n : "..." in italic means talking on the radio or phone
. . . . .
Mata keemasan itu perlahan menyesuaikan bias cahaya yg masuk ke indera penglihatannya, melirik jam nakas yg menunjukkan pukul setengah 7 pagi. Sepasang lengan kekar tak henti-henti memeluknya erat sedari malam. Jemarinya mengelus sayang wajah tidur pria-nya saat ini, merasakan bulu-bulu tipis di rahang sang empu gemas.
"Rion ayo bangun" panggilnya lembut namun pria surai ungu itu tak bergeming, masih nyaman dalam alam bawah sadarnya.
Kecupan singkat ia beri di bibir, wajahnya merona malu sendiri takut-takut yg lebih tua terbangun memergoki dirinya, namun terlampau gemas ia kembali mengecup bibir itu cukup lama. Rasa gembira meluap-luap saat ini dalam hatinya, mengingat bagaimana seminggu lalu pria ini menyatakan perasaan yg sama-sama ia rasakan.
Sejak saat itu Rion akan menyusup diam-diam saat tengah malam ke kamarnya dengan beralasan ia tak bisa tidur tanpa pelukan. Beberapa peluk dan kecup semakin sering ia lakukan untuknya, perasaan yg tak terbendung itu membuat dirinya ingin berteriak pada semua orang bahwa ia adalah yg paling bahagia di dunia ini.
Tubuhnya tersentak kaget saat benda tak bertulang perlahan menyapu bibirnya, tengkuknya ditahan cukup kuat membuat surai ungu itu semakin leluasa memangut dirinya. Cukup lama sebelum akhirnya sebuah kecupan manis diberikan sebagai penutup.
"Pagi cantik"
Caine mengedarkan pandangnya jauh dari tatapan Rion, pipinya bersemu malu sebelum akhirnya seutas senyum terukir di wajahnya.
"Pagi Rion, ada agenda apa hari ini?"
"Kita crafting senjata hari ini, soalnya nanti malam kita ada transaksi bareng sama anak-anaknya Kevin"
Caine mengangguk mengerti, ia justru kembali menyamankan diri di dekapan Rion. Ia terlalu malas beranjak dari kasur dan pelukan Rion tentunya, melihat kesayangannya itu kembali merengkuh dirinya mencium kening dan pucuk kepalanya lembut.
"Apa kita cuddle seharian aja ya? Biarin anak-anak yg crafting" ucap Rion yg mendapat cubitan kecil di pinggangnya dari Caine
"Heh! Gak boleh gitu"
Rion terkekeh dan kembali menciumi seluruh wajah Caine gemas, mempererat pelukannya membuat tubuh mereka semakin rapat. Caine sendiri hanya diam menikmati segala hal manis yg di lakukan Rion. Hingga tak lama suara ketukan pintu terdengar.
"Papi bangun! Sarapannya udah siap"
Terdengar suara teriakan seperti anak kecil di luar dan yg mempunyai suara menggemaskan itu hanyalah Mia, putri kecil kesayangan Rion. Rion bangkit menuju pintu dan sedangkan Caine menutupi tubuhnya dengan selimut.
Pria surai ungu terong itu sedikit membuka pintunya dan langsung keluar hanya mengenakan celana panjang tanpa atasan. Mia sendiri menatapnya bingung karena Rion terkesan sedikit buru-buru menutup pintu, tapi bibirnya tak berucap apapun mengenai itu kepada Rion.
"Iya dek, nanti papi nyusul ya kebawah" ucap Rion
"Okiee, oh ya Mami kok gak ada di kamar ya Pih?" Tanya Mia, karena sebelumnya gadis itu sudah mengetuk kamar Caine tapi tak mendapatkan sahutan apapun dari sana.
Rion menunjukkan wajah berfikirnya cukup lama sebelum akhirnya menjawab "Jalan-jalan mungkin di pantai" jawabnya asal. Mia mengangguk mengerti namun kedua mata bulatnya sedikit menyipit menatap Rion. Rion sendiri ditatap seperti itu bergerak gelisah.
"Papi tumben gak pake baju?" tanya Mia lagi
"Haha iya, panas banget cuacanya belakangan ini" jawab Rion seadanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Secret ✔️
Fanfiction- rioncaine au - Kisah ini sederhana, hanya keseharian kecil dari sebuah keluarga yg 'dibuat' oleh seorang pria bernama Rion Kenzo. Namun di balik keseharian yg biasa ini, anak-anaknya justru sering berbisik membicarakan sang kepala keluarga yg bisa...