3

60 19 23
                                    


"Udah makan, makan aja harus drama dulu"

Mendadak kantin yg tadinya riuh menjadi hening ketikah munculnya empat siswa tampan inti sekolah yaitu Leo, Gilang, Dirga, dan Hendra

Disini maksud dari inti sekolah adalah orang yg berpengaruh bagi sekolah atau yg menyumbangkan banyak penghargaan kepada sekolah, seperti Leo dia adalah kapten basket di SMA PANDHEGA terhitung puluhan piala yang disumbangkan dan pertandingan yang dimenangkan.

Gilang murid cerdas yg selalu memenangkan Olimpiade dan selalu menjadi juara umum.

Selanjutnya ada Dirga, siswa yg berbakat di bidang musik dia juga sering mengikuti audio musik dan mendapat banyak penghargaan, dia juga sering mengikuti ajang musik menjadi perwakilan sekolah.

Dan terakhir ada Hendra dia adalah cerminan dari ketiga temannya dia juga anggota basket bahkan dia sangat berpengaruh didalam tim. akan terasa sulit mungkin untuk menang jika dia tidak ikut turnamen, Hendra juga selalu mendapatkan juara umum kecerdasannya sebelas dua belas dengan Gilang. Akan tetapi dia tidak pernah mengikuti Olimpiade karan menurut nya itu membuang waktu, kecerdasan itu digunakan untuk sesuatu yang memang diperlukan atau penting bukan dipamerkan. Hendra juga menyukai musik suaranya sangat indah sampai jika kita mendengarnya rasanya seperti dihipnotis dengan alunan musik dengan suaranya yang memabukkan, Dirga terkadang mengajak Hendra untuk ikut ke audio musiknya tapi Hendra menolak karna dia tidak ingin menjadi pusat perhatian walau pada akhir nya dia juga menjadi pusat perhatian karna semua teman nya sangat populer dan tidak sedikit dari murid PANDHEGA yang mengagumi Hendra .

namun sisi gelap dari Hendra adalah dia sering berbuat onar dan berkelahi tidak jelas Hendra orang nya juga pendiam tidak suka keramaian dan tidak suka diganggu, dia tidak akan mulai jika orang itu tidak mengusik nya.

Mereka berempat sudah seperti saudara kemana mana selalu bersama selalu membela dan melindungi satu sama lain.

Mereka berjalan menuju meja yg kosong lalu keadaan kambali seperti semula riuh bising tapi dengan pujian dan suara centil cabe cabean sekolah yg ditunjukkan kepada mereka yg dikenal sabagai inti sekolah.

"Siapa yg mau pesen?" tanya Leo

"Gue aja" jawab Dirga "kalian pesen apa" lanjut nya

"Kaya biasa aja" jawab Leo

"Gue juga"timbal Gilang

"Hm"

"Hm hm paan, yang jelas dikit napa" jawab Dirga menyenggol bahu Hendra

"Samain" jawab nya singkat

"Susah ya kalo ngomong sama es batu" hardik Leo

"Yaudah gua pesen dulu"

Saat menunggu pesanan di buat Dirga berdiri mennyender ditembok kantin sambil membaca novel yang dia bawa, sampai ada seorang gadis cantik yg menyapa nya.

"Halo kak Dirga" sapa nya melambaikan tangan dengan senyum lebar.

"Hai"Dirga mengalikan pandangannya sekilas dari novel untuk menyapa gadis itu lalu kembali fokus pada novel nya.

Gadis itu sangat senang karna sapaan nya dibalas oleh Dirga walau sepertinya Dirga lebih menyukai novel itu ketimbang dirinya.

"nama aku veyla aku murid baru disini, aku denger denger kakak sering ikut Olimpiade ya"tanya vayla

"Gilang, bukan gue" jawab Dirga menutup bukunya lalu mengalihkan pandangannya menatap gadis didepannya itu.

Veyla menjadi gugup setengah mati, niat nya memang ingin caper kepada Dirga, tapi jika ditatap seperti ini siapa yang kuat rasanya pengen langsung nyosor "emm anu kak" demi apapun dia benar benar deg degan jantung nya seperti ingin loncat dari tempat nya

𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐨𝐫 𝐢𝐝𝐞𝐚𝐥𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang