BAB 30 : Akhir cerita

83 6 0
                                    

"Luka itu tidak sembuh, naif sekali jika aku berkata aku sembuh. Karena pada dasarnya, luka itu terhalang oleh luka-luka baru yang datang."

-Ayara senja lara-

**

"Jangan berharap untuk sembuh jika kamu saja tidak memiliki obatnya. karena setiap luka akan selalu memiliki obat."

-Alden Fahri Hamzah-

**

"Setelah awal yang diiringi dengan air mata, apa mungkin bisa berakhir bahagia?"

-Adara  Alya yasmin-

**

"Awal yang diiringi dengan air mata, tidak menjamin berakhir dengan penuh lara."

-Widyanti senarta-







***

"Bagaimana keadaan sahabat saya dokter???"

"Dia baik-baik aja kan????"

"KENAPA DOKTER DIAM SAJA!!"

"Ma-"
Beberapa pertanyaan Sena lontarkan pada sang dokter yang baru saja keluar dari kamar ayara.

"Bagaimana keadaan putri teman saya dokter??" Sahut wanita paruh baya. Memotong ucapan sang dokter.

"Maaf.." Jawab sang dokter dengan menunduk.

Sena membelalakkan matanya, "APA MAKSUD LO MINTA MAAF?!" Tanya nya dengan mengambil kerah jas yang dokter itu pakai.

"oke maaf maaf, saya kasar, sekarang dokter masuk lagi dan periksa yang bener saudara saya," Ucap Sena lagi melepaskan kerah itu.

Dokter itu menggeleng, tetap menunduk. "Kam-"

"DOKTER, DENYUT NADINYA KEMBALI, NAMUN LEMAH," Teriak salah satu suster di dalam ruangan itu.

Deg...

"AYARA?!" Teriak Sena dan Astri bersamaan.

Lalu mereka memaksa untuk masuk, namun sudah lebih dulu di tahan oleh para suster, umi Jihan, dan teman-temannya.

"AYARA LO HARUS BERTAHAN!" Teriak Astri dengan air matanya yang meluruh.

Septian memeluk gadis itu, mencoba menenangkannya. Sena sudah menangis di pelukan umi Jihan, mereka menangis sesak.

"Ay... Lo harus kuat..." Lirihnya.

Alden tidak tau kabar ini, karena dia juga sedang di periksa oleh salah satu dokter di sana. Melihat kepalanya yang berdarah, mau tidak mau dia harus mengikuti ucapan temannya, Garel.

"TANTE... AYARA KITA GABAKAL KENAPA-NAPA KAN??" Tanya Sena di dalam dekapannya.

Umi Jihan mengangguk, "Iya sayang, Ayara baik-baik aja, kita berdo'a ya.."

"Mati lampu??? KENAPA MATI LAMPU?? TANTE KENAPA MATI LAMPU??!"

Dalam keadaan seperti ini, cuaca sangat tidak mendukung. Di luar hujan lebat dengan gunturnya yang saling bersahutan. Lampu padam dalam keadaan seperti ini sangat tidak mendukung.

2 suster keluar dari ruangan Ayara dengan tergesa-gesa, dan itu membuat mereka yang menunggu khawatir.

"Tante... Tolong... Tolong ayara.."

TENTANG SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang