13

206 14 15
                                    

Rumah sakit

Kini Yaya masih tertidur di ranjang rumah sakit, sudah 1 jam sejak teman" nya pulang dan ayah tiri nya masih setia menemani putri kecilnya sampai dirinya terbangun. Tanpa sadar suara telepon mulai terdengar dan saat dia melihatnya terpampang nama istrinya.

Bram: assalamualaikum, kenape dek?
Wawa: Waalaikumsalam, abang macam mana dengan keadaan Yaya?
Bram: Yaya dah okey hanya belum bangun je jadi kau tak payah risau Okey

Wawa: syukurlah, emm abang...

Bram: ya? Kenape dek?

Wawa: maaf adek selalu susahkan abang dan adek sendiri pun masih belum boleh balas apapun kebaikan abang ke adek.

Bram: eh kenape ni tiba-tiba. Kitorang kan suami istri urusan adek jadi urusan abang lah.

Wawa: tapi...

Bram: lagipun yaya dan otoi pun kan anak abang, tak kesah lah kandung kah tiri kah. Jadi adek tak payah fikir berlebih okey.

Wawa: terima kasih bang, adek beruntung dapat menikah dengan abang.

Bram: sama sama, abang pun beruntung dapatkan istri macam adek, nah sudah malam ni adek lekas tidur okey

Wawa: iyah bang adek tutup yah, assalamulaikum

Bram: waalaikumsalam

Telfon pun akhirnya ditutup dan bram yang awalnya berdiri kembali duduk di samping ranjang tempat putri nya masih tertidur dengan lelap.

Jam telah menunjukkan pukul 10 malam, tapi itu sama sekali tidak membuat Bram merasa ngantuk. Dia masih setia menatap putri kecilnya sambil mengusap-usap tangan Yaya.

Setelah mengetahui apa yang terjadi pada wawa dan Yaya, Bram mulai merasa kesal pada dirinya. Kalau saja dia tidak terlambat untuk melamar sang pujaan hati wawa dan Yaya tidak akan berakhir seperti ini. Tapi menyesal pun tidak ada gunanya kini yang perlu dia lakukan hanya lah melindungi dan mempertahankan keluarga kecilnya ini.

Yaya: paman?

Karena sibuk dengan pikirannya Bram tidak menyadari bahwa Yaya kini sudah sadar dan memanggil dirinya.

Paman: alhamdulilah akhirnya kau dah sadar Yaya

Yaya: Iyah paman

Paman: pa-paman panggilkan dokter sekarang

Yaya: tak payah paman, yaya dah oke je

paman: ta-tapi yaya...

yaya: yaya dah baik-baik saja paman, okey

Dengan menunjukkan senyumnya Bram yang awal nya berdiri langsung kembali duduk dikursinya tepat berada samping tempat tidur yaya.

Dan kesunyian dan kecanggungan mulai menyelimuti mereka berdua, bram yang ingin memulai pembicaraan pada putrinya seketika langsung di dahului oleh yaya.

Yaya: paman, sayangkan yaya ke?

Paman: mestilah paman sayang yaya. Yaya kan putrinya paman

Yaya: maaf yaya gagal lagi

Paman: tak pe, yaya kan dah berusaha lagipun yaya kan dalam masa penyembuhan. Kena lah ada masanya.

Yaya: terima kasih paman, dan maaf boleh tak paman balik kerumah dulu, sekarang yaya nak sendiri

Paman: tapi nak...

Yaya: juga, paman mungkin boleh cek dalam bag yaya ada flashdisc hitam. Selepas tu paman akan tahu kenape Yaya melakukan bunuh diri lagi setelah sekian lama

Paman: baiklah, kalau macam tu paman balik dulu ye. Yaya baik baik kat sini kalau perlu apa apa panggil suster yah. Assalamualaikum

Yaya: Okey paman Waalaikumsalam

Setelah pintu tertutup kembali dan keluarnya Bram dari kamar inap itu. Yaya mulai menatap pergelangan tangannya yang sudah terlilit akan perban dan meraba leher nya yang bernasib sama dengan sang lengan.

Yaya yang awalnya ingin menangis menyadari bahwa terdapat orang lain di ruangan selain dirinya dan itu adalah sosok hitam. Sosok hitam yang pernah mendatangi dirinya tepat 3 tahun yang lalu.

Yaya: kau, ape yang kau buat kat sini?

...: tengok kau lah ape lagi

Yaya: hmm

Sekali lagi keheningan mulai menjalari ruangan itu. Yaya yang masih sibuk akan pikirannya dan "dia" yang menatap yaya dengan tatapan datar yang menusuk hingga ke tulang.

Yaya: terima kasih

...: untuk?

Yaya: sebab dah selamatkan aku dari "kejadian" itu

...: tak payah nak terima kasih. Lagipun aku udah cakapkan, kalau aku nak bebaskan kau dari neraka ni. Kalaupun kau tak nak bagi aku tubuh kau, aku boleh je ambil suka hati aku dan gunakan "ketiga-tiga kuasa" kau tuh.

Yaya: aku tak kesah kau nak gunakan kedua kuasaku yang lain asal untuk kebaikan. Tapi aku tak boleh benarkan kau gunakan kuasa manipulasi gravity aku. Aku tak ikhlas.

...: okey kalau itu yang kau nak

Yaya: kau akan menurutinya?

...: kenapa tidak. Walaupun aku cakap macam tadi pun, tubuh itu adalah tubuh kau termasuk dengan kuasa yang kau miliki. Jika kau tak membenarkan aku takkan melakukannya, dan sebaliknya jika kau memerintahkannya aku akan melakukannya.

Setelah mendengar hal itu yaya yang awalnya ragu dan takut akan sosok hitam itu kini mulai merasa tenang, dan mungkin dia akan mulai memberikan sedikit rasa percayanya pada sosok hitam itu.

Yaya: oh ye aku... boleh tanya sesuatu tak?

...: silahkan

Yaya: kau ada kuasa macam aku juga ke?

...: ada, aku ada 2 kuasa. Tapi maaf aku belum boleh bagi tahu kat kau tentang kuasa aku

Yaya: tak pe, tapi apa kuasa kau ada kaitannya dengan flashdisc yang kat bag aku?

...: betul ada kaitannya. Lagipun aku yakin cepat atau lambat kau akan tahu apa kuasa aku.

Setelah pertanyaan itu terjawab. Ingatan yaya akan pertanyaan 3 tahun lalu kini mulai kembali lagi, karena saat itu sosok hitam itu tidak mau menjawabnya yaya berharap pertanyaan nya kali ini benar-benar akan dijawab oleh dirinya.

Yaya: oh ye dulu aku pernah bertanya siapa kau tapi kau tak nak jawab. Apa kau boleh menjawabnya sekarang?

...: hmmm? Oh yaa kau memang pernah mempertanyakannya 3 tahun yang lalu. Baiklah, perkenalkan nama aku HANA dan aku... KEPRIBADIAN GANDA kau.

Yaya: a-apa?

why me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang