prolog

272 19 2
                                    

Neogantara, 03:23

Seseorang dengan menenakan hoodie hitam menenteng sebuah tas besar dipunggung, tengah memasuki halaman kampus yang gelap dengan pencahayaan dari dua buah lampu stadion yang terletak di sudut lapangan utama kampus.

Ia berjalan menyusuri setiap koridor kampus yang hanya diterangi oleh lampu setiap jarak 1 meternya. Sesampainya di depan sebuah loker bertuliskan nama dari orang tersebut, ia membuka loker tersebut dan mengambil sebuah kotak kecil, dan berlalu meninggalkan lorong loker, menuju ke arah rooftop gedung.

Diatas rooftop gedung kampus, ia mengeluarkan sebuah senjata dari dalam tas besar yang ia tenteng tadi. Ia mulai memasangkan peredam pada ujung laras senjata tersebut dan penyangga senjata. Ia pun mengatur arah dari senjata tersebut mengarah ke panggung utama. Kemudian ia mulai mengisi magazine senjata tersebut dengan 1 buah peluru kemudian memasukkannya kedalam senjatanya.

Setelah dirasa sudah siap ia menutup senjatanya menggunakan terpal yang ia dapati dirooftop, kemudian berlalu pergi. Disaat menuruni anak tangga ia melihat cahaya dari senter milik security kampus yang kebetulan tengah berjaga. ia bergegas naik kembali keatas rooftop.

Tak berselang lama security tersebut berjalan mengarah keatas rooftop. Langkah demi langkah sepatu dari security membuat orang yang Bersembunyi dibalik fiber yang menutupi tralis tangga rooftop, sedikit cemas dan khawatir.

Diujung  langkahnya menaiki anak tangga, security itu menyoroti setiap sudut rooftop. Dengan perasaan deg-degan sekaligus was-was jika security tersebut menemukan senjatanya yang ia tutup dengan terpal.

Dirasa aman security kampus itu pun berbalik dan mulai menuruni anak tangga yang mengarah ke rooftop. Orang tersebut mencoba mengecek kembali, dengan mengintip kearah bawah tangga. Dirasa aman, ia pun mulai menuruni anak tangga tersebut.

Ia bergegas mempercepat jalannya, sebelum security kampus mengetahui akan keberadaannya. Saat dibelakang gedung aula kampus, terdengar teriakan dari salah satu security kampus.

''Siapa disana?!" Teriak security kampus dengan mengarahkan senternya. Orang tersebut pun bergegas memanjat keatas peti kayu yang ada dipojok tembok guna bisa membantu dirinya kabur, namun peti kayu tersebut masih belum cukup untuk membantunya melarikan diri. Ia berusaha meraih pagar tembok tersebut yang hanya berjarak 50 cm dari tinggi nya. Ia berusaha lompat agar bisa meraih ujung tembok. Setelah usaha demi usaha, akhirnya ia berhasil meraih bagian atas pagar tembok itu.

Dengan sekuat tenaga ia mengangkat tubuhnya dan sedikit memanjat pagar tembok tersebut untuk membantunya naik.

Keberadaan security kampus yang hampir mendekat kearahnya, membuat sedikit panik. Setelah beberapa detik ia berusaha, akhirnya ia berhasil memanjat pagar tersebut. Tanpa membuang-buang waktu ia lantas mengambil ancang-ancang untuk loncat dari atas pagar tembok yang tingginya lumayan membuat seseorang berfikir dua kali untuk melompati pagar tersebut. Dengan memejamkan mata, ia  pun nekat untuk melompat. Karena posisi pendaratan yang kurang sempurna membuat kaki kirinya sedikit terkilir.

''Arrgghh!" Rintihnya pelan. Sesegera mungkin ia bangkit dari posisinya, ia berusaha pergi menjauh dari lokasi tersebut, sebelum keberadaannya diketahui oleh security.

>>
Fresya terlihat sibuk mempersiapkan peralatan fotografinya. Berkali-kali Fresya mengecek peralatan fotografinya, setelah selesai dengan cameranya, ia lantas memasukkan seluruh peralatannya kedalam tas Ransel.

''Hah, akhirnya selesai juga.''

Ia melihat kearah jam dinding yang ada dikamarnya, yang menunjukkan pukul 03:55. ''Nggak kerasa udah selarut ini, hehe.'' Ujarnya dengan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Ia segera mengemasi barang-barangnya yang berserakan didalam kamar. Setelah dirasa sudah beres Fresya pun membaringkan tubuhnya keatas ranjang dan mulai memejamkan mata.





Jangan lupa vote dan comment ya!!!

See you next part...

Runcing Ke BawahWhere stories live. Discover now