39

2 1 0
                                    

Main Story
Bab: 39
[Perencanaan Pergi]
Setelah Esther dirawat di Farmasi Yongheng, Si Duo berencana untuk pergi dari negara ini.

Sebelum itu, Si Duo melihat peta dunia yang diberikan oleh Radith waktu dulu, terlihat jika ingin menuju ke Negara Dominion Of Amerigo bisa lewat Negara Zamorozhennaya, karena letak kedua negara tersebut hampir menyatu dengan wilayah, terutama di bagian timur laut milik Negara Zamorozhennaya dan barat laut milik Negara Dominion Of Amerigo.

Tapi, itu beresiko karena Negara Zamorozhennaya adalah negara militer yang menjaga ketat perbatasannya. Belum lagi Gracia Tsarina sangat mewaspadai keberadaan para kultivator yang sewaktu-waktu bisa mengancam kedaulatan negaranya.

Secara terpaksa, Si Duo harus berjalan ke arah barat, yakni menggunakan pelabuhan dari Negara Fratannica atau menggunakan pelabuhan Negara Jamhuri untuk menuju ke Negara Dominion Of Amerigo.

"Bagaimana jika kita meminta bantuan kepada Delkira? Aku yakin dia bisa membuat kita berteleportasi kesana secara langsung," Cetus Yusta.

Esther sependapat dan langsung mencari keberadaan Delkira.

. . .

"Kau serius meminta bantuan kepadanya?" Tanya Heika yang sedang berpatroli di jalanan umum Ibukota Urumqi, Provinsi Otonomi Xinjiang.

Yusta mengangguk, "Dengan begini, perjalanan kami hemat dan mudah," Ucapnya, dan dilanjutkan dengan dalam hatinya, "Kemudian mengajak adiknya Esther untuk ikut berpetualang bersama-sama."

Heika berpikir sejenak dan menatap Si Duo, "Aku rasa Delkira akan menolak permintaanmu tersebut."

Esther bingung kenapa bisa ditolak, "Aku yakin seperti memanfaatkan kekuatannya," Lanjutnya.

Esther mengiyakan saja dan berencana untuk pergi ke Negara Khorasan, tapi....

"Oh, jangan macam-macam dengan negara itu, karena negara itu sedang dilanda badai pasir dan sekitarnya, seperti yang kau lihat," Sela Heika sambil menunjuk sebuah badai pasir yang sedang mengamuk.

"Belum lagi, negara itu menganut hukum syariah yang membuatmu tidak bebas, itu pendapatku dan tidak bermaksud untuk menghina hukum negara lain," Lanjutnya.

"Negara Khorasan itu menganut paham Aslamysme, betulkan?" Tanya Yusta dan Heika meresponnya dengan anggukan.

Esther berpikir sejenak, "Memangnya kenapa?" Tanyanya.

"Itu karena ideologi itu sedikit.... Radikal dan..... Anarkis, menurutku," Bisik Yusta agar tidak didengar oleh penduduk setempat yang mayoritas merupakan penganut agama Aslamys.

Heika tersenyum kecut mendengar bisikan Yusta yang seperti dirinya, "Baiklah lupakan, pokoknya kalian berdua tidak bisa melanjutkan perjalanan kalian ke arah barat."

"Baiklah, terimakasih atas informasinya," Ucap Yusta sambil melambaikan tangannya dan berlalu pergi.

Heika pun membalas lambain tangan Yusta dan fokus kembali berpatroli-

"Maaf pak! Sejumlah kaum revolusioner Ooled dan Eleuth melakukan kerusuhan di Pegunungan Muztagh."

Heika langsung bergegas ke Koridor Karakoram setelah menerima informasi dari warga setempat.

Kembali ke Si Duo.
Mereka berdua melewati hamparan gurun pasir yang luas, Si Duo benar-benar dibuat kelelahan.

Kini, Esther menyesal karena tidak belajar terbang menggunakan pedang.

Esther mencoba menggunakan ilmu yang diterimanya setelah diajarkan oleh Delkira soal kekuatan inti dalam energi alam.

Esther mengeluarkan pedang yang diyakini bernama Celestine Blade dan menaiki pedang itu.

The Tales Of Journey EsthersWhere stories live. Discover now