13. Malu

201 39 6
                                    


.
.
.
.
.
Jion menatap kearah sang adik yang masih setia bergelung diatas ranjang nya, Jion tidak mau membangunkan sang adik sepagi ini, tapi dia juga takut jika adiknya akan mencarinya saat dia tidak ada.

"Bang, mau berangkat sekarang?" Riku yang melihat Jion sudah rapi di kamar Ochi langsung bertanya.

"Iya, gue ada kelas jam delapan. Gue titip Ochi ya." Riku mengangguk kecil.

"Iya berangkat aja bang, biar gue yang jaga Riku, hari ini gue gak ada kelas." Jion tersenyum dan mengusak rambut Riku.

"Jagain, jangan di gangguin, awas kalau nanti Ochi ngadu karena lo gangguin." Riku berdecak namun tertawa setelah nya.

"Lucu tau bang kalau liat Ochi kesel itu, ya meskipun harus rela kena gigit sih." Jion menggelengkan kepalanya dan segera mengajak Riku pergi ke ruang makan.

"Udah, biarin Ochi tidur lebih lama, lo temenin gue sarapan dulu."

Saat Riku dan Jion meninggalkan kamar Ochi, pemuda yang menjadi topik utama pembicaraan mereka justru menggeliat dan membuka matanya.

"Aku kemarin ngapain sih?!" Ochi, ah bukan lebih tepat nya Hoshi menutup wajah nya dengan bantal saat mengingat apa saja yang dia lakukan kemarin.

"Ochi, apa ini yang kamu bilang gak bisa kamu bawa pergi semua? Little space sindrom." Hoshi semakin menggulung tubuhnya dengan selimut.

Hoshi malu saat mengingat apa saja yang sudah dia lakukan kemarin, tapi apa daya tubuhnya tidak bisa menolak. Namun sejujurnya Hoshi senang karena hal itu, selama ini dia belum pernah mengalami hal seperti itu saat menjadi Kavi.

"Hoshi jangan mikir aneh-aneh, mending mandi terus minta udang goreng ke bik Indah."

*****
"Loh, udah bangun?" Riku yang sedang duduk di meja makan terkejut saat Hoshi tiba-tiba masuk ke ruang makan.

"Bang Jion kemana?" Riku tersenyum, karena dia tau saat ini yang sedang berbicara dengannya adalah Hoshi.

"Bang Jion ada kelas pagi, mau sarapan sama apa?" Hoshi menghela nafas dan langsung duduk di hadapan Riku.

"Udang goreng." Riku menggeleng, kenapa Hoshi sangat suka udang goreng.

"Ya udah minta bik Indah buatin sana." Hoshi mengangguk dan segera beranjak menemui bik Indah yang ada di dapur.

"Riku, makan puding dulu boleh?" Riku yang melihat Hoshi menunjukan puding yang dia pegang hanya bisa mengangguk.

"Boleh, tapi jangan banyak-banyak." Hoshi mengangguk dan segera mengambil satu cup puding dan membawanya ke meja makan.

"Hoshi." Riku memanggil Hoshi pelan dan membuat pemuda yang sedang sibuk dengan puding nya itu menatap polos ke arah nya.

"Kenapa?" Hoshi mengernyit saat melihat Riku yang terlihat bimbang.

"Aku ternyata ada kelas dadakan hari ini, kamu sendirian di rumah gak apa?" Hoshi mengerjap saat mendengar hal itu.

"Berapa lama?" Riku menatap Hoshi yang terlihat tenang.

"Cuma satu kelas, paling lama dua jam, gimana?" Hoshi mengangguk.

"Aku ikut boleh?" Riku terkejut saat mendengar ucapan Hoshi.

"Ikut? Ikut ke kampus maksud nya?" Hoshi mengangguk, meskipun sebenarnya dia ragu namun dia harus mencoba nya.

"Kamu yakin? Aku takut kalau kamu ketakutan lagi kalau ketemu orang asing." Hoshi menggigit bibir bawahnya.

"Tapi aku gak mau di rumah, bosen gak ada temen nya." Riku menatap sendu pada Hoshi, Riku tidak tega melihat ekspresi sedih Hoshi namun dia tidak bisa mengambil resiko.

Little HoshiWhere stories live. Discover now