearly, sedikit menoleh ke balik bahu dan melambaikan tangan pada Ellen sambil terus berlari.

"Ish! Anak itu bikin kesel aja sih, dari pagi!" sungut Ellen misuh-misuh.

Langkah Pearly sempoyongan dengan napas memburu. Tiba di pos satpam depan kantor, Pearly langsung menyandarkan tubuh pada tembok. Tubuhnya meringkuk dengan lutut sebagai tumpuan sembari mengatur napas.

Satpam yang sedang berjaga pun mendadak linglung akan kehadiran anak SMA dari dalam. Lantas satpam tersebut segera keluar untuk menanyakan apa maksud dan tujuan Pearly mendatangi pos satpam dengan tergesa.

"Kamu kenapa, Dek?"

Dengan napas yang masih memburu, Pearly menunjuk-nunjuk ke arah dalam kantor besar itu dengan wajah panik. "Minta kunci ruangan direktur utama, Pak!"

Permintaan konyol. Tidakkah anak ini sedang mengigau? Satpam itu terheran-heran dengan permintaan Pearly. Berani sekali anak SMA itu meminta kunci ruangan istimewa yang tidak bisa dimasuki sembarang orang. Padahal, semasa ia bekerja di sini selama 10 tahun, baru terhitung tiga kali dirinya bisa memasuki ruangan direktur utama itu. Itupun semasa ia menjabat sebagai office boy sebelum menjadi satpam seperti sekarang.

"Ngawur kamu, ya?!" sembur satpam.

Pearly menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia tidak mungkin mengatakan bahwa ada Dena di dalam ruangan Gara, karena ia sendiripun belum tahu apa yang mereka lakukan di dalam sana. Pearly hanya takut jika terjadi salah paham kalau yang memergoki Gara dan Dena adalah para satpam. Bisa-bisa nama Gara tercemar jika ternyata Gara dilecehkan Dena di dalam sana, sebab Dena adalah ular yang mampu membolak-balikan fakta. Walaupun Pearly belum tahu kenyataannya, tetapi apa salahnya mencegah.

TAKEN YOUR DADDY [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang