same?

1.4K 140 31
                                    

Thanks buat vote ygy.
Btw besok senin :)

Enjoy~


























Hingga malam hari tiba..
Saka menatap langit langit russia.
Terlihat langit dipenuhi oleh bintang bintang seperti pada umumnya.
Bulan juga bersinar begitu terang.

Drrtt..

Saka menerima pesan masuk dari Ivar.
Seketika ia teringat, jika ia pergi tanpa pamit dengan Ivar.

"Where you at?" Ivar

"Im on my vacation" Saka

"With him?" Ivar

"Yes" Saka

"Im dyin cuz of you, I can't do anything cuz of you. You dont miss me?" Ivar

"You dont reply me?" Ivar

"You dont wanna reply my text? Saka?" Ivar

"I know its up to me to get my self. I know you dont think a lot, cuz you look so happy with him." Ivar

Saka menatap layar ponselnya.
Ia bingung harus membalas apa.

Tok..tok..

Saka terbuyarkan oleh suara ketukan pintu, dan ia pun beranjak dan membuka pintu.

"Surprise madafa.. I mean, surprise my eyes" ucap Rafael yang refleks hampir saja menirukan salam sejahtera milik Justin.

"What are you doin here Rafa? Its too late." Tanya Saka.

Tanpa dipersilahkan masuk oleh Saka, Rafael justru berinisiatif untuk masuk kedalam kamar Saka.

"My room is so hot. I can't sleep there" ucap Rafael sambil berjalan menuju jendela.

"Why you not close your window? Not cold?" Tanya Rafael kemudian menutup jendela kamar Saka.

"I'll ask the staff to see your room" ucap Saka kemudian mencoba untuk menelepon petugas hotel menggunakan telepon yang ada disamping ranjangnya.
Namun dengan sigap Rafael merebut gagang telepon itu dan menutup telepon itu.

"No no no. They are too busy. Dont bother them" ucap Rafael.

"Ha??"Saka menatap Rafael bingung.

"Get up from my bed" ucap Saka kemudian menarik tangan Rafael.

Dan kembali lagi pada hakikatnya.
Saka memiliki postur yang jauh lebih mungil dari Rafael. Tarikan kecilnya pada Rafael tidak memberikan efek apa apa dan justru membuatnya terjatuh tepat diatas Rafael.

"Its okay?" Tanya Rafael.

Mereka dalam keadaan.. ya setidaknya susah untuk dijelaskan oleh kata kata.
Yang pasti mereka saat ini sedang beradu tatap hanya dengan jarak sejengkal saja.

"Excuse me" Saka hendak bangkit dari posisinya, namun Rafael justru membalikkan posisinya.
Kini Saka yang berada tepat dibawah Rafael.

"Where are you goin huh?" Tanya Rafael yang semakin gencar menggoda Saka.

Kedua pipi Saka kini sudah memerah.
Mengetahui hal itu, Rafael menyentuh pipi Saka.
"Its also mine right?" Ucapnya

Sebenarnya Rafael merasakan degupan jantungnya yang berdebar begitu kencang. Namun ia masih bisa bersikap tenang dan justru mengintimidasi Saka.

"Rafa, im so hungry. I want to eat somethin. can you get up from your position?" Tanya Saka mengalihkan pembicaraan, agar Rafael dapat melepaskanya saat ini.

Rafael menggelengkan kepalanya.
"I can't" balasnya, kemudian mencium pipi kiri dan kanan Saka secara bergantian.

Saka membulatkan matanya. Ia terkejut dan tidak menyangka Rafael akan menciumnya secara tiba tiba seperti itu.

"Want somethin more extreme than it?" Tanya Rafael.

Buru buru Saka menggelengkan kepalanya.
Dengan sekuat tenaganya Ia berhasil mendorong Rafael dan alhasil Rafael jatuh tersungkur di lantai.

"Saka. Its hurt" ucap Rafael sambil memegangi sikutnya yang terbentur kursi.

"Really? Im so sorry" Saka membantu Rafael berdiri dan melihat sikutnya yang kini memerah karena benturan tersebut.

"Im sorry Rafa" ucap Saka

Rafael menggelengkan kepalanya.
"No"balasnya.

"Why?" Tanya Saka.

"I'll forgive you if you kiss my lips" balas Rafael.

Saka menghela napasnya.
Apakah Rafael sedang memanfaatkan situasi dan kondisi sekarang?

"Why? You dont wanna do that? Its okay, I'll go back to my room and I dont wanna talk with you again" ucap Rafael kemudian membalikkan badannya.

"Okay!. Im so sorry" balas Saka.

Terlihat Rafael tersenyum jahat lalu setelahnya ia membalikkan kembali membalikkan badannya.
"Do it for me" ucapnya.

Saka menggigit bibir bawahnya karena ia merasa sangat malu. Rafael benar benar mengintimidasinya!

Dengan memberanikan dirinya, Saka selangkah maju agar ia lebih dekat dengan Rafael. Kemudian ia memegang pakaian Rafael dan berjinjit untuk mencium bibir Rafael.
Itu bahkan tidak lebih dari dua detik..
"Done" ucapnya.

"No no, not like that. I'll teach you" ucap Rafael kemudian secara tiba tiba memojokkan Saka hingga kedinding.
Ia memegang pipi kanan Saka.

Terlihat Saka begitu panik dengan perlakuan Rafael padanya.
"Rafa, whatcu..

Rafael mencium bibir Saka.
Ia melakukan lebih dari apa yang Saka lakukan padanya.
Tampaknya ia sudah sangat sangat pro di bidang ini.

Mereka benar benar terhanyut dalam ciuman panas itu.
Namun itu tidak berlangsung lama dikarenakan..

Tok tok..

Seketika Saka mendorong dada Rafael agar segera menjauh darinya.
Ciuman mereka berakhir karena suara ketukan pintu yang terdengar berulang kali.

Terlihat juga Rafael tampak kesal karena harus terganggu dengan suara ketukan pintu itu.
"Whos there?!" Tanyanya kemudian berjalan menuju pintu.

Rafael membuka pintu dan..
"Surprise madafakah~" ucap Justin.

"I know you're here cuz you're not at your room" ucap Nathan

"Uhh!!" Rafael memberikan gestur geram pada Justin dan Nathan. Ia ingin sekali rasanya untuk menampol 100 kali masing masing ke pipi mereka.

"Justin, Nathan? How can?" Tanya Saka yang baru saja muncul dari belakang Rafael.

"Halo Saka? How are you? Whoah.. I really miss you my little baby" ucap Justin namun sengaja menatap kearah Rafael agar Rafael semakin kesal padanya.

"Wait. Whats that?" Nathan menunjuk kearah dibawah bibir Rafael. Disana terdapat warna merah bekas liptint Saka.

"What are you doin guys?" Tanya Justin menatap Rafael kemudian Saka.

"Lets go lets go. Stay away from her. Dont bother her" setelah mengatakan itu Rafael merangkul Justin dan Nathan untuk membawa mereka menuju kamarnya.

"Sakaaaa.. I miss youuu" ucap Nathan sambil melambaikan tangannya dengan adegan slow motion.

"Sakaaaaa.. but I really really misss youuu thannn hiiiimm" ucap Justin yang juga melambaikan tangannya.

Rafael menggeplak Justin dan Nathan secara bersamaan.
"Shut up. After this I'll kill you guys. I swear" ucapnya.

Lagi lagi Rafael merasa puncak kemarahannya lebih tinggi dari puncak gunung everest.
Mengapa lagi dan lagi ia harus diganggu oleh bestie yang sungguh..
Singkat, padat dan tidak tahu diri.





















I'll be back soon
Boleh kakak difollow akunku.
Sejauh ini sudah ada 4 variant rasa cerita di akunku ygy.

Lopyu 🫶

Rafael Struick - Secret Love (FINISHED)Where stories live. Discover now