Divorce?

47 8 4
                                    

"Bagaimana keadaannya?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bagaimana keadaannya?"

"Syukurlah kandungannya tidak apa-apa. Dia hanya kelelahan, kau tidak perlu secemas itu" kata dokter itu mengemas alat medisnya.

"Bagaimana tidak cemas, dia tanggung jawabku!" Seokjin kalut.

Mendengar suara Seokjin yang sedikit ketus itu membuatnya sedikit paham.

"Kau sepertinya sedang banyak masalah ya" ujar dokternya menyadari kondisi Seokjin saat ini namun seokjin hanya diam tak menjawab.

"Kuharap kau tak mengabaikan anakmu, melihat kondisinya sedang begini. Tidak memungkinkan untuk merawat anak seorang diri"

"Kau mendengarku 'kan?" tanya dokter itu lagi karena rasanya ia diabaikan oleh Seokjin.

"Hmmm"

"Temui anakmu dulu, dia harus tidur. Lihat, ini sudah jam berapa" melihat jam dinding sebelum berganti melihat seseorang yang tengah terbaring di atas ranjang "Aku akan disini sebentar untuk menjaganya sementara kau menidurkan anakmu"

Seokjin lantas setuju, ia keluar dan mendapati si kecil duduk meringkuk dengan memeluk kedua lututnya, kepalanya menunduk lesu.

"Nak" panggil Seokjin lembut.

"Ayah!" Katanya mendongak setelah mendengar suara Seokjin.

"Mama tidak apa-apa kan yah? Mama sakitnya parah tidak yah? Adik bayi tidak apa-apa kan yah?"

Jelas sekali anaknya ketakutan.

"Mama hanya kelelahan, tadi kan kita jalan-jalannya lama sekali di taman. Mama juga tidak sempat untuk duduk. Jadi mama tidur dulu ya. Dan ayo ke kamar, anak ayah harus tidur juga" jelas Seokjin mengusap air mata si kecil yang jatuh tiba-tiba.

Mengangguk setuju "Ayah tidur disini?" tanyanya.

"Hmm. Iya nak, ayah tidur disini" Seokjin mengangguk "Benarkah? Ayah tidak akan pergi tengah malam nanti kan?" Agaknya si kecil ragu karena dirinya sering ditinggal setelah dirinya tertidur.

"Tidak kok. Hari ini ayah akan tidur disini, tidak akan bohong" ia meyakinkan putra kecilnya itu.

Pikiran Seokjin memang kacau, tapi ia juga tidak bisa melupakan kewajibannya. Jika bisa dibagi, Seokjin ingin mengirimkan satu raganya untuk Leyla. Ia ingin membujuk dan berusaha membawa Leyla pulang. Entah bagaimana nasibnya kedepannya, ia hanya ingin Leyla bersamanya. Tapi dengan Leyla yang sudah tau tentang apa yang Seokjin diam-diam sembunyikan dibelakangnya, apa Leyla mau?

Setelah menidurkan si kecil, Seokjin lantas melepaskan pelukannya perlahan. Matanya menatap dalam mata yang sudah tertutup itu, yang membuat Seokjin kian merasa bersalah.

"Ella.. bagaimana aku mengatakannya padamu? Anak ini... dia... maafkan aku" pria itu berbicara sendiri, namun ia malah menangis dengan nafas yang tersendat karena menahan sesak dan isakannya agar tidak terdengar.

Lavender | Kim Seok-Jin | ENDWhere stories live. Discover now