Semester 2 di tahun terakhir bagi siswa-siswi sekolah menengah atas, semester yang ditunggu-tunggu banyak siswa agar cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan dengan mudah atau meneruskan bisnis keluarga bagi mereka yang mampu.
Bastian, murid kelas 2A menjadi primadona dikelasnya sejak 2 tahun terakhir. Tampan, imut, berkulit putih, mulut merah muda yang mungil dan mengkilap, pintar, pemain piano dan gitar yang handal, suara yang tak tertanding membuat semua murid iri kepadanya. Namun mereka semua sangat mengidolakannya.
Punya seorang sahabat yang sangat mengganggu, yakni bernama Angkasa. Mereka tinggal di satu kamar apartemen yang sama karena mereka sama-sama dari luar kota dan dengan nasib yang berbeda. Angkasa dari keluarga yang kurang berkecukupan sedangkan Bastian atau yang biasa dipanggil Bass dari keluarga berkecukupan. Bass meminta Angkasa untuk tinggal bersamanya di apartemen yang diberikan orang tuanya, awalnya Angkasa menolak dan akhirnya mereka tinggal bersama hingga saat ini.
"Banguuuunn!!!"
Angkasa mencoba untuk membangunkan sahabatnya itu yang masih terlelap mengantuk, sedangkan dirinya sudah mengenakan seragam sekolah dan sudah hendak selesai.
"Bass. Cepat bangun!!!" Angkasa kembali membangunkan Bass.
Bass mengerang dan berkata,, "Jam berapa ini? Kenapa kau sudah berseragam?"
"Jam 6 pagi. Cepat bangun, kau kan dandannya lama." Celetuk Angkasa.
Sejenak Bass mengecek ponselnya untuk melihat apakah ada pesan atau telfon masuk ataukah tidak, ternyata kosong.
"Semalam kau diantar pulang oleh kak Gio?" Tanya Angkasa yang berkaca sembari merapikan dasinya.
"Ha!!!!!?" Bas terkejut mendengar Angka berkata demikian.
Hal itu membuatnya teringat bahwa semalam ia diajak mabuk oleh teman-temannya sampai-sampai hampir dibawa ke kamar hotel terdekat namun untung saja belum sempat masuk ke loby Gio datang untuk membawa Bass yang saat itu dibopong oleh 4 pemuda untuk diantar pulang.
"Kenapa kau terkejut? Kau habis 'bermain' dengannya?" Tanya Angkasa dengan wajah yang terkesiap.
"Enak saja!! Jaga mulutmu. Issshh!" Bastian cemberut dan langsung masuk kedalam kamar mandi untuk bergegas mandi.
"Jangan ngocok!!" Ucap Angkasa dengan kencang.
Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka dan membuat Angkasa berbalik menengok, Bass kembali keluar dan berjalan menghampiri angkasa dengan wajah kesal serta langsung saja menampar bibir Angkasa berkali-kali sembari berkata ..
"Ngocak ngocok ngocak ngocok ..." Ucap Bass dan saat itu Angkasa juga berkali-kali mengelak,, "Mulutmu itu minta ku gosok pakai cabai? Ha?" Sambungnya.
"Bercanda tuhan!!!" Angkasa langsung ciut.
Bass menatap tajam sahabatnya itu dan kemudian ia kembali masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya.
"Isssh ... Sangar kali diaa!!" Gumam Angkasa yang shock berat melihat Bass barusan.
Detik waktu terus berjalan kini Angkasa sedang menyiapkan bekal sekolah untuknya dan juga Bass karena tak sempat untuk sarapan, dia punya etika yang sangat bagus meski tinggal bersama dengan sahabatnya secara cuma-cuma tetapi dengan mengandalkan kepandaiannya dalam memasak bisa membuat Bass tidak merasa terbebani.
Tak lama kemudian Bass datang dan sudah mengenakan seragamnya dan nampak menawan hanya saja ia tidak membawa tas karena ia sudah mencarinya kemana-mana dan ternyata sudah ada di ruang makan.
"Disini rupanya, pantas saja tasku ku cari kemana-mana. Ow, kau memasak lagi?" Ucap Bass.
"Sudah jangan banyak bertanya, cepat masukan kedalam tasmu nanti kita ketinggalan bus." Pinta Angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is Love Funny?
Teen FictionSaat kita harus merelakan cinta kita demi kebahagiaan orang lain, Pikiran berkata 'Pergi' namun hati berkata 'Jangan'. Semua yang ku lakukan salah dimatanya, tapi aku melakukan itu semua karena aku peduli kepadanya. Kita berpisah hanya untuk sementa...