17. trauma

109 16 9
                                    

Hangat cahaya matahari yang menembus jendela mulai menyerang wajah Jisoo. Ia mengerjap pelan, mencoba menyesuaikan diri dengan keadaan. Selimut menutupi tubuh polosnya. Lalu ia bisa merasakan tangan Suho masih melingkar di pinggangnya.

Perlahan, Jisoo berbalik. Wajahnya kini berada lurus di hadapan wajah Suho. Pria itu masih terpejam. Wajahnya terlihat lembut meski dengan mata tertutup. Bahunya naik turun perlahan, memperlihatkan bahwa pria itu masih tenggelam dalam tidurnya.

Jisoo tidak tahan untuk menelusuri wajah Suho dengan jarinya. Kulit pria itu terasa lembut di tangannya. Ia mengusapnya perlahan, mencoba untuk tidak membangunkan si pemilik wajah.

Hanya saja, Suho bergerak dari tidurnya. Ia menggumam lalu membuka matanya perlahan. "Good morning, love." Suaranya serak khas orang bangun tidur. Ia meraih tangan Jisoo di wajahnya lalu mengecupnya singkat. "Bagaimana tidurmu?"

"Baik," sahut Jisoo. Sebuah senyum tersungging di bibirnya. "Bagaimana denganmu?" Ia bertanya balik.

"Tidak pernah begitu nyenyak seperti semalam," jawabnya dengan mata kembali terpejam. Ia lalu menarik tubuh Jisoo agar berada di dekapannya dan mengecup puncak kepala sang gadis. "How are you? Are you sore?"

Sejak ia bangun, Jisoo sebenarnya mencoba untuk tidak mengingat rasa tidak nyaman di antara kakinya. Ia tahu hal itu karena kegiatannya semalam. Ia hanya berharap rasa perih itu akan hilang seiring waktu.

Menyadari sikap diam Jisoo, Suho bergerak untuk beranjak dari kasur. "Akan kusiapkan air hangat untukmu. Air hangat bisa membuat tubuhmu kembali relaks dan mengurangi rasa sakitnya."

Menurut, Jisoo membiarkan pria itu berjalan ke kamar mandi. Tanpa ia sadari, dirinya terus memperhatikan tubuh Suho yang hanya tertutup celana pendeknya. Melihat tubuh bagian belakang pria itu membuat Jisoo kembali mengingat apa yang mereka lakukan semalam. Seketika perutnya terasa kembali tergelitik.

Mengenyahkan pikiran kotornya, Jisoo memilih untuk memakai jubah mandi. Sambil menunggu Suho mempersiapkan air hangat untuknya, Jisoo membuat kopi.

Tidak lama, Jisoo mendengar ponsel berdering. Ia mencari-cari keberadaan ponsel tersebut. Ponsel itu milik Suho. Saat berhasil menemukannya, Jisoo membaca nama yang tertera di layar.

"Oppa, Sunny menghubungimu!" seru Jisoo dari jauh.

"Bisakah kau jawab?" pinta Suho.

Menekan ikon hijau, layar lalu tergantikan dengan wajah Sunny. Gadis kecil itu terlihat masih menggunakan piyama dengan rambut yang berantakan. Situasi di sekitarnya gelap. Seharusnya di New York masih dini hari sekarang.

"Hei, Sunny. Kenapa kau tidak tidur?" tanya Jisoo keheranan.

"Is my daddy with you?" tanya anak itu seperti menahan tangis.

Rasa cemas tiba-tiba saja menyerang Jisoo. Apa yang terjadi pada Sunny?

Segera saja Jisoo berjalan menuju kamar mandi dan memberikan ponsel pada Suho. "Sunny sepertinya sedang membutuhkanmu," ujar Jisoo sebelum menyerahkan ponsel.

Raut wajah Suho berubah panik. Segera ia melihat ke layar. "Hei, little love. Ada apa?"

"Kapan kau pulang, Daddy?! Aku takut," rengek Sunny. "Aku bermimpi buruk. Aku ingin tidur denganmu."

Secret You | jisuho (YOU SERIES BOOK 4)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt