14. souta's ; thia

2.4K 267 10
                                    

n : "..." in italic means talking on the radio or
phone

n²: chap ini full ginsou


. . . . .


"Sou"

"Souta" panggil Gin sekali lagi, namun surai biru langit itu masih asik bermain gadget miliknya. Dirinya dengan sengaja menulikan indera pendengaran miliknya, sepenuhnya mengabaikan yg lebih tua.

"Lu ngambek kenapa lagi sih Sou sama gua?" Tanya Gin setelah merebut benda yg selalu saja mengalihkan perhatian Souta padanya

"Mana ada Souta ngambek, sini balikin Souta mau main game" ucap Souta dengan nada yg terdengar biasa saja. Gin akhirnya pasrah kembali memberikan milik Souta, ia mengenal Souta cukup baik jadi ia tahu betul dimana lelaki baru dewasa itu marah atau tidak padanya.

Tak lama Echi ikut duduk di samping mereka, gadis itu yg biasanya riuh ricuh hanya diam saja sambil bermain ponselnya. Gin lagi-lagi merasa bingung dan tak mengerti bagaimana kedua orang yg punya mulut paling ceriwis berakhir menjadi diam sekali sekarang.

"Lu kenapa Chi?" Tanya Gin yg hanya di jawab gelengan kecil. Caine yg sedari tadi memperhatikan mereka dari arah dapur tertawa kecil melihat Gin yg kelimpungan sendiri.

Mereka semua terjebak dalam diam cukup lama, hanya terdengar suara game dari gadget milik Souta dan beberapa dari Caine yg ternyata sedang memasak di dapur. Tak lama Rion datang sambil memanggil anak-anaknya berkumpul di ruang tengah, mereka semua menatap terkejut ke arah Rion atau mungkin lebih tepatnya ke arah gadis berambut ungu yg bersama Rion.

"Kak Thia?!" Seru Mia girang. Gadis bernama Thia itu senyum manis dan melambaikan tangannya. Thia salah seorang keluarga mereka yg pergi ke luar negeri karena suatu urusan. Sudah lama sekali sejak terakhir kali mereka semua bertemu.

"Thia?! Anjir itu beneran lu?" Tanya Gin tak percaya, dirinya merengkuh sobat baiknya itu erat

"Kangen banget sama kalian semua" ucap Thia yg membalas pelukan Gin tak kalah erat, setelahnya mereka semua ikut bergabung dalam suatu pelukan besar bersama kecuali Souta. Surai biru langit itu menatapnya gugup membuat Thia tertawa melihatnya.

"Lu kenapa Sou? Peluk gw sini, gak kangen ya lu sama gw" ucap Thia sembari melebarkan tangannya, menyabut hangat tubuh Souta yg perlahan memeluk dirinya. Terlampau gemas ia menenggelamkan wajah kecil itu di dadanya, membuat sang empu hampir saja pingsan karena kesulitan bernafas.

"Lu kok gak gede-gede sih Sou" Celetuk Thia yg mendapat decakan kesal dari Souta.

"Lu jadi pendiem ya sekarang? dari tadi diem aja njir" celetuk Thia sekali lagi asal

"Lah gw dari dulu juga pendiem" jawab Souta mendapat pukulan main-main dari Thia. Rion yg sedari tadi diam memperhatikan mereka hanya geleng-geleng kepala saja, setelahnya ia memberi tahu fakta pahit jika Thia tak akan lama di kota. Hanya 3 sampai 4 hari saja, ia memiliki banyak pekerjaan yg tidak bisa di tinggal begitu lama.

Tentu semuanya bersedih mendengar itu, namun gadis itu dengan pandai membalik situasi. Mereka kembali bersemangat hanya untuk menghabiskan banyak waktu menemani dirinya. Bahkan para gadis sudah menyusun berbagai macam hal yang akan mereka lakukan selama 4 hari penuh sampai Thia pulang.

"Yaudah kan Thia baru nyampe nih, kita jalan-jalannya yg deket aja dulu. Kita ngehabisin waktu di pantai gimana sambil liat sunset" saran Funin yg di angguk setuju oleh yg lain. Mereka semua berbondong-bondong ke arah tangga belakang rumah yg menuju langsung ke arah pantai.

Little Secret ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang