• piw piw, mulai masuk cerita kedua, untuk sekian kalii nyaa, voment nya jangan lupaa, okeee selamat membacaa.
Tepat hari ini, hari dimana Andrea akan mendatangi pameran masak yang tak jauh dari rumah nya, bersama Thea, Erisa, dan juga Eruna, di sepanjang jalan mereka bernyanyi di selingi tawa, ini momen yang akan mereka ingat saat sudah lulus nanti, yang pasti nya juga momen yang akan membuat mereka sedih jika ini sudah di jadikan kenangan.
Banyak hal yang sudah mereka lalui bersama, momen apapun, di kondisi apapun, mereka tetap bersama.
ini adalah impian Andrea, bisa datang ke pameran masak untuk menambah skill masakan nya.
Tak membutuhkan waktu yang lama, mereka turun dari mobil, melangkah masuk ke wilayah pameran masak yang kini sudah penuh di datangi orang orang, ada makanan manis maupun asin, tapi andrea lebih memilih untuk melihat cara masak makanan manis, dan sepertinya Andrea menemukan satu makanan yang akan menjadi menu baru di toko kue kecil milik nya.
"Eh iya, gue sama yang lain mau beli minum dulu re, lo mau nitip ga?" Ucap Eruna.
Andrea tersenyum tipis sembari mengangguk. "samain aja sama kalian. " Jawab nya.
Sekarang Andrea sibuk dengan dunia nya, memperhatikan dengan seksama cara membuat Choco Peanut Putter Balls. Yang akan Andrea kreasi sendiri nanti dirumah, dan pasti nya akan Andrea buat setelah dari acara ini.
Ditengah keseriusan ini tak sengaja Andrea mendengar suara riuh dari belakang, karna penasaran dengan apa yang terjadi, Andrea menoleh melihat seorang wanita mengamuk tanpa alasan, ia bahkan melempar batu ke arah salah satu tukang parkir yang mencoba menenangkan wanita itu.
Entah mengapa, langkah itu membawa Andrea mendekat mengarah ke arah wanita itu, Karna takut nya lebih parah dari ini, lantas ia memegang erat tangan wanita itu kemudian menatap nya.
"Mba dia gila! Jangan deket deket!!"
"Iya mbaa!! Nanti kamu kena imbas nya!"
"Orang gila stres!"
"Kenapa bisa lepas sih!? "
"Ga waras, yang begini kurung, nyusahin aja."
Andrea sengaja menempatkan wanita itu di belakang punggung nya. "bisa stop?"
"Kalian punya hati ga sih?"
"Dia orang gila!"
"Saya gapeduli, dia tetep manusia, dia tetep perlu dihormatin.
"kalo anda disekolahin, ga mungkin hati anda gada rasa kemanusiaan."
Seketika semua senyap saat mendengar ucapan Andrea yang pelan tapi menusuk, semua langsung mengarah ke arah tukang parkir itu, Andrea memberi beberapa uang kepada laki-laki itu.
"Obatin, saya tau dia ga sengaja, tolong lebih menghargai orang yang punya kekurangan, anda juga punya kekurangan kan?" Tutur Andrea seraya membawa wanita itu pergi dari keramaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andrea.
Teen Fiction•| jika kita sudah berani mencintai seseorang, berarti kita juga sudah harus berani merelakan seseorang. Bukan hal yang mudah untuk keluar dari kehidupan masa lalu, kisah, waktu, momen, mungkin terlihat sangat indah untuk seseorang yang mempunyai m...