09. Fallin' Flower

124 16 0
                                    

Fakta yang harus Seungcheol terima.
Setelah terlahir kembali, Jeonghan kehilangan ingatannya.
Ia sedih karena di lupakan oleh Jeonghan, tapi di sisi lain Seungcheol senang karena Jeonghan masih bisa terlihat oleh kedua matanya.

"Kenapa dia jadi di sini, Chan?"

Jeonghan berbisik.

"Paman ini tidak punya tempat tinggal.
Mama kan orang yang paling baik di desa ini.
Tentu mau menampungnya kan?"

Chan tersenyum lebar.
Tapi Jeonghan agak ragu.
Ia menatap kikuk laki-laki di depannya.
Dan Seungcheol hanya tersenyum.

"Tadi siapa namanya?"

Jeonghan berbisik lagi pada Chan.
Dan Seungcheol masih sama, memperhatikan mereka sambil tersenyum.
Lucu melihat mereka membicarakannya samb berbisik-bisik seperti itu.
Percayalah, Seungcheol mendengarnya dengan jelas.

"Choi Seungcheol."

Dalam benak Seungcheol,
sudah lama sekali sejak mereka bisa bersama.
Sejenak, ia lupa dengan semuanya.
Pikirannya kembali berfantasi, apakah mereka bisa seperti ini selamanya?

Tapi ia buang pikiran itu jauh-jauh.
Seungcheol yakin, ujiannya pasti akan datang menghampiri lagi.

Ketenangan itu sirna.
Ketika seorang mengetuk pintu rumah itu.
Dengan tergesa-gesa sambil memanggil nama Jeonghan.

"Han!
Tolong!"

Jeonghan langsung menghampirinya.

"Tolong Seokmin!
Ia terluka!"

Seungcheol melihat dengan mata kepalanya sendiri.
Jeonghan dengan cekatan merawat luka-lukanya.
Seungcheol agak deja vu.
Seperti pertemuan pertama mereka dulu.

Ia jadi tahu.
Jeonghan terkenal bisa membantu merawat orang-orang sakit di desa ini.

"Han memang yang terbaik.
Rasanya aku langsung sembuh!"

Seokmin, pemuda yang tadi terluka.
Ia menggerakkan kakinya.
Memastikan apakah sedikit lebih baik dan benar adanya.

Jeonghan tertawa.

"Lagipula kau melakukan apa Seok sampai kakimu terluka?"

"Kuda yang Seokmin tumpangi menggila, lalu dia jatuh dan kakinya sampai terluka seperti itu."

Yang menjawab Jisoo.
Teman dekat Jeonghan sekaligus  kekasih Seokmin.

"Raja iblis pasti sedang mengutukku."

Jisoo dan Jeonghan sama-sama tertawa.

"Oh ayolah.
Itu khayalanmu saja."

Mereka lanjut tertawa.
Tanpa tahu bahwa diam-diam Seungcheol mendengar setiap percakapan itu.
Khayalan?
Padahal Raja Iblis sungguhan ada di dekat mereka.























"Aku tidak tahu kalau kau bisa menyembuhkan seseorang."

Jeonghan menatapnya lalu tertawa.

"Aku tidak menyembuhkan mereka, aku hanya membantu.
Kalau bisa menyembuhkan mungkin orang-orang bisa langsung sembuh seketika.
Aku bukan malaikat atau semacamnya yang punya kekuatan seperti itu!"

Malaikat, ya?

"Sepertinya itu benar.
Kalau boleh tahu, Chan anakmu?"

Jeonghan agak terkejut dengan pertanyaan itu.

"Tentu saja!
Aku tau kemana tujuan pertanyaan itu.
Sebenarnya aku punya hak untuk tidak menjawab pertanyaan dari orang asing sepertimu.
Tapi....
Chan...
Lima tahun lalu, aku melahirkannya."

Destiny [Jeongcheol]Where stories live. Discover now