Vector Chapter 9

2 0 0
                                    

- Vector | Chapter 9 -
© License by : Dumaysa Universe

- Vector | Chapter 9 - © License by : Dumaysa Universe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

James Malik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

James Malik. Tokoh politikus kota Allana. Setiap pergi mendatangi suatu urusan, tak luput dari barisan pengawal terbaiknya. Memiliki banyak koneksi luas, jaringannya tak bisa diremehkan. Perawakannya tinggi ramping dengan bahu lebar, berambut putih, bertampang tegas, memiliki tirus yang menambah hormat begitu orang-orang melihatnya. Sejak muda aktif mengikuti kegiatan politik hingga ke beberapa negara besar.

Bendera kebanggaan kota Allana berkibar di sepanjang trotoar jalanan kota. Semua masyarakat ditertibkan agar tidak bersorak atau memperkeruh suasana dengan tabiat menjengkelkan. Disiapkanlah polisi keamanan kota sehingga terparkir deret mobil polisi pada beberapa titik.

Angin berembus hangat, mungkin tercampur duka tragedi pertukaran jiwa atas pesta meriah sebuah acara festival. Dalam semalam, korban-korban dievakuasi oleh tim evakuasi dari pemerintah. Api yang terus membara marah, dipadamkan oleh mobil pemadam kebakaran dalam waktu relatif singkat. Tak ada lagi asap mabuk, kerikil terhempas, dan percikan kecil.

Jumlah korban dapat terhitung. Namun, bukan berarti berjumlah sedikit. Pihak evakuasi belum menyebutkan berapa total korban tragedi berdarah festival. Bisa saja mereka menyembunyikan jumlahnya untuk melindungi status politik tertentu. Jasad korban dapat dilihat di lokasi kematian. Semua jasad mudah ditemukan. Oleh sanak keluarga dengan duka mendalam. Oleh anak-anak yang hilang. Oleh tentara sipil. Mereka ... bagian elite politik harus bergerak cepat, membereskan segala kekacauan dalam satu malam.

"Ada orang!"

"Di sini!"

"Ayo!"

Tiga tim medis pria memakai jas putih yang menutup seluruh badan, bahkan muka mereka dilindungi masker kaca-baru saja menggali reruntuhan. Awalnya bertumpukan batu, dengan susah payah dibantu relawan baik hati dalam mengangkut batu-batu besar sebuah gedung. Mereka gotong royong, sampai terlihat wajah utuh bercampur kotoran arang, itu membuat wajah korban tercoreng pekat. Membuatnya sulit diidentifikasi.

Tandu disiapkan, seorang korban di antara jalanan sempit berada di atas tandu dan siap dibawa menuju pos pengobatan tak jauh dari lokasi kejadian. Korban barusan adalah Benjamin Russel. Ia terpejam. Tidak mati, hanya pingsan yang tak akan memperbaiki segala perasaannya nanti. Fisik Benjamin Russel tiada lebam, darah, juga memar. Semua baik-baik saja, kecuali jika Benjamin mengeluhkan sesuatu ketika sadar.

Vector | Pra_Story | (Setiap Minggu) Written By : Mubin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang