~Aku bukan manusia luar biasa yang selalu bisa mewujudkan kemauan mereka~
♬♩♪♩ ♩♪♩♬"
𝐊𝐞𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐧𝐣𝐞𝐧𝐠 𝐫𝐚𝐭𝐮 𝐝𝐢 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐢𝐧𝐢. 𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐮𝐝𝐳𝐨𝐧 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐣𝐮𝐝𝐮𝐥𝐧𝐲𝐚. 𝐃𝐢𝐬𝐢𝐧𝐢 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐤𝐚𝐰𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐛𝐮𝐜𝐢𝐧. 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐮𝐜𝐢𝐧𝐩𝐡𝐨𝐛𝐢𝐚 𝐛𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐣𝐚𝐮𝐡 𝐣𝐚𝐮𝐡. 𝐊𝐚𝐥𝐨 𝐤𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐣𝐮𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚 𝐛𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐢𝐧 𝐧𝐚𝐧𝐚!
"Anak bodoh, tidak bisakah kau lebih unggul dari si miskin itu!?" Pria berbalut jas hitam itu berteriak tepat di depan wajah Qaila.
"Setidaknya aku pulang tidak dengan tangan kosong" Jawab Qaila malas, berjalan santai menuju balkon kamarnya.
"Kau dilahirkan bukan hanya untuk menjadi hebat. Keluarga ini terlahir sebagai pemenang,dan kau masih saja selalu kalah dengan anak pembantu itu!" Papanya itu ikut berjalan menuju balkon. Menampar kuat pipi kanan anak sulung nya.
"Dia juara satu,aku juara duanya. Apakah itu kekalahan?" Qaila muak mendengar tua bangka ini teriak teriak setiap pulang ke rumah ini.
"Ya, kau kalah. Jika ada yang lebih unggul di atas mu artinya kau kalah. Pemenang selalu berada di posisi atas. Tanpa ada siapun di atasnya. Dia di posisi teratas! " Intonasi pria itu semakin tinggi.
Tidak sadarkah pak tua ini suaranya menggelegar, mengganggu pendengaran orang.
"Kalo gitu jadikan saja dia anak papa, anak yang selalu di posisi teratas. Unggul, pemenang, bisa di banggakan kepada seluruh isi dunia." Qaila akhirnya menatap nyalang ke arah papanya. Habis sudah kesabaran gadis itu.
"Aku lelah, aku bukan robot suruhan papa yang bisa melakukan semua perintah tuannya" Lanjut Qaila beranjak meninggalkan kamarnya.
"Qaila, aku sedang berbicara. kau pergi begitu saja!" Setelah diam beberapa detik pria itu masih berteriak, "Anak tidak tau sopan santun, dimana etika seorang anak keluarga Andares"
"Tidak usah kau pulang malam ini"
Ocehan pak tua itu di acuhkan Qaila."Selalu saja pulang-pulang marah marah, yang dibawanya. Terlampau miskin kah pak tua itu, hingga tak mampu membawa oleh oleh kerumah ini" Qaila menghentak hentakan kakinya menuruni anak tangga.
Terlihat seorang perempuan dengan piyama putih sedang menonton TV.
"Mau kemana Qaila" Tanya wanita itu lembut."Keluar, papa menyuruh ku tidak usah tidur di rumah malam ini" Qaila melirik sebentar ibunya. Lalu melanjutkan langkah nya menuju bagasi.
"Untuk apa dia bertanya, jika hanya basa basi. Tidak dengarkah dia suami nya teriak teriak seperti seorang setan di kamar ku" Qaila mencibir sambil memakai helm fullface nya.
Kondom🕶
(Kompolan dedek dan om)
Gwe otw markas(Αrel🐒) gwe jga!
(om sαtya🌹) 2 in
(Paksu🐽) gwe di depan
(om satya🌹) gercep anying
Tau bahwa Rafael udah menunggu di depan gerbang rumahnya, dia buru buru melajukan motornya keluar bagasi.
"Mau kemana Qai?" Tanya kamg Mamat, satpam malam di rumahnya. Ingat rumahnya!, bukan komplek rumah.
"Keluar kang, biasa main" Qaila menunjuk ke arah Rafael di luar gerbang.
"Tiati Qai" Pak mamat menekan remote gerbang.
"Cabut" Qaila kembali menutup kaca helm nya, lalu melajukan motornya. Diikuti Rafael dibelakangnya.
Rasanya tenang, menghirup udara malam seperti ini. Beban nya terangkat sebentar.
Hidup nya sepi, tapi mengapa tidak setenang malam?.𝐕𝐨𝐭𝐞 𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐨𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐤𝐚𝐤, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐜𝐮𝐦𝐚 𝐝𝐢𝐛𝐚𝐜𝐚. 𝐌𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐦𝐢𝐬𝐤𝐢𝐧 𝐭𝐮𝐣𝐮𝐡 𝐭𝐮𝐫𝐮𝐧𝐚𝐧.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Luka
Teen Fiction"Seenggaknya kalo ga bisa bahagia jangan ada luka. " Qaila meneguk habis air kuning di botol yang digenggam nya. Lalu melemparkan botol itu ke dinding. Beberapa detik selanjutnya terdengar suara pecahan kaca dari dalam kamarnya. "Anak kurang ajar...