17

535 67 8
                                    

Perasaan cemas dan tegang bercampur menjadi satu memenuhi hati seorang pria yang saat ini tengah mondar-mandir di depan ruang IGD. Sesekali menatap pada pintu yang masih tertutup rapat sejak sosok temannya dibawa masuk ke dalam.

Taehyung, pria tersebut menghela nafas gusar menunggu kabar dari dokter yang menangani teman manisnya. Yah, dialah yang telah menolong Jimin dan membawanya ke rumah sakit. Mobil yang melaju hampir menghantam tubuh lemah itu juga dia. Akibat sebuah panggilan masuk membuatnya lengah dan hampir membunuh temannya sendiri. Untung kakinya dengan cepat menginjak pedal rem dan mobil yang dikemudikannya itu langsung berhenti tepat sejengkal dari posisi si manis yang telah tak sadarkan diri. Mungkin jika dia terlambat sedikit saja, saat ini dirinya akan terus dihantui rasa bersalah hingga seumur hidup. Tuhan masih baik padanya.

Suara pintu yang terbuka mengalihkan perhatian pria bermarga Kim sepenuhnya. Seorang dokter tampak keluar dari ruangan diikuti perawat yang langsung pergi entah kemana. Raut wajah sendu tertangkap maniknya membuat perasaannya sedikit tidak tenang. Apa yang terjadi pada teman manisnya?

"Dengan keluarga pasien?"

"Saya temannya. Apa yang terjadi padanya, Dok?"

"Kandungannya memburuk. Sebelumnya saya sudah menjelaskan pada Tuan Park tentang kondisinya. Seharusnya dia menjalani operasi pengangkatan janin, tapi Tuan Park menolak dan lebih memilih mempertaruhkan nyawanya dengan mempertahankan kehamilannya."

Terkejut, itulah yang dirasakan Taehyung saat ini. Jimin hamil? Bagaimana mungkin? Apa dia sudah menikah? Tapi kenapa tidak cerita?

"Hamil? Teman saya hamil?"

"Anda tidak tau?" Taehyung menggeleng.

"Apa anda mengenal suaminya? Kami harus segera menindaklanjuti Tuan Park, dan persetujuan dari suami sangat diperlukan."

"S--saya tidak mengenalnya. Tapi saya akan coba hubungi dengan ponsel teman saya."

"Mohon segera, Tuan! Karena kondisi Tuan Park sangat lemah."

"Hmm."

•••

PRAKK

Yoongi yang tengah fokus pada layar komputer di depannya terlonjak akibat suara keras dari bingkai yang terjatuh. Berdiri dari kursi, kemudian diraihnya bingkai dengan kacanya yang telah pecah itu. Desisan keluar dari bilah bibir tipisnya kala ujung runcing dari pecahan menggores jarinya.

Hatinya mendadak gelisah saat tau bingkai tersebut adalah foto dirinya dan sang suami yang tengah tersenyum bahagia. Perasaannya semakin tidak karuan saat darah dari luka gores itu menetes tepat mengenai bagian perut yang tercinta. Apa terjadi hal buruk pada calon anaknya?

Lantas Yoongi meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja, hendak mendial nomor si manis sebelum sebuah panggilan masuk membuatnya urung.

Dilihatnya layar yang menyala itu. Senyuman lebar seketika terbit saat tau ternyata suami manisnya lah yang menelepon. Namun, kenapa hatinya semakin gelisah?

Tidak ingin berpikir negatif, si pria Min dengan segera menggeser tombol hijau guna menjawab panggilan tersebut.

"Halo, sayang!"

"Selamat siang, benar ini dengan Min Yoongi?"

•••

Kaki beralaskan pantofel itu berlari tunggang langgang di lorong rumah sakit. Dirinya kalut saat mendapat kabar tentang orang yang dicintainya. Menghentikan lajunya di depan ruang IGD, Yoongi menatap pada sosok pria yang dirasa tidak asing. Kemudian berjalan mendekat ke arah si pria senyum kotak yang sedari tadi masih betah berdiri di posisinya.

Kontrak Where stories live. Discover now