40. breathe

264 24 4
                                    


“Kiana sayang minggu depan ada cowok yang akan mengajak kamu ta'aruf” ucap ayah

Kali ini Kiana tak habis pikir dengan jalan pikiran ayahnya, bahkan tangisan Kiana belum benar-benar berhenti tapi ayahnya malahan sudah memiliki babak baru lagi.

“Ta'aruf? kenapa ayah? kenapa secepat ini?” tanya kiana frustasi

“Lebih cepat lebih baik” jawab ayahnya


“Ayahh hati Kiana aja belum sepenuhnya pulih Yah, Kiana belum bisa lupain Rafa, Kiana masih nangisin Rafa. Hidup Kiana masih berantakan ayah, tolong kasihani Kiana yah” kata kiana sembari menangis


“Ayah kan udah kasih waktu seminggu lagi” jawab ayahnya kemudian pergi keluar dari kamar


Setelah ayah pergi abang dan bundanya masuk kedalam kamarnya kemudian memeluk Kiana, tangisan Kiana otomatis menjadi semakin kencang.

“Kiana lebih baik bareng Rafa aja kalau akhirnya harus kayak gini” kata kiana

“Kiana pengen sama Rafa balik, biarin LDR gapapa, biarin beda agama gapapa. Kiana mau sama Rafa” ucap kiana sambil menangis


”Kiana maafin bunda ya, bunda gak bisa bantu kamu sama sekali. Bunda sayang sama kamu nak, bunda pengen kamu bahagia tapi bunda gak bisa apa-apa sayang” ucap bunda


“Bunda aku mau Rafa, aku mau balik kayak dulu. Kembaliin Rafa bun, bisa kan? boleh kan sama Rafa aja?” ucap kiana


“Kiana hidup itu bisanya jalan kedepan, bukan mutar waktu ke belakang” kata abangnya


“Ayolah kenapa hidup Kiana jadi kayak gini, Kiana punya salah apa?”
“Hidup Rafa pasti bahagia kan tanpa aku. Bunda? Abang? bisa gak bikin aku lupa ingatan aja biar aku gak bisa ingat Rafa lagi? bisa kan?” tanya kiana


“Jangan Kiana jangan, biarin Rafa jadi satu hal yang terindah di hidup kamu” jawab bang dimas


“Iya indah, sangat indah. Kenapa sih aku enggak umur 17 tahun aja selamanya” kata kiana


“Kiana jangan gini dong, hidup kamu harus terus berjalan jangan nge-stuck disana terus” kata abangnya


“Aku rasa aku bakalan selalu stuck disana, umur aku aja yang berjalan tetapi jiwa aku tertinggal pada Rafa. Aku bakalan tetap hidup tapi jiwaku mati” kata kiana


Kiana hanya termenung saja lalu kemudian menangis, begitu terus siklus hidupnya entah sampai kapan. Setelah putus dari Rafa rasanya hidup Kiana tidak ada arti lagi, cintanya habis di satu orang. Hubungan yang awalnya tidak disangka-sangka ini ternyata berakhir dengan tragis. Awalnya Kiana mengira hubungannya dengan seorang Rafael Struick tidak akan bertahan lama, karena bisa dibilang bahwa Rafael itu seorang starboy dan Kiana hanyalah gadis biasa tapi nyatanya hubungan ini bertahan lama sehingga membuat Kiana terpaksa memutuskan Rafa karena perkataan ayahnya harus dituruti.

rafael sebenarnya hati ansara-mu ini tetaplah memilihmu.

~~~~~~~~~~~~~~~~

Pukul dua dini hari Kiana terjaga karena mimpi buruk, tetapi dirinya juga bingung tentang kapan dia tertidur dengan jendela terbuka seperti ini, seingatnya tadi sore dia masih menangis ditemani sunset yang indahnya tidak bisa dia rasakan lagi. Saat ini dia benar-benar tengah mati rasa, angin malam pun rasanya tidak menusuk tulang lagi. Setelah menutup jendela Kiana tidak tahu ingin melakukan apa karena kalau tidur lagi pun tidak mungkin. Muncul ide cemerlang dibenaknya 'kenapa tidak pergi dari rumah saja’, tanpa pikir panjang dia langsung memasukkan baju dan barang-barang yang sekiranya dia butuhkan ke dalam koper dengan cepat, setelah itu memakai hoodie kesayangan dan bergegas untuk pergi dari rumah. Tidak ada pikiran ingin pergi kemana tetapi yang penting dia akan bertemu Rafa esok hari.

Baru saja keluar kamar dia sudah dihadapkan dengan ayahnya yang sedang menonton di ruang TV, Kiana lupa bahwa ayahnya masih pencinta bola yang dulu. Sekarang ini Kiana benci pertandingan sepak bola, dia benci mendengar suara supporter yang meriah itu, Kiana juga benci kenapa rencananya malam ini gagal karena sekarang ayahnya menyuruhnya untuk duduk terlebih dahulu.

"Cerita dulu sama ayah kamu mau kemana jam segini" kata ayahnya


"Matiin dulu TV-nya" jawab kiana


"Loh kenapa? biasanya juga nonton" kata ayahnya


"Ayah bikin aku benci bola, sekarang aku sakit hati kalau dengar suara meriahnya pertandingan bola itu yah. Apa gunanya nonton bola kalau aku udah mutusin pemain bola kesayangan aku?" jelas kiana

Sebenarnya agak drama sih Kiana tetapi menurut Kiana semua orang tidak paham dengan perasaannya, sakit pokoknya sakit sekali.

"Yaudah dimatiin ini. Sekarang coba cerita kamu mau kemana?" tanya sang ayah


"Aku mau pergi dari rumah" jujur kiana


"Alasannya karena Rafael?" tanya ayah lagi


"Alasannya karena ayah gak sayang lagi sama aku" jawab kiana


"Sayang nak ayah sayang sama kamu selalu, ayah cuman pengen yang terbaik buat kamu" jelas sang ayah


"Tapi gak secepat itu yah, aku udah nurutin kemauan ayah untuk mutusin Rafa terus sekarang malah langsung disuruh ta'aruf, ayah gak bisa kasih aku waktu untuk sekedar bernafas sebentar aja? ayah sebenarnya tau gak sih untuk ngelupain seseorang itu butuh waktu lama?" jelas kiana sembari terisak


Ayah Kiana beralih untuk memeluk anaknya yang sekarang menangis itu, memang berat bagi seorang ayah ketika mendengar tangisan putrinya tetapi sudah jalan terbaiknya seperti ini, semua ayah pasti tidak ingin putrinya memilih laki-laki yang salah.


"Maafin ayah ya sayang, ayah terlalu memaksakan kamu. Tapi ayah mohon sama kamu jangan pergi dari rumah nak, semuanya butuh kamu disini" jelas sang ayah


"Aku bakalan stay asalkan ayah kasih aku waktu untuk mencoba sembuhkan luka ini dulu" kata kiana


"Okay ayah bakalan kasih kamu waktu setahun ini untuk lupain Rafa" jawab ayah kiana


'gak bakal bisa dilupain sampai mati kayaknya yah' batin kiana

"Beneran kan?" tanya kiana


"Iya tapi janji dulu gak bakalan pergi dari rumah" kata ayahnya


"Iya janji" balas kiana


"Udah sekarang kamu masuk kedalam kamar, tidur sana" kata sang ayah


"Ayah sendiri gak tidur" jawab kiana


"Ayah mau lanjut nonton ini sebentar lagi sayang" kata sang ayah


"Aku gak bisa tidur" jawab kiana



"Kenapa sayang? kenapa gak bisa tidur?" tanya ayahnya


"Tadi aku mimpi buruk jadinya gak bisa tidur lagi, lagian aku udah lama kok tidurnya" jawab kiana


"Yaudah ke kamar Ayah sana temenin Bunda tidur" kata sang ayah


"Kiana gak mau" balas kiana



"Kiana ayolah Ayah harus hidupin TV nya sekarang, Ayah kepo ini" kata ayahnya



"Katanya gak boleh pergi dari rumah tapi Ayah usir aku" jawab kiana



"Bukan gitu sayang tapi kamu... kamu.." sang ayah tidak tahu ingin menjawab apa


"Yaudah Kiana masuk kamar deh" jawab kiana beranjak masuk ke dalam kamar

Saat ini Kiana merasa lega, seenggaknya walaupun waktu satu tahun tidak bisa digunakan untuk melupakan Rafa tetapi dia bisa bernafas sejenak dari semua ini. Mungkin dalam setahun ini dia bisa eksplor banyak hal dan bisa juga digunakan sebagai waktu untuk beradaptasi menjalani hidup tanpa seorang Rafael Struick.





helluwww bonus update nih, tanpa revisi biar cepat, baik kan aku👉🏻👈🏻

Struick With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang