21. Insiden Pesta Malam

18.7K 739 90
                                    

ANYEONG!!

AKU BALIK NIHH BAWAIN LANJUTAN PIE KEMARIN!

Dari pada lama-lama, yuk langsung baca!

LET'S GAURR!!

_-00-_

Ellen mengembangkan senyum penuh kebahagiaan begitu nada bicara Nalika terdengar sangat dingin ketika berbicara dengan Pearly. Itu artinya Nalika tidak akan merestui hubungan Gara dengan Pearly, dan akan menyuruh Gara untuk menjadi pasangannya. Lirikan mata Ellen menyorot Pearly dengan sorot kepuasan. Pasti anak ini nggak bakal direstui!

Gara berdeham, ia harus menjunjung tinggi harga diri Pearly di hadapan sang ibu. "Gadis ini calon istri aku, Ma. Gimana, cantik, 'kan?"

Lirikan mata Nalika semakin mengintimidasi, membuat Pearly menundukkan pandangan saking takutnya.

"Pandai juga kamu mencari calon istri."

Otomatis Gara dan Pearly membelalak terkejut, secara tidak langsung Nalika menyetujui hubungan mereka, bukan? Dua sejoli itu saling bertatapan, lalu mengindahkan atensi mereka pada Nalika secara bersamaan.

Sementara itu Ellen tampak megap-megap tak percaya atas apa yang sudah Nalika katakan. Apaan deh? Kok, jadi begini?

Gara mengembangkan senyum penuh percaya diri, lalu ia usap bahu Pearly sementara gadis itu mengulurkan tangan pada Nalika untuk bersalaman.

"Hai, Oma ... kenalin aku Pearly."

Nalika menyambut uluran tangan Pearly dengan senyum ramah. "Hai, Pearly ... cantik sekali namamu."

Ellen menutup mulutnya yang menganga. Sungguh, semua ini terjadi begitu saja di luar prediksinya. Lantas ia raih lengan Nalika, membuat atensi wanita paruh baya itu menoleh padanya.

"Kok Oma restui mereka? Kemarin Oma bilang mau jodohin aku sama Gara!" bisik Ellen tepat di telinga Nalika.

Nalika mengulas senyum simpul, lalu mengusap rambut Ellen dengan pandangan mata yang belum beralih dari Pearly. "Soal jodoh itu Tuhan yang mengatur, kita hanya pandai merencanakan."

_-00-_

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, para tamu undangan sudah pulang setelah bersalaman dan menikmati hidangan yang disuguhkan. Yang masih betah berlama-lama di sini hanya para teman dekat Theo ataupun kolega bisnisnya. Tidak ada lagi anak kecil maupun lansia, sebab pada puncak pesta tersedia berbagai macam minuman alkohol.

Pearly sudah menguap sejak beberapa menit lalu. Matanya mulai memerah, Untung saja besok hari Sabtu. Jadwal di hari Sabtu hanyalah ekstrakurikuler pramuka, Pearly bisa membolos untuk pelajaran ekstrakurikuler itu. Gadis kecil itu ingin tidur sebab matanya sudah teramat berat. Tetapi ia tidak mungkin egois dengan meminta Gara untuk mengantarnya pulang hanya karena dirinya mengantuk. Lagi pula puncak pesta adalah saat yang ditunggu-tunggu, bukan?

Di seluruh sudut pesta sudah terpajang beberapa botol alkohol beserta gelas-gelas yang tersusun rapi. Pearly melamun memandangi botol-botol alkohol itu. Melirik ke arah Gara di samping, rupanya pria itu pun sedang meneguk segelas bir sembari mengobrol santai dengan para temannya. Ia ragu, tetapi ingin mencoba bagaimana rasa dari minuman tersebut. Umurnya sudah di atas 17 tahun, mungkin tidak ada salahnya ia mencoba minuman alkohol dalam jumlah sedikit.

Pearly mengamati suasana, ia berjalan mengendap mendekati meja untuk mengambil segelas bir ketika seluruh tensi Gara tertuju pada teman-temannya. Tangannya terulur mengambil gelas berukuran kecil, lalu menuangkan minuman beralkohol tersebut.

TAKEN YOUR DADDY [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang