CHAPTER 44(Bellova Nata Aulia)

12 10 2
                                    

"Gue gak habis pikir, ternyata Bellova bisa sekejam ini" ucap Shinta.

"Gue juga gak nyangka" balas Caca lemas.

"Lo yang sabar ya Ca" ucap Shinta yang dibalas oleh anggukan.

"Buku diary itu lo aja yang simpen ya Shin, gue tau lo pasti bisa jaga itu dengan baik"

"Iya, thaks ya Ca, gue pasti bakal jaga buku diary ini dengan baik" ucap Shinta dengan mata yang berkaca-kaca.

"Yaudah kalau gitu gue pergi dulu ya Shin"

"Lo mau kemana?"

"Ada seseorang yang harus gue temuin"

"Yaudah, hati-hati ya" ucap Shinta yang dibalas oleh anggukan.

■■■

Caca duduk disebuah kursi panjang yang ada ditaman. Ia duduk untuk menunggu orang yang harus ia temui, yaitu Devisa.

"Sorry, nunggu lama ya" ucap Devisa yang baru saja datang.

"Oh, enggak papa kok kak"

Devisa pun duduk tepat disebelah Caca. "Langsung ke intinya aja, kamu udah dapetin buku diary nya Licia?" tanya Devisa.

"Udah kak, dan aku juga udah baca semuanya. Aku gak nyangka kalau Bellova bisa setega itu sama aku"

"Kamu yang sabar ya, ngomong-ngomong bukunya kamu bawa?"

"Tadi aku baru aja ngasih buku itu ke Shinta, soalnya dia lebih berhak buat nyimpen buku itu daripada aku"

"Oh"

"Oh ya kaka, aku boleh nanya sesuatu gak?"

"Boleh, mau nanya apa emangnya?"

"Kapan, dimana, dan gimana kakak bisa ketemu dan ngobrol sama Licia? aku heran aja, yang akau tahu Licia gak pernah bergaul sama kakak ataupun anggota-anggota geng kakak"

"Aku sama Licia emang gak deket. Sebelum aku ngejawab pertanyaan kamu, mendung kamu dengerin terlebih dahulu cerita aku"

"Cerita apa kak?"

"Cerita tentang sahabat kamu Bellova, sekaligus adik tiri aku"

"HAH?! a-adik tiri?"

"Makanya dengerin dulu"

"Oh i-iya kak"

■■■

Bellova Nata Aulia, dia adalah putri dari pasangan pembisnis yang sedang naik daun, dan ia memiliki seorang kakak tiri yang bernama Devisa Listiana Dwi Putri. Devisa merupakan anak yang terlahir dari hubungan gelap antara asisten rumah tangga dan tuannya. Tapi Devisa masih dianggap sebagai putri oleh ayahnya, ayahnya benar-benar bertanggung jawab bahkan sampai memberikan ia dan ibunya sebuah rumah yang cukup mewah dan nafkah yang mencukupi.

Bellova lahir sebagai anak yang cukup berbeda dengan anak-anak seusianya. Ia memiliki penyakit gangguan mental yang sering disebut dengan psycho, yang dimana ia memiliki rasa empati dan kontrol perilaku yang kurang baik, hal ini hanya diketahui oleh orang tuanya dan Devisa sendiri.

Penyakitnya tersebut diketahui ketika Bellova berusia 5 tahun, dimana orang tuanya mendapati Bellova yang tengah membunuh kucingnya sendiri.

"Bellova!" teriak histeris sang ibu.

5 Kisah (END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora