Chapter 3🌹

71 56 21
                                    

—HAPPY READING—

Sabtu, jam 09.30.

Lidya dengan teman-temannya sudah berada di sungai sesuai janji mereka untuk main kesungai. Mereka begitu senang saat melihat suasa sungai yang sangat indah, airnya yang jernih dan cuaca yang cerah serta angin-angin yang berhembus dengan lembut.

"Kita mau main apa?" tanya Lidya yang begitu senang terlihat dari ekspresi wajahnya yang tidak berhenti tersenyum.

"Main air, lah. Mau ngapain lagi," jawab Nisa.

Seketika senyum lidya hilang saat tahu mereka datang kesini hanya untuk main air saja.

"Gak ada yang lain selain main air?" tanya Lidya.

"Gak bisa berenang ya," ejek Jay yang langsung merubah suasana hati Lidya menjadi kesal.

Sebenarnya bukan masalah tidak bisa berenang, tapi. Mereka sering main ke sungai selalu main air saja kalau tidak main air pastinya mencok.
(Bagi yang gak tau, mencok itu sama aja kayak ngerujak^^)

"Terus, kalau situ bisa berenang aku harus bilang waw gitu?"

Jay dan Lidya saling menatap sinis satu sama lain.

"Jangan berdebat di hari secerah ini," ucap ikshan sambil berjalan menarik tangan Lidya dan Jay. Ikshan melakukan itu agar tidak ada perdebatan yang akan dimulai.

Mereka semua berjalan menuju batu yang lebar setinggi mata kaki, biasanya mereka akan menaruh barang bawaan mereka di atas batu itu, tapi. Hari ini saat mereka ingin menaruh barang bawaan mereka melihat seorang laki-laki yang duduk di atas batu itu.

Lidya menatap laki-laki itu dengan perasaan tidak asing, seperti pernah bertemu laki-laki itu tapi lupa dimana. Lidya mencoba mengingat-ngingat sementara teman-teman nya menghampiri laki-laki itu.

"Kamu siapa? Orang baru, kah?" tanya Nisa.

"Anjir. Revan." Setelah mengingat-ngingat beberapa menit akhirnya Lidya bisa ingat siapa laki-laki yang saat ini duduk di atas batu.

Yang awalnya raut wajah Rivan terlihat acuh seketika berubah saat melihat Lidya, ekspresi wajah nya berubah jadi tersenyum tipis.

"Rumah nenek mu di dekat sungai sini, kah?" tanya Lidya yang langsung duduk di sebalah kanan Rivan.

"Rumah nenekku ada di seberang sungai," jawab Rivan.

Di sungai tempat Lidya dan teman-temannya biasa main berada tepat di bawah jembatan yang menuju rumah warga desa.

"Kalian pacaran?" tanya Jay yang sontak membuat Lidya dan Revan menoleh ke arahnya dengan pelan.

"Kami gak pacaran anjir. Kami gak sengaja ketemu pas aku pulang sekolah, dia di palak jadi ku tolong," jawab Lidya.

"Mereka teman-teman kamu?" tanya Rivan sambil menatap wajah Lidya.

"Iya mereka teman-temanku. Ini Nisa, Yana, Jay, Ikshan dan terakhir Farel." Ucap Lidya meperkenalkan satu persatu temannya.

"Ternyata kamu juga bisa mungut cogan," ucap Yana yang memperhatikan pesona Rivan yang begitu perfect.

"Selain bisa mungut orang aku juga bisa mungut setan loh."

"Setan dimana kamu pungut?" tanya Jay sambil menaikkan satu alisnya.

Aku Adalah Kamu Dan Kamu Adalah AkuWhere stories live. Discover now