40. Kasus yang Terbongkar

9.6K 770 63
                                    

Mari lihat konflik panas yang terbongkar!

Ada adegan mengejutkan sekaligus menyenangkan di sini!

Juga, ada fakta menarik tentang salah satu tokoh.

YU SCROLL!!

_-00-_

Saat kedua manusia itu beradu panas dengan meja sebagai pembatas, Gara sempat membaca jika Dena akan mengarahkan mereka untuk mencari bukti di rumah Kalea. Otak Gara bercabang detik itu juga. Ia tahu bahwa tante dan keponakannya itu satu paket. Tidak mau semakin jatuh dalam jebakan rekayasa Dena dan Kalea, maka Gara segera menghubungi seseorang untuk melangkah lebih dulu sebelum semua orang masuk dalam perangkap.

Gara melirik ke arah Gerald. Ia hampiri sang anak di sebelah Nalika. "Cepat kamu pergi ke rumah Kalea dan temukan rekaman pengawas." Gara memberikan perintah. Lantas Gerald segera melesat dari sana.

Di tempat lain yang berbeda ruang dan jarak, tampak seonggok laki-laki berdiri di depan ruko. Matanya mengintai pergerakan Kalea dan seluruh kegiatan di dalam rumah tersebut setelah mendapat perintah dari seseorang.

Ting!

Sebuah notifikasi pesan masuk. Lantas jemarinya menekan notifikasi tersebut untuk membuka pesan. Isinya : saya minta tolong untuk awasi Kalea. Kalau perlu, kamu masuk dan minta Kalea perlihatkan di mana ruangan CCTV sebelum perempuan itu merekayasanya. Saya akan segera ke sana. Terima kasih.

Hatinya ragu, matanya berpindah-pindah dari layar ponsel ke rumah Kalea. Liam menghela napas, lalu menenggelamkan ponselnya ke saku celana dan segera menjalankan perintah Gara.

Sekarang Liam sudah ada di hadapan Kalea. Gadis itu gugup bak melihat setan. Padahal yang dilihat manusia tampan sejagat raya. Sebelum Kalea hendak menutup pintu kamar, lebih dulu Liam mencekal pergelangan tangannya. Liam pun heran mengapa Kalea ini takut saat bertemu dengannya.

"Lo kenapa takut ngelihat gue?" Sudut bibir Liam terangkat miring, kemudian maju mendekati wajah Kalea. "Takut kebongkar, ya?"

"Pergi lo! Lo nggak ada urusannya dengan masalah ini!" Dengan sekuat tenaga Kalea berusaha melepaskan diri dari cekalan Liam. Namun, usahanya tentu percuma. Tenaganya tak sebanding dengan tenaga Liam.

Pandangan Liam turun ke bawah, tepat pada perut datar Kalea. "Benih yang ada di sana bukan benih Gerald, 'kan?"

"Lepasin gue! Kita nggak ada urusan!"

"Jelas ada. Lo bisa antar gue ke ruang cctv?"

Kalea menggeleng kuat. Sampai kapan pun ia tidak akan pernah membiarkan orang lain menyentuh kamera pengawasnya. Kalea merutuki kebodohannya sendiri yang telat menyadari bahwa kamera pengawas di rumahnya bisa menjadi bahan bukti. Selama ini fokusnya hanya tertuju pada bayi sialan itu, dan Gerald.

"Nggak. Lo nggak ada hak apa pun Liam! Pergi atau gue teriak?!" ancam Kalea. Gurat wajahnya menyiratkan panik yang tak bisa lagi dibendung.

Sepertinya semesta memang turut menyudutkan Kalea. Dua asisten rumah tangganya pulang kampung di saat genting seperti ini. Jadi tidak ada yang bisa menolongnya. "Lepasin gue Liam, please ...."

Liam bisa melihat adanya perubahan ekspresi pada wajah Kalea. Gadis itu mengiba, bahkan sudut matanya mulai mengeluarkan air. Sejenak dada Liam bergemuruh melihat Kalea, ia teringat akan sang ibu di rumah. Pandangannya merosot ke bawah, mengamati tangan Kalea yang berada di genggamannya---sama seperti saat sang ayah menyiksa ibunya. Pikiran Liam kacau. Berapa peristiwa mengerikan diputar, menyempitkan pembuluh darah hingga menyesakkan dada.

TAKEN YOUR DADDY [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang