chapter 44

4K 317 22
                                    

warn: smut, explicit content. kalian bisa skip part ini karena nothing important here.

***

Malam sudah mulai larut. Kali ini Renjun menginap di tempat Jeno tinggal sementara di Jilin bersama Yangyang dan Jaemin. Hawa dingin membuat Renjun merapatkan dirinya pada pelukan nyaman Jeno yang selalu ia suka. Tapi, tidur Renjun terganggu saat dia merasakan rintihan Jeno dan geli di sekitar tulang selangkanya. Tubuh Renjun merinding saat merasakan sesuatu seperti lidah menjilat lehernya dengan penuh nafsu. Pelan-pelan Renjun membuka mata, melihat dengan jelas saat Jeno dengan mata tertutup menikmati leher dan area tulang selangkanya.

"Renjun... nggh!"

Wajah Renjun memerah saat merasakan sesuatu menonjol menggesek pahanya yang hanya dilapisi celana tidur tipis milik Yangyang karena ia tidak bawa baju tidur, jadi lah dia meminjam. Renjun mengerang pelan saat Jeno memberikan tanda cinta di leher putihnya dan semakin menggesek tonjolan itu di paha Renjun. Melihat Jeno melakukan itu dengan mata tertutup, Renjun yakin sekali lelaki taurus tersebut sedang mengalami mimpi. Entah Renjun harus bereaksi marah karena dijadikan fantasy mimpi basah si sulung Lee atau bahagia karena dalam mimpi terkotor Lee Jeno pun hanya ada dirinya.

"J—Jeno..." Terbata Renjun mencoba membangunkan Jeno kendari kondisi mereka sangat canggung. Renjun menepuk pelan bahu Jeno saat lelaki itu masih berusaha memberikan tanda cinta lain di lehernya, gila Jeno bahkan saat tidak sadar pun mampu membuat leher Renjun penuh tanda cinta.

"Jeno, bangun," lirih Renjun sembari menjauhkan kepala Jeno dari lehernya. Ia mendorong bahu Jeno sekuat tenaga sampai pada akhirnya berhasil membuat si sulung Lee sadar dari mimpi kotornya.

Jeno termenung. Napasnya tersenggal karena mimpi itu membuat dia berkeringat. Wajahnya memerah saat sadar bahwa keadaannya sekarang sangat memalukan. Apalagi orang yang muncul di mimpinya sekarang ada di sampingnya dengan baju tidur satin tipis yang sudah berantakan.

"Ren... maaf," ujarnya canggung. Makin canggung saat melihat ke bawah dan sesuatu yang menonjol itu menarik perhatian Renjun. Jeno menyibak selimut, segera bangkit dari tidur dan duduk di pinggir ranjang menghindari Renjun.

"Je, nggak—"

"Aku ke kamar mandi dulu."

Jeno malu sekali demi apapun. Dia tidak bisa menatap mata Renjun atau melihat lelaki itu sekarang karena birahinya ini membuat dia melakukan hal gila saat tertidur. Mereka baru saja saling memaafkan dan Jeno sudah bertingkah seperti hewan di musim kawin seperti ini. Sialan sekali.

Si sulung Lee akan berdiri kalau saja Renjun tidak menahan lengannya. Sentuhan seperti itu saja sudah membuat Jeno rasanya ingin menarik Renjun ke pangkuannya lalu mencium seluruh wajah lelaki itu.

"Kenapa ke kamar mandi?" Renjun menggeser posisinya semakin merapat ke punggung Jeno. Ia memeluk Jeno dari belakang. "Ada aku di sini sekarang, Je, kenapa harus ke kamar mandi?" Jeno mengerang dan menutup mata saat Renjun entah belajar dari mana mulai melakukan hal seduktif seperti ini. Tangan halus dan hangat milik Renjun sekarang mengelus kejantanan Jeno yang menonjol di bawah, bahkan saat Renjun membuka mulutnya untuk bicara, nafas lelaki itu menyapu leher Jeno yang semakin membuat lelaki itu bergairah.

"I'll help you, sayang." Renjun mencium leher Jeno dan tangan kecilnya mulai menyusup masuk ke celana tidur Jeno.

Sialan.

Jeno mana bisa menahan diri kalau Renjun sendiri yang menawarkan diri seperti ini. Ia membiarkan tangan Renjun bermain dengan miliknya di bawah sana, sementara dia menoleh, menatap wajah sayu Renjun dengan tatapan tertutup kabut gairah. Ia mencium bibir Renjun. Menginvasi setiap titik di mulut Renjun, bertukar saliva, dan menyesap ranum merah muda kesukaannya itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 25 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Scandal | ft. NorenWhere stories live. Discover now