Chapter 05

450 80 21
                                    

Maaf kalau ada typo dan kata kata tidak jelas...

.

.

Author POV

Dua hari kemudian....

Anver sungguh merasa bosan.

Dia sudah membaca buku itu dan saat ini dirinya sedang malas membaca.

'Apa aku ke ibukota saja. Kebetulan aku merindukannya.' Batin Anver.

Dia pun bersiap mengenakan pakaian biasa dan jangan lupa tudung untuk menutupi rambutnya

Anver memilih memakai pakaian biasa untuk berbaur dengan masyarakat.

Dia memilih pergi sendirian ke ibukota tanpa pengawalan karena jika Gerald ikut itu akan membuatnya dalam masalah.

Istana terletak tak jauh dari ibukota.

Jika berjalan kaki mungkin hanya butuh waktu 30 menit.

Anver menyelinap lewat jalur pelarian rahasia miliknya agar bisa keluar dari istana.

Setelah berjalan beberapa menit dia sampai di ibukota.

Dirinya segera menuju ke tempat yang diinginkan.

Tempat itu letaknya sedikit ke arah pinggiran ibukota.

Melewati gang gang sempit akhirnya dia sampai ke sebuah bar.

"Hallo bos." Sapa Anver pada pemilik bar itu.

"Ohh kau akhirnya datang. Kemana kau selama ini?" Tanya pemilik bar itu.

"Aku ada urusan."

"Mau pesan minuman seperti biasa."

"Boleh." Jawab Anver.

Pemilik bar itu segera membuatkan minuman untuk Anver.

'Bar ini ramai seperti biasa.' Batin Anver.

Tak lama pesanan Anver datang

"Ini minuman tanpa alkohol milikmu Jay."

"Terima kasih Rick."

Di luar Anver selalu menggunakan nama samaran Jay.

Jujur saja Anver tidak sengaja menemukan tempat ini saat dirinya merasa sedih saat itu.

Dia berjalan sembarang arah dan akhirnya berhenti di bar ini

Bar ini selalu ramai didatangi rakyat biasa.

Jarang ada kejahatan terjadi

"Apa kau akan mengunjungi gadis kecil itu lagi? Tadi ada pelanggan melihatnya berjualan di sekitar menara jam." Ucap Rick.

"Aku sudah sering menyuruhnya untuk berjualan di dekat rumahnya saja tapi dia selalu nekat."

"Terima kasih informasinya Rick. Ini untuk membayar minumannya dan sekalian membayar semua minuman mereka." Ucap Anver sambil menyerahkan sekantong koin emas

"Terima kasih Jay."

"Terima kasih anak muda."

Setelah mendengar ucapan terima kasih itu, Anver segera mencari keberadaan gadis kecil itu.

"Dia dimana?"

Matanya pun menangkap seorang gadis kecil yang sedang berjualan bunga.

"Helia." Panggil Anver.

Gadis itu perlahan menengok.

"Kakak."

Anver tersenyum

I'm Not A PrinceWhere stories live. Discover now