Permintaan

173 29 12
                                    

Manusia memiliki banyak sekali aktivitas, sehingga tak menyadari bahwa waktu sangat cepat berlalu. Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun berganti, tak terasa sama sekali.

Banyak orang yang sudah tumbuh menjadi dewasa, ingin sekali menjadi kanak-kanak kembali agar tak merasakan kerasnya dunia, namun itulah takdir yang tak dapat dirubah.

Tak terasa, Fang M sudah tiga bulan berada didunia aneh ini. Tempat dia berpijak sekarang, tengah menikmati suara yang sungguh berisik namun juga menenangkan disaat bersamaan.

"Jantung lo berisik banget," celetuk pemuda bersurai ungu gelap, hingga memecah kesunyian pada malam hari yaitu, Fang.

"Kalo berisik, bunyinya Abang berhentikan," sambung sosok lain yang Fang jadikan tumpuan untuk kepalanya.

Posisi Fang saat ini tengah tidur dengan dada Kaizo sebagai bantalannya. Fang sengaja melakukan hal itu dikarenakan bagian dada Kaizo adalah tempat favoritnya untuk mendengarkan detak jantung Kaizo.

Hal ini sudah berlaku sejak tiga bulan lalu, tepat disaat Fang mimpi buruk. Mulai saat itu, Fang selalu menempel pada Kaizo.

Saat Kaizo tengah ada misi untuk beberapa hari, Fang akan merengek minta ikut namun, karena Kaizo tak ingin Fang terluka, dia berusaha agar dalam satu hari misinya langsung clear.

Disaat Kaizo tengah sibuk pun, Fang akan senantiasa menunggu walau larut malam sekalipun, karena itulah mereka berdua menjadi semakin dekat dan akrab. Sungguh manis bukan?

Namun, yang disayangkan Kaizo adalah Fang tetap tak mau memanggil dirinya sebagai Abang. Jikalau pun dipanggil Abang, pastinya kalau ada maunya saja.

"Gak mau, soalnya masih perlu. Nanti kalo gak perlu, baru gue suruh berentiin," sahut Fang. Dia semakin menenggelamkan wajahnya ke dada bidang itu. Entah kenapa setelah mendengar perkataan Kaizo tadi, hatinya serasa dicengkram.

Kaizo tersenyum lebar tanpa sepengetahuan Fang, kemudian dia semakin merengkuh tubuh mungil milik Fang. Mengecup pucuk rambut pacak itu beberapa kali.

"Dengan senang hati akan ku kabulkan." Lirih Kaizo.

T. Fang M/A✥

Pagi hari pun tiba, seorang remaja tengah menguap lebar setelah bangkit dari kasurnya. Mengedip beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya lampu yang masuk dalam retinanya.

Mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru arah dan tak menemukan sosok Kaizo dikamar ini. Bagus lah, dia bisa bebas untuk mengupil sesuka hatinya.

Saat asik menggali harta karun, tiba-tiba suara seseorang tengah berdehem terdengar dibelakangnya.

"Jorok. Baunya sampe kamar mandi," celetuk sang Kapten. Sudah dibilang, hanya jika bersama Fang lah Kaizo banyak berbicara.

Fang berdecak kesal, memutar tubuhnya tepat menghadap sosok Kaizo yang tengah memakai handuk di pinggangnya. Dia kembali berdecak saat rasa iri menyelubungi hatinya perkata Kaizo yang memiliki eightpack. Selalu seperti ini, batinnya.

"Lo kira upil gue itu taik, apa? Sekate-kate kalo ngomong, pengen banget gue colok matanya." Yang tadinya masih setengah sadar, sekarang sadar sepenuhnya.

"Fang, kau itu kayak upil," ucap Kaizo. Mata Fang menyipit tajam, apa maksud dari orang ini?

"Biarin gue upil, lo taik babi."

Kaizo berjalan mendekat kemudian menundukkan punggungnya setinggi Fang. Mengusap pucuk rambut itu kemudian berkata, "kamu itu seperti upil, lengket terus sama Abang."

Kaizo tak menanggapi hinaan dari dirinya, justru Kaizo mengatakan hal yang membuat dirinya tertegun. Mungkin niatnya mau menggombal dirinya, namun tidak bisa dikarenakan Kaizo adalah orang yang kaku.

Fang tidak sadar bahwa Kaizo sedari tadi melihatnya terus menerus tanpa rasa bosan. Tangan kekarnya terulur mengusap pipi lembut itu.

Dia terkekeh saat melihat hidung Fang yang memerah akibat udara dingin yang dihasilkan dari AC. "Mau mandi sendiri atau Abang mandiin, hm?" goda Kaizo.

Fang tersadar kemudian masuk kedalam kamar mandi dengan wajah yang merah padam. Apa-apaan si Kaizo itu?! lebih baik jika Kaizo itu blak-blakan kepada dirinya daripada Kaizo yang sekarang lebih— lembut.

B

eberapa menit kemudian, Fang keluar dengan handuk sepinggang serta satu handuk lagi untuk mengeringkan rambut pacaknya.

Kaizo yang melihat itu memberi isyarat pada Fang agar mendekat. Fang berjalan mendekat, seketika pupilnya membelalak saat Kaizo menarik tangannya sehingga duduk dipangkuan Kaizo.

"Mulai sekarang, Abang yang ngeringin rambut kamu," ujarnya setelah mengambil alih handuk itu dari tangan Fang. Fang hanya diam karena terkejut, padahal sudah lima kali Kaizo melakukan itu.

"Kenapa.. Kenapa lo baik banget sama gue? Padahal, kita kenal aja enggak." pertanyaan yang sudah lama ingin Fang tanyakan.

Tangan Kaizo berhenti mengelap rambut Fang, dia terdiam sejenak. "Salah kalo aku bersikap baik?"

Fang menggeleng kemudian menjawab, "gak ada yang salah dari itu. Tapi.. Kita gak kenal dulunya, gak ada salahnya berbuat baik sama orang lain. Tapi.. Apa lo gak terlalu baik dengan nyekolahin dan ngebiayain hidup gue?"

"Kalo gitu, boleh minta satu hal?" tanya Kaizo. Fang menoleh kebelakang walau tidak bisa sepenuhnya menatap wajah Kaizo.

"Apa?"

"Jadi Adeknya Abang mau, ya? Dan panggil aku Ab–"

"Terlalu banyak minta. Katanya cuma satu, tapi kok lebih," sela Fang dengan cepat. Sengaja agar tak mendengar lanjutan kalimat itu. Kaizo menghela nafas, miris sekali. Fang secara tidak langsung menolak permintaannya.

"Jadi.. Gak boleh?" tangan yang tadinya ingin memeluk tubuh mungil yang ada di pangkuannya, tidak jadi memeluknya. Kaizo sedih karena ditolak, namun karena seribu topeng yang dia pakai, membuatnya tak ketara.

"Emang ada gue bilang gak boleh?" Kaizo yang tadinya menunduk kembali mendongak melihat wajah Fang. Dia kecup bertubi-tubi saat sudah tahu apa maksud dari perkataan Fang barusan.

"Tch, gak usah cium-cium! Najis!" seru Fang kewalahan untuk menghentikan aksi dari Kaizo.

Sedangkan Kaizo, dia tak peduli, hatinya terlalu bahagia. Belum puas mengecup pipi yang sudah chubby itu, Kaizo menambahkannya dengan memeluk erat tubuh Fang.

"Terima kasih Fang.. Abang janji, Abang janji akan jaga dan menyayangimu.."






TBC.

Di vote dong, dah aku usahain buat adegan ini, masa gak ada gajinya sih.. Ya gajinya berupa vote aja plus nya juga dengan komen kalian. Agar apa? Agar berkah kalo berbagi pada sesama manusia🔪

𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐅𝐚𝐧𝐠 𝐌 𝐨𝐫 𝐅𝐚𝐧𝐠 𝐀 [On Going]Where stories live. Discover now